Enjoy reading********
Meski ia ngos-ngosan Salju terus saja berlari jangan sampai membuat Gala menunggu begitu lama. Jika berjalan ia perlu waktu dua puluh menit untuk sampai ke jalan raya.
"Haduhh! kok gangnya jadi panjang banget sih!" gerutu Salju.
Berhasil, Salju keluar dari gang sempit itu. Dapat ia lihat sebuah mobil berwarna silver terparkir di pinggir jalan. Langsung saja ia menghampirinya.
Tepat saat itu Gala keluar dari kemudinya, stelan lelaki itu tampak keren dekat jaket jens dan kaos putih polos.
"Aku telat ya?" ringis Salju.
Gala kembali mengelus puncak kepala Salju sambil tersenyum.
"nggak kok, gimana? bisa berangkat?"
Salju mengangguk. Tanpa menunda banyak waktu, Gala langsung tancap gas menuju tempat yang sudah ia siapkan.
"kalo boleh tau kita kemana ya?"
"Ancol."
Tidak buruk, Salju juga sudah lama tidak main ke sana. Mungkin akan seru jika itu bersama seseorang.
Setibanya di Ancol, Salju merasa ada yang aneh. Kemana perginya orang-orang. Heran, sebab ia tak pernah menyangka jika tempat ini akan begitu sepi, tidak biasanya.
Setelah keluar dari mobil, Salju benar-benar takjub. Di saat sepi begini, ancol terlihat lebih indah dan nyaman.
"Sengaja gua sewa, biar nyaman."
Belum sempat pertanyaan Salju lontarkan, Gala lebih dulu memberitahunya.
"segampang itu?" Salju tergelak kecil, kenapa ia harus heran. Bukankah orang kaya bisa melakukan apa saja?
"Lo pasti mikir kalau jadi kaya itu gampang ya?" Gala berujar meski pandangannya menyisir luas pantai yang terbentang itu.
Salju melihat kearah dimana Gala berdiri tegak di sampingnya. Rambut gadis itu menari akibat terpaan angin pantai.
"Asal lo tau aja, gua bahkan nggak pernah berharap bakal terlahir dari keluarga kaya. Nggak semudah yang kalian bayangin."
"Memang sih, tiap orang punya pandangan tersendiri tentang hidup mereka."
Menghela pelan nafasnya, Salju tersenyum kecil.
"Gala, cita-cita kami yang hidupnya berkecukupan adalah punya banyak uang. Kadang, kami iri melihat kehidupan orang kaya yang selalu mudah. tapi, ayah aku pernah bilang 'nggak perlu punya banyak uang buat jadi kaya, sebab kaya yang sebenarnya tidak datang karna uang. melainkan keluarga kita sendiri'."
Termenung, Gala tak tau harus bicara apalagi.
"Salju. Kenapa lo beda banget sama cewek lain yang gua temuin?"
"beda gimana?"
"Cuma lo yang bicara apa adanya di hadapan gua."
"Bicara apa adanya itu lebih baik daripada bicara ada apanya, ya kan?"
"polos banget sih," Gala mengelus geram puncak kepala Salju.
"polos gimananya? bilang aja aku imut kan?"
"ya ya, lo imut."
Selanjutnya ia mencubit gemas pipi kenyal milik Salju. Hari ini Gala tertawa lepas, seperti tidak ada masalah untuk sesaat. Berkat seorang gadis bernama Salju Equeena.
"auhh... Sakit Gala!" rengeknya.
Gala menangkap Salju lalu mendekap gadis itu dari belakang. Puas kejar-kejaran di bibir pantai, Gala punya rencana asik.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEAUTY INSIDE
Teen Fiction[END] niat awal pindah sekolah hanya ingin menghindari bulyan dari para siswa akibat menyatakan perasaan secara terang-terangan dengan sang ketua osis. berkat penolakan sadis dari ketua osis dia pun mendadak viral dan tenar dalam sekejab namun,siap...