Part 10. Satan's Dark Smile

3.6K 524 9
                                    

Rene menggeleng dengan ujung pensil karakter Nemo menyundul dagunya. "Aku belum paham, Kak Mian."

"Tidak apa-apa, jangan dipaksa." Demian menepuk puncak kepala Renebell sayang. "Lagi pula ini materi untuk anak umur 12 tahun."

"Memangnya sesusah itu, ya?" Jelsiana menyela.

Setelah dipengaruhi Delein di tempat pelatihan, Jelsiana memutuskan untuk mengekori Demian ke kamar Kaizel dan melihat kakak laki-lakinya mengajari Rene. Jelly, Mian, dan Rene pun duduk di meja kursi mini.

"Karena Nona juga di sini, saya akan memberi Nona soal juga. Jangan khawatir, ini soal yang sangat mudah. Beda dari soal Eny." Demian menyerahkan kertas berisi satu pertanyaan dan pensil karakter hulk.

Jelsiana awalnya ragu, tapi akhirnya terpaksa menerima itu. 'Bilangan X ada di antara 265 dan 267. Jika bilangan X ditambah 70 maka hasilnya adalah...'

"Sudah 5 menit 37 detik. Nona belum dapat jawabannya?" Demian menunjuk jam tangannya.

"Ah, Jelly malah melamun, Kak Dem."

Bohong. Demian menarik kertas dan pensil dari Jelsiana sambil tersenyum. "Eny bisa mengerjakan ini saat 7 tahun dalam waktu 1 menit 3 detik. Saya tidak tahu ternyata soal ini terlalu rumit untuk Nona yang sekarang umur 9 tahun. Harusnya saya memberi Nona soal yang super mudah sekali. Maaf, ya." (Translate: Tolol)

Jelsiana meremas roknya di bawah meja. "Ah, sebenarnya hari ini Jelly tidak bisa konsentrasi karena lelah." Jelsiana menengok ke seluruh isi ruangan. "Kamar ini bagus, ya? Kalian lanjut belajar saja, Jelly mau lihat-lihat kamar ini dulu." Jelsiana berdiri dan mengamati barang satu per satu.

Sementara itu Demian kembali mengajari Rene. Tapi, perhatian gadis berambut hitam itu teralihkan begitu Jelly mengambil barang dari kotak kaca yang tergeletak di atas nakas.

"Kenapa ada lonceng usang di sini?"

"Itu milikku!" Rene spontan merebut lonceng berharganya.

"Oh maaf, soalnya barang itu terlihat lama sekali-, AUW, SAKIT!" jerit Jelly mengibaskan jarinya.

Pintu kamar Kaizel langsung terbuka dan Erka menyerbu masuk. "NONA!! Nona baik-baik saja?!"

"Sakit, sih tapi tidak apa-apa. Kak Ren hanya tidak sengaja merebut lonceng berharganya dari tangan Jelly." Jelsiana menunjukkan jari telunjuknya yang meneteskan cairan merah.

"Ini berdarah, Nona!" Erka menoleh ke belakang. "Nona Rene, kenapa Anda berbuat kasar pada Nona Jelsiana?"

"Erka, jangan salahkan Kak Renren. Jelly yang salah karena ambil barang milik Kak Ren tanpa ijin."

Erka melihat benda berkarat di tangan Rene yang gemetar. Mata laki-laki berambut merah itu langsung melotot dan segera dia rebut loncengnya. "Nona, lonceng ini berkarat! Kenapa Anda menyimpan benda berbahaya? Karena benda ini melukai Nona Jelsiana, saya akan menyitanya."

"Tapi, itu mainanku." Mata sedih Renebell bergerak mengikuti lonceng di tangan Erka.

"Nona Rene, saya tahu Anda sudah tinggal di sini lebih lama dari Nona Jelsiana, tapi seharusnya Anda tidak boleh merasa lebih berkuasa dan melukai Nona Jelsiana. Apalagi Nona Jelsiana adalah putri kan-,"

"ERKA!" Demian berdiri murka. Senyum di wajahnya telah luntur.

"Tuan muda Demian, ternyata Anda di sin-,"

"Tarik ucapanmu kembali!"

"Maaf?"

"Renebell adalah adikku. Beraninya kamu merendahkannya!"

The Great Sentinel (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang