HAPPY READING
Masih ada yang nungguin gak?
-------------
"Capek?"
Gadis bercepak asal itu menggeleng,"nggak." ia basuh sedikit keringat di keningnya,meski terlihat penat,tapi binar bahagia terpampang jelas dari raut wajahnya,"Daging ayam udah,jagung udah,iga udah,ikan juga udah, sayur-sayuran lengkap. Nah,apalagi nih tha?".
Sejenak Artha terdiam,seperti menimang sesuatu. Sepertinya dari apa yang sudah Maharani sebutkan tadi sudah cukup untuk kebutuhan nanti malam. Iya,pagi ini Maharani dan Artha diutus Baginda Kris untuk turun dari puncak agar berbelanja di pasar yang jarak tempuhnya 20 menit dengan ojek motor. Sebenarnya yang diutus Artha dan askara,tapi karena Maharani terlampau semangat ia malah mengajukan diri,toh bang askara juga belum bangun,begitu katanya.
Nanti malam zayaksa bersaudara rencana nya akan melakukan kegiatan barbeque,biasalah,kegiatan di tempat yg dingin-dingin kurang pas jika tanpa bakar-bakar. Tadi malam mereka memutuskan untuk istirahat dan bersantai saja karena lelah dari perjalanan. Kegiatan liburan,akan dimulai hari ini,Yeay! Sesuai request an si bungsu tercintjah,siang ini setelah sarapan mereka akan pergi ke kebun ketela dan curug Selok yang ada di sekitar puncak.
"Kayanya udah cukup ran,ayo pulang. Udah nggak ada titipan juga.",jawab Artha.
"Eh ntar dulu!"
Artha tatap Maharani bingung,"apa? Lo butuh sesuatu?"
Maharani menyengir,"beli jajan dulu lah tha,agak laper nih gue rasa-rasa setelah kelilingin pasar seluas samudera India ini."
"Mau apa?"
"ummm..tadi gue liat ada kaya yang jual eskrim pake roti gitu,pengen tha gue tha."
"Hawa disini dingin loh ran?",heran Artha tuh.
"Ck,pengen es! Beliin."
Artha cuma yang iya-iya aja,lanjut jalan dan menghampiri bapak-bapak yang jual eskrim pake roti gitu. Artha beli satu,buat Maharani aja dengan ukuran lumayan besar seharga 7 ribu,dia enggak,takut pilek soalnya disini udah dingin. Ya meski gerah karena kan ini pasar,desek-desekan sama orang banyak.
"Udah? Ada lagi yang mau dibeli?",tanya Artha memastikan,mumpung mereka belum naik ojek.
Maharani menggeleng dalam diam,sibuk menikmati eskrim roti ditangannya. Artha mengulum senyum,tangannya bergerak membenarkan rambut Maharani yang jatuh keatas eskrim, Maharani menyengir sebagai ucapan terimakasih.
"Kayak bocah."
"Diem. Ngomong kek bocah lagi gue gampar pake dada ayam.",Artha tertawa kecil seraya menggelengkan kepalanya,galaknya keluar.
Mereka memutuskan untuk berhenti di pertengahan jalan,ngebuat Artha kaget karena ojek yang ditumpanginya jadi ikut berhenti. "Kenapa ran? Ada masalah? Ada masalah pak?"
"Nggak,nggak papa. Berhenti sini aja yuk,keatasnya jalan. Sejuk gini."
Perjalanan memang sudah hampir sampai,kalau naik motor ya perkiraan 5 menit lagi lah. Artha akhirnya nurutin kemauan Maharani,setelah membayar kang ojek mereka memutuskan untuk naik berjalan kaki. Masing-masing belanjaan dibagi dua di tangan mereka. Keduanya berjalan beriringan.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐚𝐬𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐀𝐛𝐚𝐡
Ficção AdolescenteTentang lika liku kehidupan ayah duda dan ke-empat kurcaci laki-lakinya.