Part 8. Blank And Break

3.8K 465 7
                                    

"Tuan, Anda sudah menatap gambar itu lebih dari 2 jam." Rios Han sudah menghabiskan tiga ikan bakar hari ini, tapi Kaizel belum mengisi perutnya sama sekali.

"...,"

Pria bersurai hitam itu kesehariannya hanya merenung, terdiam, dan melamun. Kalau tidak begitu, dia akan menghabiskan waktu dengan melihat gambar buatan Nona kecil selama berjam-jam. Itu adalah gambar Rene saat umur 6 tahun. Yang digambarnya, Kaizel adalah manusia lidi berleher panjang.

"Kalau akhirnya rindu begitu, kenapa kemarin tidak berpamitan dengan Nona kecil dulu, sih?"

"Dia tidak akan berhenti menangisiku."

Rios mencibir. Idih, bukannya itu kamu? "Omong-omong, kenapa Anda mengajak saya? Bukan pasukan elit Anda yang lebih berguna untuk situasi seperti ini?"

Kaizel melirik asistennya dan terdiam cukup lama.

"Kalau Tuan terus melihat saya begitu, saya akan salah paham."

Kaizel menghela nafas.

Rios heran. Biasanya Kaizel akan melototinya, namun akhir-akhir ini pria dingin itu tidak menunjukkan ekspresi apapun. Tidak seperti Kaizel yang suka mengancamnya. "Tuan, Anda menyembunyikan sesuatu dari saya, ya?"

"...,"

"Yah, itu pasti rahasia Anda. Saya seharusnya tidak tan-,"

"Kamu takut mati?"

"Hmm?" Ekspresi menyebalkan Rios berganti dengan raut kebingungan. "Saya masih waras, Tuan. Tentu saja takut mati."

"...,"

"Tapi,"

Kaizel menoleh cepat. "Tapi apa?"

Rios Han tersenyum tipis. "Daripada mati, saya lebih takut meninggalkan ayah saya sendirian."

Sang Asisten lantas mengalihkan topik aneh mereka. "Kita kemah di sini sampai kapan, Tuan?" tanyanya sembari menghirup nafas. Oksigen di hutan Benua Utara sungguh menyejukkan. Tidak seperti udara mansion yang dinginnya tidak karuan.

Reyson bilang pasukan pemberontak membangun markas besar di gurun Benua Utara. Marien diam-diam mengumpulkan pengikut saat dia masih hidup. Orang-orang itu adalah mantan pasukan elit Devinter yang berkhianat pada Kaizel. Mereka akan melewati hutan ini sebagai jalan pintas menuju Mansion Devinter.

"Sampai mereka tiba." Kaizel berencana menghadang para b*jingan itu. Dia tidak akan membiarkan mereka menyentuh mansion dan membahayakan putrinya.

♦♦♦

Hari itu Jelsiana ikut sarapan bersama Renebell dan kedua kakaknya. Dia duduk tepat di samping Rene, sementara Del dan Mian berada di hadapan mereka. Seperti biasa, dua lelaki Devinter itu saling berebut memberikan jatah makanan mereka untuk Rene. Del dan Mian bahkan tidak segan memperlakukan Jelsiana seperti angin.

"Mulai hari ini, aku mau makan punyaku sendiri saja." Renebell tidak mau membuat Jelly tidak nyaman.

Delein menunduk sedih. Sikapnya jadi mirip anjing. "Baiklah. Kamu tidak mau menerima makanan tidak enak dariku."

Aduh bukan begitu! Rene serba salah. "Tidak, makanan dari Kak Del juga enak, kok. Tapi," Rene menoleh ke belakang sinis, "ada seseorang yang bilang makanku mirip babi."

"Apa? Beraninya! Siapa bedebah itu?!"

"Eny, katakan siapa orangnya."

Ya ampun aku salah bicara. "Anu, dia-orang-yang-namanya-tidak-boleh-disebutkan."

The Great Sentinel (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang