Bab 11

410 54 5
                                    

Cetaaaas

Nathan berdiri dan menangkis semua serangan dari orang itu. Nathan tersenyum misterius dan mengerikan, seolah bukan Nathan, ia langsung menyerang dengan pikirannya saja. Pria berjubah hitam itu tampak kacau, pria berjubah hitam itu kesakitan dan memegangi telinganya. Di telingan seolah terdengar ribuan dentuman mengerikan, teriakan menjijikkan, dan sebagainya. Telinga orang itu berdarah, lalu mata orang itu berdarah, bahkan batuk darah. Natham terus tersenyum dan mengedipkan matanya, pria itu lumpuh mendadak. Nathan mendekat, Nathan menyentuh dahi pria itu dengan jari tekunjuknya dan...

Baaaaaaam

Tubuh pria itu hancur berkeping-keping, salah satu musuh melihat kematian pria berjubah itu. "Denis terbunuh, munduuur..."

Semua pasukan Oasis mundur dan pergi dari sana, Vino mendekati Nathan. "Nathan, kau tidak apa-apa?"

"Aku tidak apa-apa, tapi bagaimana kabar yang lain?" sahut Nathan.

"Bilang saja kabar Kevin, aku tau kau mencemaskannya kan?" ujar Vino.

Nathan meringis, lalu berbicara. "Aku lebih mencemaskannya di bandingkan mencemeskan ayah dan ibuku. Soalnya Kevin... Itu, dia..."

Vino menggoda Nathan. "Bucin kau... Ya sudah kau mau ikut ke Academy? Ikut saja kau bisa mengasah sihirmu."

"Paman, aku boleh masuk kesana tidak?" tanya Nathan kepada Dauglas.

"Boleh tuan muda, anda harus kesana untuk belahar mengendalikan semua kekuatan sihir milik anda." sahut Dauglas.

Nathan mengangguk, lalu Nathan pergi bersama Vino menuju ke Academy sihir. Sesampainya di depan gerbang, Kevin melihat Vino berjalan dengan Nathan. Kevin berlari menghampiri Nathan dan memeluk Nathan. "Sayangku, cintaku... Aku merindukanmu."

"Aku juga sama merindukanmu..." sahut Nathan.

"Tapi, bagaimana kamu bisa kemari?" tanya Kevin.

"Aku kemari bersama paman Dauglas," sahut Nathan.

"Ya sudah, kita ketemu ayah dan ibu dulu." ujar Kevin.

Nathan mengangguk senang, sudah beberapa bulan lamanya Nathan tidak bertemu ibu dan ayahnya. Nathan di bawa ke sebuah ruangan dimana ada ayah dan ibu Nathan disana. Nathan bersuara. "Ayah, ibu..."

Nana dan Rio menoleh kearah suara itu, mereka terkejut saat tau Nathan datang ke dunia sihir. Nana dan Rio memeluk Nathan. "Ayah dan ibu merindukanmu nak, tapi bagaimana bisa kamu kemari?"

"Paman Dauglas yang membawaku kemari ayah, aku yang memaksanya. Soalnya aku mengkhawatirkan kalian," sahut Nathan.

"Akan bahaya untukmu nak, karena kamu tidak memiliki sihir sedikitpun." seru Nana.

Vino yang sudah menyaksikan sendiri berbicara. "Nathan memiliki sihir, aku sudah melihatnya langsung. Saat melawan serangan dari Oasis. Bahkan Nathan membunuh Deri,"

Semua terkejut, Nathan hanya menunduk malu. Lalu Vino berbicara lagi. "Selain mengkhawatirkan om dan tante, Nathan juga mengkhawatirkan Kevin."

Kevin yang mendengar itu langsung tersenyum dan memeluk Nathan. "Benarkah? Aku senang sekali kamu mengkhawatirkan aku."

Neti dan Bobi datang saat tau Nathan ada di dunia sihir. Nidia, Foxie, Rangga, dan Vega pun hadir di ruangan itu. Nathan menoleh dan tersenyum, kemudian Vega berbicara. "Akhirnya kau sudah memutuskan untuk datang kemari, wahai anak muda?"

"Disini tempatku bukan? Ayah dan ibuku disini," sahut Nathan.

"Benar Nathan, apakah kau bersedia bergabung bersama teman-temanmu dan juga suamimu?" seru Nidia.

BL- MAGIC STONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang