HAPPY READING
Maaf jika banyak typo dan jika part ini kurang nge feel.
--------
"Ini liburan keluarga apa study tour sih?"Askara menggaruk telinganya yang tak gatal, tarandra di sampingnya juga nggak kalah gagu. Natap aneh ke arah kris di depan gerbang secara serempak. Bukan karena kris yang berdiri dengan tas selempang nya di depan sana, tapi karena transportasi yang ada disana. Iya, ayah kris lagi ngobrol sama supir travel yang nantinya akan dijadikan transportasi oleh mereka.
"Au deh, gak sekalian sewa bis aja."
Askara menghembuskan nafasnya,seluruh barang dan keperluan sudah masuk semua kedalam travel. Masih menunggu beberapa orang yang jikalau urusan ngaret waktu pasti sudah tau siapa,iya benar,mentari dan yang lainnya jadi diijinkan ikut liburan kecil keluarga zayaksa ini. "Abang! Gimana? Adek masih lama tah?"
Askara mengangkat pundak tak tau,"Tadi katanya udah antri bayar pa."
Si bungsu kita ini ditugaskan Kris untuk membeli camilan dan obat-obatan yang sekiranya mereka perlukan di perjalanan, menggunakan motor milik Artha Hugo berangkat menuju supermarket terdekat seorang diri.
"Permisi mas,ini rumah Artha bukan?"
Kris menoleh,menatap bergantian dengan gadis manis berambut gerai panjang bergelombang di depannya ini. Kris mengangguk paham,ia tersenyum meyakinkan,"Kakak,temen kamu datang nih!!",serunya memanggil Artha yang ada di dalam mobil seraya tersenyum lebar. Itu Maharani,baru saja datang menepati undangan Artha untuk liburan katanya, Maharani datang dengan tas ransel hitam di pundaknya dengan outfit casual seadanya. Yah,karena memang itulah ciri khas Maharani.
Askara dan tarandra yang sedang jongkok gabut di dekat gerbang,cuma ngamatin gerak-gerik Kris dan Maharani yang sedang mengobrol, hingga Artha datang dari dalam mobil menyambut Maharani dengan senyum lebar. Askara sampai menggeleng heran,"semangat banget dah ah si kakak di liat-liat,belum pernah tuh gue ngeliat dia se semangat itu di depan cewek.",ucapan itu disahuti tarandra dengan mengangguk setuju. "Humble ya anaknya,papa aja langsung akrab nyambung gitu." Lanjutnya,askara setujui juga.
Memang, Maharani yang sekilas terlihat urakan,ternyata mampu dengan mudah akrab dengan Kris yang notabene nya sedikit terlihat kaku bagi sebagian orang. Bukan hanya kris, sebenarnya seluruh keluarga zayaksa ini memiliki tampang sangar yang aslinya mereka ramah dan juga berpribadi baik. Entahlah,seluruh gen zayaksa menurun dari Kris,hanya Artha dan tarandra yang sedikit ada perpaduan sang ibunda dalam parasnya.
Kembali pada Artha,ia mengajak Maharani untuk langsung masuk saja kedalam mobil,mendudukkan Maharani di kursi bagian depan,"Buset,sampe nyewa bis gini tajir amat sih keluarga lu."
Artha menggaruk tengkuknya,"demi kenyamanan bersama kata ayah."
Maharani mengangguk paham,"oiya,gue sendiri nih disini? Gapapa emang gue di depan?"
Artha mengangguk,"Nanti ada temennya Hugo,cewek. Biar cewek duduk jadi satu kata Mamas."
"Ohh gitu.",dan Maharani hanya bergumam paham.
Artha memandang lucu pada setiap detail tampilan Maharani saat ini,kaos merah kebesaran dengan lengan digulung,rambut digerai asal dengan celana jeans hitam dengan sobekan di lutut kirinya. Jaket hitam milknya gadis itu sampirkan di kursi penumpang selagi belum ditempati oleh mentari nantinya. "Ngapain masih disini? Lo mau berdiri disini sampe nanti nyampe gunung?",Maharani melirik Artha aneh.
Artha menggeleng cepat,"gak, gapapa. Gue tinggal ke ayah dulu deh."
"KAKAK!! TOLONG BANTU HUGO!"
Baru saja Artha keluar dari dalam mobil,Hugo yang berada di depan pagar meneriakinya untuk dimintai bantuan mengangkat koper yang lumayan besar. "Kan udah dibilangin jangan bawa yang besar,kita cuma 3 hari. Ngeyel banget sih?",ngomel lah si kakak. Yang cuma dibales cengiran oleh si adek,"kakak,ini tuh prepare. Jaga-jaga kalau mentari kekurangan jaket karena dia tuh nggak tahan dingin,kasian. Ih ngomel Mulu si kakak mah,nggak niat bantuin."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐚𝐬𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐀𝐛𝐚𝐡
Teen FictionTentang lika liku kehidupan ayah duda dan ke-empat kurcaci laki-lakinya.