Malam itu sangat tenang. Angin tidak bersiul. Burung hantu enggan berkicau seperti biasa. Bulan hampir menunjukkan lingkaran sempurna.
Rene duduk memeluk lututnya di bawah jendela. Sebentar lagi waktu menunjukkan tengah malam, tapi dia sama sekali tidak ada niatan untuk berbaring dan mengistirahatkan raganya. Sebab, jika gadis itu terlelap, dia akan memimpikan kejadian aneh lagi.
Mimpi tentang dirinya yang tenggelam. Jatuh ke dasar kegelapan dan tidak bisa bernafas lagi. Mimpi itu berulang. Terus menerus. Dan kian nyata.
Rene lelah. Tapi takut bermimpi.
"Haaatcih!" Dia sudah bersin sebanyak 100 kali sejak 5 jam menempati kamar itu.
Siang tadi, para pekerja mansion heboh karena Jelsiana kembali dalam keadaan basah kuyup dan tidak sadar. Tanpa pikir panjang, mereka langsung memandu Erka untuk membawa Jelly ke kamar Kaizel dan memanggil Dokter Neil.
Del dan Mian langsung marah begitu tahu Jelly dipindahkan ke kamar yang sudah menjadi 'rumah' bagi Rene. Lewis pun berupaya agar Jelsiana tidak menempati kamar Tuan Direktur sebelum pemiliknya mengijinkan.
Namun, ketiga pria itu akhirnya mengalah saat Renebell dengan raut putus asa berteriak, "Aku tidak mau tidur di situ lagi. Kamarnya jelek!"
Kini, Rene menempati kamar tamu seperti 3 tahun lalu. Kamar yang dulu menjadi tempatnya beristirahat saat pertama kali datang ke mansion. Lagi pula kamar ini sudah didekor dengan bunga-bunga indah oleh pelayan atas perintah Jelsiana.
Kamar tamu ini lebih cantik daripada kamar Tuan Direktur! Begitulah Rene berusaha menghibur dirinya sendiri.
"Haaatcih!"
Reyson tiba-tiba melesat masuk melompati Rene. "Sudah 101 kali. Beneran kamu tidak apa-apa?" tanyanya berlutut di hadapan Rene.
"Kamu juga sudah menanyakan itu 100 kali."
Tidak seperti Rey biasanya, pria itu tiba-tiba membopong Rene ala anak kecil dan menaruhkan kepala Rene ke pundaknya. "Kamu harus tidur."
"Turunkan aku!"
"Tidak bisa. Lenganku terkunci."
Benar memang. Saat Rene mencoba melepaskan diri, tangan Rey tidak bergerak sedikitpun. Meskipun begitu, dia juga tidak menekan tubuh kecil Rene terlalu kuat.
Renebell akhirnya menyerah dan memilih bersandar. Sesungguhnya bahu Rey terasa sangat nyaman. Kehangatan pria itu sama saat Delein menggendongnya, saat Demian menepuk-nepuk punggungnya, saat Kaizel memeluknya.
Mereka benar-benar keluarga yang kompak.
"Aku...benci kamu," desis Rene serak.
"...,"
Renebell mengusap air matanya lalu memeluk leher Reyson. "Tapi bohong."
"Siapa yang mengajarimu bohong?"
"Kamu."
Reyson tertawa hambar. Sejujurnya, jantungnya hampir meledak saat Rene mengatakan bahwa dia membencinya. "Bisa kamu tahan sebentar lagi?"
Kesadaran Rene hampir mencapai batas. "Hm?"
"Kalau sudah waktunya, aku akan mendapatkan loncengnya untukmu," lirih Reyson, tapi Rene sudah terlelap.
♦♦♦
Reyson segera menuju dapur. Barangkali dia menemukan sesuatu yang dapat menyembuhkan flu. Mustahil Rene baik-baik saja meskipun dia bilang begitu.
Di tempat untuk mengolah makanan itu, Rey mendapati pasangan erotis sedang bercumbu di sana. Reniet duduk di meja tengah, mendesah kesenangan saat Murael menghisapi kulit lehernya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Great Sentinel (TAMAT)
Genç KurguSEASON II Buku ke 2 'Be My Daughter?' Luar biasanya Papa dan Kakak-kakakku! -Rene 2021- Start : 8 Mei 2021 Finish : 12 Juli 2021 Cover from Pinterest.