berbagi

1.4K 172 6
                                    

Ketika ia membuka mata, hal pertama yang menyambutnya adalah lukisan-lukisan yang menghiasi dinding kamarnya. Ya, benar sekali. Ia terbangun di dalam kamarnya, dan setiap karya seni di sekitar ruangan adalah hasil tangannya sendiri.

Dengan susah payah, ia duduk di tepi ranjang, merasakan nyeri pada kakinya. Tatapannya tertuju pada betisnya yang masih basah, bekas yang entah bagaimana muncul tanpa disadarinya. Meskipun rasa sakit itu mengganggu, ia berusaha mengabaikannya dan melemparkan pikiran negatif jauh-jauh.

Ia membuka jendela kamarnya, membiarkan cahaya lembut malam hari memasuki ruangan. Langit malam yang tenang, dengan bulan bersinar dan bintang-bintang berkelip, menghadirkan ketenangan yang selalu ia rindukan. Keindahan malam ini sama dengan kedalaman matanya-misterius dan memikat.

Tiba-tiba, sebuah angin lembut menyapu wajahnya, membawa kesegaran yang akrab. Ia tersadar bahwa angin itu adalah temannya. Dengan penuh rasa bahagia, ia menoleh ke dalam kamar.

Angin itu kembali menyapanya, berkeliling dan mengibaskan helai-helai rambutnya dengan lembut. "Breeze...! Lama tidak bertemu!" serunya dengan ceria, menyapa angin yang ternyata adalah roh angin. Breeze, roh pertama yang menjadi sahabatnya, pertama kali mereka bertemu saat ia berusaha melarikan diri dari rumah.

"Ibu.........marah......khawatir..."

(name) merasakan bisikan lembut angin yang menyentuh telinganya, seperti sebuah rahasia yang diungkapkan hanya untuknya. Bisikan itu membuatnya terdiam lama, memikirkan sesuatu yang tidak biasa mengenai dirinya dan ibunya.

Secara perlahan, ingatan yang telah lama terkubur muncul kembali-ingatan tentang perjalanan ke ibu kota bersama orang tercintanya.

"Breeze, aku punya ide yang tidak biasa..." sebuah senyuman nakal menyebar di wajahnya. "Ayo kita wujudkan ide itu!"

Seperti biasa, ide-ide tidak biasa itu mendorongnya pada petualangan yang tak terduga, membuatnya selalu berhadapan dengan nasib dan takdir yang tak terelakkan.

Seperti biasa, ide-ide tidak biasa itu mendorongnya pada petualangan yang tak terduga, membuatnya selalu berhadapan dengan nasib dan takdir yang tak terelakkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan langkah terseok-seok, laki-laki berjubah itu terus melangkah, wajahnya tersembunyi di balik tudung jubah yang menutupinya rapat. Ia bergerak dari arah ibu kota, melintasi padatnya kota hingga memasuki hutan yang gelap dan misterius.

Mata merahnya bersinar tajam, meneliti setiap sudut hutan yang melingkupi jalannya. Aura gelap menyelimuti tubuhnya, seperti bayangan malam yang menari di sekitar. Ia mengikuti jalan setapak yang membawanya menuju sebuah goa tersembunyi, tertutup oleh tirai dedaunan tebal.

"Di mana dia?" tanya Lucas dengan nada penuh tekanan, suaranya menggema dalam ruang sempit goa.

Di dalam goa, ia berhadapan dengan sosok yang telah lama ia waspadai-seorang perempuan yang menyebar ketakutan di hatinya, seorang wanita yang ia takutkan telah mengambil sesuatu yang sangat berharga baginya. Bukan seorang pecundang, tetapi ia tidak ingin kehilangan lagi.

𝐒𝐔𝐏𝐄𝐑𝐅𝐈𝐂𝐈𝐀𝐋 𝐋𝐎𝐕𝐄 : Lucas -𝐄𝐍𝐃-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang