Bab 8

438 58 17
                                    

Sesampainya di rumah Kevin, Kevin menyuruh Nathan istirahat sebentar di kamar. "Sayang, kamu istirahat sebentar di kamar ya? Aku ambilkan minum dulu."

Nathan mengangguk, sejak kejadian itu dan pulang dari sekolah Nathan diam saja tidak banyak bicara. Dirga berbicara kepada Nathan. "Apakah kau baik-baik saja? Nathan, katakan sesuatu."

Nathan hanya mengulas senyuman, ia tidak mau banyak bicara. Maya sedikit khawatir, lalu berbicara. "Boleh aku memeriksamu? Aku takut ada luka dalam."

"Aku baik-baik saja, kalian tidak perlu mencemaskan aku." sahut Nathan sambil tersenyum.

Vino merasa seperti ada yang tidak beres dengan Nathan. "Aku tau kau bohong, katakan saja."

Nathan hanya menggelengkan kepalanya, lalu Kevin masuk membawa minuman. Ia hanya butuh Kevin, ia tidak butuh orang lain. Saat melihat wajah Kevin, raut wajah Nathan sedikit cerah. Kevin memberikan air putih untuk Nathan. "Minum dulu, pelan-pelan. Apakah ada yang sakit? Atau ada yang terluka?"

"Terimakasih, tapi aku baik-baik saja. Aku tidak apa-apa." sahut Nathan.

Kevin mengangguk dan meletakan gelas di nakas. Kevin berbicara lagi. "Kamu istirahat dulu ya, aku ingin berbicara kepada mereka di luar agar tidak mengganggumu istirahat, oke."

Nathan mengangguk, lalu Kevin mencium kening Nathan. Kevin, Dirga, Maya, dan Vino keluar dari kamar Kevin meninggalkan Nathan untuk istirahat. Di ruang tamu, Kevin menceritakan semuanya. "Sebenarnya, Nathan adalah anak dari sahabat baik ayah dan ibuku. Kedua orang tuanya juga penyihir, tapi Ayah dan ibunya mengatakan kalau Nathan tidak memiliki sihir sedikitpun. Aku juga tidak yakin awalnya, mungkin karena dia keturunan penyihir bisa saja ada sedikit yang dia miliki."

"Aku mengerti, tapi dari tadi dia hanya diam sejak pulang dari sekolah. Apakah dia baik-baik saja?" seru Dirga.

"Aku juga khawatir ada luka dalam yang serius, mengingat kekuatan Evan sangat tinggi." sahut Maya.

"Aku juga khawatir, tapi dia mengatakan tidak. Aku percaya padanya," Sahut Kevin.

Vino hanya mengangguk, sementara itu di dalam kamar, Nathan sedang kesakitan. Ia tau jenis kekuatan itu, itu bisa saja membunuhnya dalam hitungan detik. Tapi Nathan sedang menetralisir kekuatan atau racun dari serangan Evan itu. Nathan memusatkan semua tenaganya, ia sedang berkonsentrasi untuk menyembuhkan lukanya. Nathan memiliki kemampuan menyembuhkan luka atau Regenerasi aktif.

Karena tidak sanggup menahan sakitnya, Nathan berteriak hingga terdengar keluar. "Aaaaaaarrgghhh..."

"Nathaaaan..." Kevin langsung berlari menuju kekamar.

Pintu terbuka, Kevin langsung mendekati Nathan yang sedang terduduk di lantai. "Nathaaan... Kamu kenapa sayang... Kamu..."

Nathan menyuruh Kevin berhenti, "Jangan mendekat... Tetaplah disana,"

"Ta-tapi... Sayangku, aku mohon..." seru Kevin.

Dirga melihat kilauan emas di tangan Nathan. Lalu Dirga berbicara. "Biarkan saja, tunggu sampai dia tenang. Lihat tangannya,"

Semua mata tertuju kepada tangan Nathan. Nathan menahan sakit, akibat menahan itu, seluruh benda di dalam kamar Kevin bergerak. Bangku dan benda di sekitar terangkat dan berterbangan, Kevin, Dirga, Vino, dan Maya melihat keheranan. Kevin khawatir, ia hanya bisa memandang nanar miliknya itu.

Benda benda itu berputar di sekeliling Nathan. Lalu Benda-benda itu kembali ketempat semula, tanpa berantakan sama sekali. Cahaya emas di lengan Nathan menghilang, Nathan bangun dari sana. Nathan menoleh kearah Kevin, Dirga, Vino, dan Maya. Saat melihat mata Nathan bercahaya emas, mereka semua terkejut. Nathan sadar akan apa yang terjadi, lalu Nathan pura-pura lemah dan terduduk lagi.

BL- MAGIC STONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang