Part 16. Requiem

5.9K 660 16
                                    

"Apa Nona ingin membuat Tuan senang?"

Rene berbinar penasaran. "Eny bica buat Papa cenang?"

"Tentu saja. Saya tahu banyak cara untuk membuat Tuan Direktur senang."

"Apa apa? Eny mau tau!"

Rios membisikkan sesuatu.

"Papa akan cenang kalau Eny melakukan itu cemua?"

"Tentu saja. Nona juga bisa melakukannya pada Tuan muda."

"Kak Mian cama Kak Del?"

"Ya, semua kakak Nona. Mulai sekarang lakukan semua itu sesering mungkin. Ah, satu lagi. Jangan bilang pada siapapun kalau saya yang mengajari itu, oke?"

Rene berlutut di depan jendela lalu melantunkan doa untuk teman sekaligus seseorang yang pernah menjadi guru rahasianya itu. "Ios, terima...kasih."

Rene menyeka matanya sekali lagi dan mencengkram dada kuat-kuat. Dia sudah tidak bersin-bersin lagi, tapi entah mengapa nafasnya semakin sesak.

Jika tahu beberapa hari yang lalu adalah terakhir kali mereka bertemu, Rene akan memeluk dan mengucapkan terima kasih pada Rios sebanyak yang dia bisa.

Tapi, Rios Han pergi tanpa berpamitan dan tidak akan kembali lagi.

♦♦♦

Reyson masih berdiri di depan peti Rios Han.

Sang Kepala Keluarga yang baru saja selesai membersihkan badannya dari darah dan berganti dengan kemeja hitam ikut menyusul di samping putra tertuanya. Mereka berdua sama-sama terdiam memandang foto Rios Han yang berpose peace.

"Aku gagal mencegah kematiannya," tukas Kaizel tanpa menoleh.

"...,"

"Dia memungut barangku dan tidak sadar menginjak ranjau."

Barang itu adalah gambar buatan Renebell yang jatuh dari saku Kaizel. Gambar yang biasanya menjadi bahan ejekan Rios karena Kaizel menjadi manusia lidi paling jelek di dunia.

Sang Asisten gugur demi benda berharga milik tuannya.

"Bukan salahmu," sahut Rey hampir tanpa suara karena dia tahu Kaizel bisa mendengarnya. Dua pria yang hampir serupa itu saling berbincang tanpa melakukan kontak mata. Mereka tidak boleh membuat orang lain menyadari komunikasi diantara mereka. "Masa depan yang ku lihat memang tidak pernah berhasil ku ubah."

Termasuk kematian Renesa.

Sejak awal, tujuan Kaizel membawa Rios adalah bukan untuk ikut bertarung. Dia sengaja menjauhkan Rios dari mansion karena Rey melihat kematian asistennya di dalam mansion. Itu sebabnya Kaizel menyuruhnya sembunyi saat para pengikut Marien tiba.

Putra pertama Kaizel memang memiliki bakat langka. Terkadang, sekali dua kali Reyson bisa melihat sekelebat bayangan tentang masa depan seseorang.

Rey menyadari bakat itu sejak umur 5 tahun. Dan masa depan yang dia lihat pertama kali adalah kematian ibunya sendiri. Namun, Reyson tidak pernah mengatakan itu pada Kaizel.

Kaizel mengeraskan rahang mengingat saat semua prajurit mengikuti Reyson hormat. Namun, ada beberapa diantara mereka tidak melakukannya karena Reyson tidak melihat. Orang-orang yang tidak menghormati asistennya tidak pantas disebut sebagai prajurit Devinter.

"Ada 12 tentara yang berani di belakangmu. Potong tangan mereka," perintahnya pada Reyson.

Rey mengepalkan tangan. "Itu tidak cukup."

The Great Sentinel (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang