5. Toko buku dan teman sekolah

67 14 2
                                    

HAPPY READING

Makasih ya buat kalian yang mau mampir ke cerita ini, buat kalian yang aktif bgt vote & komen sebagai bentuk dukungan untuk aku di cerita yg nggak seberapa ini, ILVYUUUU SOOMACCHHHHHH❤ ≧﹏≦

-------------------


Si tengah zayaksa menuruni sepeda motornya, merapikan jaket yang membaluti kaos seragam sekolah didalamnya. Artha memutuskan untuk pergi ke gramedia sepulang sekolah, tingkat kemagerannya membuat ia harus berfikir dua kali jika harus bolak-balik pulang kerumah hanya untuk mengganti pakaian. Artha letakkan helm hitam di jok motor, dan mulai melangkah masuk ke dalam gedung dimana surga kesenangan artha berada di dalamnya.

Bau khas buku-buku seolah sudah akrab dengan Artha, tanpa memikirkan apa yang ingin dicari, lelaki putih itu langsung pergi menuju rak dimana buku yang ia inginkan berada, seolah sudah hafal betul tata letak setiap sudut di gramedia ini. Mata tajam artha menelusuri tiap-tiap rak untuk menemukan buku yang dimaksud, "nah, itu disana." gumamnya yakin. Artha melangkah dan langsung mengambil buku yang ia maksud.

"Sorry, tapi itu saya dulu yang ambil?"

Artha menoleh saat sebuah suara menginterupsi, mendapati gadis yang lebih pendek darinya tengah berdiri menatapnya tajam dari balik tudung hodienya. Kalau diliat-liat, sepertinya gadis ini masih SMA, sama sepertinya, terlihat dari rok yang gadis itu kenakan.

Artha memandang bukunya, lalu ke gadis itu, "Ini tadi di rak, gue yang ambil."

"Gue udah daritadi mau ambil buku itu, kenapa malah lo serobot?", gadis itu memandang jengah pada artha.

Artha mengendik, "siapa cepet dia dapet." Artha hendak berlalu dari hadapan gadis itu, tapi berbalik lagi, "sorry ya, bukunya gue ambil. Lain kali, lebih tinggi lagi."

Si gadis melotot, melempar buku komik di keranjangnya kearah Artha hingga mengenai kepala lelaki itu. Artha terkejut, ia meringis sakit saat ujung buku tersebut mengenai kepalanya. "Apa?! Ambil aja tuh buku! Nggak usah ngatain gue pendek!"

"Mentang-mentang orang berduit bisa se enaknya." gumamnya.

Si gadis melengos, melangkah pergi seraya menarik semakin dalam hodie yang ia kenakan. Artha terdiam, ia bergumam bingung akan dimana kesalahan nya,"gue nggak ngatain pendek?"

---------------


Keluarnya artha dari toko buku, awan mendung sudah memenuhi langit-langit secara perlahan. Artha mendongakkan kepala, "keburu nggak ya beli titipan mas tara." Takut nanti di jalan tiba-tiba hujan turun dengan deras, artha tidak membawa jas hujan, jas hujannya kemarin di sobekin sama hugo waktu bawa motor buat nonton tarik tambang di komplek sebelah. Katanya sih, kecantol di parkiran, artha sih iya-iya aja. Artha sedikit berlari menuju motornya, tapi entah kenapa, saat ia melihat figur seseorang yang duduk di bangku panjang dekat trotoar, membuat artha menghentikan gerakannya memasang helm.

"Hei."

Artha juga ikut terkejut saat seseorang yang ia sapa tadi berjengit keras, seperti terkejut sekali, padahal artha hanya menyapa.

"Gausah sokap."

Artha mengernyit,"lo.. yang tadi itukan?", gadis berhodie itu menatap artha malas.

"Bukan! Gue bilang gausah sokap." cercanya.

Setelah itu hening. Si gadis dengan kemalasan nya membuka suara dan artha yang juga bingung kenapa tiba-tiba menghampiri gadis ini. "Gue minta maaf." ujar artha tiba-tiba.

𝐏𝐚𝐬𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐀𝐛𝐚𝐡 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang