Happy readingg
Maaf ya lama update, lagi fokus nyembuhin diri.
--------------------
Sudah dari shubuh, para bapak-bapak, ibu-ibu, pemuda pemudi disibukkan dengan persiapan pesta hari jadi komplek mereka yang akhirnya sampai juga di hari ini. Terutama di pagi hari, kegiatan pertama para warga adalah bersih daerah yang dilakukan dengan kegiatan potong tumpeng dan mengaji bersama, dimulai pukul 6 pagi. Setelah itu kegiatan dilanjut untuk senam bersama, lomba-lomba, dan puncaknya adalah nanti malam dimana konser di lapangan akan diadakan.
"ADEKKKK, MAS TARA MAU MINTA TOLONG, KAMU NYA KEBAWAH DONG DEK."
Hugo yang berada di dalam kamarnya bergegas menghampiri masnya yang berada di ruang tamu, "kenapa,mas?", Hugo mengernyit menatap masnya tarandra yang sedang sibuk mengatur susunan roti di dalam dus.
"Udah mandi belum kamu?"
Hugo mengangguk, "udah." Tarandra menutup lipatan dus terakhir, "Bantuin mas nganter ini ke lapangan yuk."
"Buat yang senam ya?", Hugo mengambil dua kardus sekaligus dalam gendongannya, "iya, aduh ih jangan banyak-banyak adek, abis ini mobil pick up panitia ada yang kesini, mas udah bilang ke bang aska tadi.",Tarandra mengambil sebagian kardus di tangan adiknya, kalau jatuh kan nggak lucu, segala mau ambil 4 kardus, kan kempes nanti rotinya kalau jatuh.
Hugo hanya menyengir lucu.
Dengan baju rumahan ala kadarnya, kedua putra zayaksa itu bergegas menuju lapangan dimana tempat kegiatan warga dimulai. Saling bersambut oleh para remaja disana yang bertugas menjadi penanggung jawab panitia. Jangan salah, askara si abang, somplak-somplak begitu tingkahnya, dia yang paling sering dibutuhin kalau ada kegiatan warga gini.
"Ngetawain apa kamu dek?", Tarandra bingung,ini adeknya nggak ada angin nggak ada apa malah senyam senyum sendiri. Bukannya jawab, si Hugo tambah terpingkal. "Bang aska itu, gak ada capeknya sih ya mas."
Tarandra ikuti arah telunjuk Hugo, mendapati askara yang tengah ikut bersenam ria disamping ibu-ibu berbadan gempal dengan para anteknya di belakang-- para remaja disana juga. Sesekali terlihat askara yang mengocehi gerakan ibu-ibu disana yang berhasil mengundang tawa. Aish, tarandra dan Hugo juga jadi ikut ketawa.
"Udah ah, abangmu emang gitu. Biarin aja udah, ayo bantu-bantu yang lain dek."
Hugo mengangguk, "Papabah sama kak artha kemana sih mas?"
"Papa di rumah pak rt, nemenin ngatur tamu katanya. Kalau artha... Tau deh,abis sholat shubuh tadi udah dipanggil si ajun."
Setelah beres meletakkan roti untuk konsumsi, tarandra dan Hugo berpencar saat dimintai bantuan orang-orang yang ada disana. Dengan senang hati membantu dan saling tolong menolong meski mereka bukan bagian dari panitia seperti askara.
-----------
"Aduh itu mah coba di ngadekin dulu atuh bar! Arahin dulu itu mah di gerbang aduh ini bintang tamunya weh udah hadir ini gimana si acara malah ngilang lak dedemit! Aduh coba maneh hub--""Permisi mas, maaf ganggu, mau tanya."
Remaja berkaos hitam dengan kalung id card biru dan topi terbalik itu menoleh kaget saat pundaknya dicolek, "eh? Iya neng?"
"Maaf mas, mau tanya, disini ada yang namanya askara?"
"Askara? Si aska gondrong anaknya abah?"
Mengangguk, "iya mas."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐚𝐬𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐀𝐛𝐚𝐡
Teen FictionTentang lika liku kehidupan ayah duda dan ke-empat kurcaci laki-lakinya.