Bab 2

648 94 16
                                    

Badai itu masih berlanjut, bahkan sekarang semakin parah. Pusaran angin tornado masih berputar-putar mengelilingi kota Rennes. Untuk sesaat terdengar suara ledakan, sesaat kemudian suara gemuruh air terdengar, lalu di lanjutkan dengan bumi yang bergetar.

"Suamiku, jangan-jangan...?" seru Nana.

"Gunug meletus, tapi?" seru Rio.

"Ayah, ibu... Apa yang terjadi?" seru Nathan.

Rio menggelengkan kepalanya, setelah beberapa jam lamanya badai itu berhenti. Rio melihat kondisi diluar, saat melihat kondisi yang sudah porak poranda Rio hanya bisa menghela napas. Kemudian Nana dan Nathan keluar dari ruang bawah tanah. Rumah mereka tidak rusak, tapi di sekitar mereka banyak puing-puing berserakan di mana-mana.

Nathan tiba-tiba ingat dengan nenek Amber. "Ayah, ibu... Nenek Amber?"

"Astaga, ayo kita lihat kerumahnya." seru Rio.

Nana, Rio, dan Nathan pergi kerumah nenek Amber. Amber adalah janda tua yang di tinggal mati oleh suaminya. Nathan teringat nenek Amber karena melihat puing seperti milik rumah nenek Amber. Saat sampai disana Nana langsung memanggil nenek Amber. "Nenek, Nenek Amber..."

Rio langsung membongkar puing-puing itu. Nana dan Nathan juga ikut membongkar puing-puing rumah itu. Nathan berteriak. "Nenek..."

Nathan langsung berlari kebawah tempat tidur nenek Amber dan melihat nenek Amber ada di bawah tempat tidur. Rio langsung mengangkat tempat tidur itu, dan Nana membantu nenek Amber berdiri. "Nenek, nenek ayo..."

Nenek Amber menangis, ia berpikir tidak akan ada orang yang menolongnya. "Terimakasih, Nana, Rio, Nathan... Aku pikir aku sudah mati..."

"Nenek masih hidup, nenek baik-baik saja kan? Nenek kerumah Nathan yuk..." seru Nathan.

Nenek Amber mengangguk, nenek Amber di papah oleh oleh Rio. Mereka berjalan menuju kerumah Milik Rio dan Nana. Sesampainya dirumah Nana membuatkan sup dan teh hangat untuk Nenek Amber.

"Nyonya, makan sup dan minum teh hangat ini dulu ya... Mulai dari sekarang, Nyonya tinggal disini saja bersama kami. Sementara rumah anda di perbaiki," seru Nana.

"Benar nyonya, masih ada kamar kosong, anda boleh tidur disana." Sambung Rio.

"Iya, lagi pula kan Nenek sudah Nathan anggap seperti nenek Nathan sendiri. Nanti nathan bisa tidur sama nenek." seru Nathan.

"Baiklah, terimakasih... Kalian selalu baik kepadaku." sahut nenek Amber.

Nathan tersenyum manis, lalu Nathan berbicara. "Ah, ayah ibu... Tadi tuan muda Kevin memintaku datang kerumahnya besok pagi, tapi..."

"Kenapa? Apakah kamu berbuat salah nak?" tanya Ayah Nathan.

"Aku tidak tau ayah, tapi kalau aku tidak datang dia akan marah padaku. Oh iya, uang yang tadi itu... Dia memberikannya untukku bu." ujar Nathan.

"Ya sudah ibu akan menyimpannya untukmu." seru Nana.

Ayah Nathan tersenyum, lalu berbicara. "Tapi kamu harus hati-hati ya, di luar sana cuaca sedang tidak bagus. Masih banyak pohon tumbang dan banyak puing-puing. Nanti ayah akan menelpon bibimu untuk menjemputmu ya,"

Nathan mengangguk, lalu Nathan pergi kebelakang untuk mandi. Nathan selesai mandi dan berpakaian lengkap, hari sudah malam, suasana saat ini sedang gelap gulita karena listrik padam. Suasana kota Rennes di malam haru sebenarnya sangat indah, banyak lampu-lampu yang menyala seperti bintang bertaburan di langit malam. Tapi malam ini, Rennes sedang dilanda musibah, badai begitu dahsyat menerjang kota Rennes.

Nana menyiapkan makan malam untuk mereka semua. Mereka berempat, nenek Amber, Nathan, Nana, dan Rio makan bersama. Setelah selesai makan, mereka pergi kekamar masing-masing. Tapi Nathan tidak kekamarnya, ia pergi kekamar nenek Amber dan tidur bersama nenek Amber.

BL- MAGIC STONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang