Part 11. Frail Versus Ironclad

3.5K 523 6
                                    

Arena duel telah dipenuhi oleh para tentara dan pelayan. Mereka duduk di kursi penonton yang berjajar melingkar seperti bangunan amfiteater tua. Dulu, itu adalah tempat para tentara Devinter melatih fisik dan adu kekuatan. Sekarang, duel biasanya dilakukan di markas utama tentara. Tapi karena jauh, mereka memutuskan untuk duel di tempat tersebut.

Awalnya, Kaizel berencana mengubah arena tua itu menjadi istana bermain Rene karena letaknya yang masih berada dalam area gerbang. Namun rencana tersebut belum jadi terealisasikan.

Sekitar dua ratus orang yang berada di situ sudah tak sabar melihat pertarungan antara Erka sang kepala sipir Infernum dan Jef si Bintang Rapper yang dikabarkan sudah meninggal. Bangku eksekutif tersedia paling depan dengan keamanan dan kenyamanan terjamin. Itu adalah tempat Jelly, Del, Rene, dan Mian duduk sekarang.

"Jelly, luka di tanganmu bagaimana?" Rene memajukan kepala karena duduknya dengan Jelly dibatasi oleh Delein.

Jelsiana mengangkat telunjuknya yang diplester. "Dokter Neil bilang luka Jelly harus dirawat baik-baik atau akan meninggalkan bekas luka yang membuat kulit Jelly jadi jelek."

Rene menunduk melihat bekas pukulan Marien di lengannya yang menyembul dari baju. Dia ingin menarik kain untuk menutupinya, tapi Delein menahan.

"Mungkin dia bilang begitu karena kulitmu kusam." Del bicara jujur, karena meski punya bekas luka, kulit Renebell jauh lebih cantik daripada kulit Jelsiana.

Muka Jelly memerah karena Delein yang blak-blakan.

Rene kira Jelly hanya anak yang mudah menangis saat mereka mengobrol pertama kali. Tapi makin ke sini gadis itu makin sering menyindirnya. Rene masih mencoba menyangkal. Tapi, semua terbukti saat Jelly mengaku terluka gara-gara loncengnya. Padahal Rene yakin saat itu loncengnya tidak menggores jari Jelsiana. Rene lihat sekilas Jelly nekat melukai jarinya dengan kukunya sendiri.

"Dokter Neil juga menyuntikkan obat yang sangat sakit," katanya lagi.

"Itu karena loncengku berkarat."

"Memangnya kalau berkarat kenapa?"

"Masa begitu saja tidak tahu. Bodoh," sinis Demian. Sekarang dia sudah tidak mood lagi menunjukkan 'ramah tamah'-nya pada Jelsiana.

"Kak Mian," tegur Rene. Tapi laki-laki yang duduk di sampingnya itu hanya melipat tangan dan membuang muka.

Sejujurnya, sekarang Renebell pun tidak nyaman dengan Jelsiana. Akan tetapi dia masih bisa menahan karena, Jelly adalah anak Papa.

Sesaat Jelly menunjukkan tampang kesal sebelum kemudian menyunggingkan senyuman culas. "Bukankah harusnya Kak Demdem memikirkan hadiah untuk Erka?" Secara tidak langsung Jelsiana mengatakan bahwa Jef Casias tidak mungkin menang melawan Erka.

Del mengangkat sebelah alis. "Ku rasa kamu salah. Re-, maksudku pengawalnya Bell itu bukan orang sembarang-,"

"Tidak," sela Demian cepat, "adikmu benar. Aku memang harus memikirkan hadiah besar untuk Erka."

Karena Reyson itu tidak bisa ditebak.

Del mendecih. Dia kesal karena Demian menekankan kata 'adikmu' di kalimatnya.

Jef Casias datang dari arah berlawanan dengan Erka, menuju ke tengah lapangan.

"Wah, dia benar-benar Jef Casias yang 'itu'?"

"Tampan sih, tapi sayang sekali lawannya Sir Erka."

"Sebentar lagi dia pasti akan dipermalukan. Laki-laki malang."

"Anak muda, kalau mau jual tampang jangan di sini." Beberapa tentara menertawakannya.

"Memangnya dia punya bakat apa sampai Tuan Direktur memasukkannya tanpa seleksi?"

The Great Sentinel (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang