BI 13

109 14 0
                                    


Enjoy reading;)














Jika salah maka ia akan tetap salah. Tidak seharusnya memukul Sagara seperti itu, batinnya.

"Maaf."

Dengan gerakan kilat Salju berlari meninggalkan rooftop. Sedangkan Sagara, ia terdiam seribu bahasa ketika melihat penyesalan pada diri Salju setelah meninjunya tanpa henti.

Tapi, apakah ia pernah merasa menyesal seperti Salju atas segala tindakan jahatnya selama ini?dia rasa tidak pernah sama sekali dan mungkin tidak akan terjadi.

********

""mau kemana kamu?"

Langkah nya pun terhenti dengan terpaksa. Jika wanita paruh baya itu bertanya demikian maka selanjutnya akan ada omelan panjang.

"Main."

Helaan terdengar dari mulut wanita itu.

"Masih belum cukup main-main kamu Sagara? Gimana kalo kita percepat pertunangan kamu sama Bening? lagipula bisnis mama sama Ayahnya Bening berjalan sangat lancar."

Inilah yang paling memuakkan bagi Sagara. Apalagi jika bukan pembahasan tidak penting pasal pertunangannya dengan Bening.

"Berapa kali aku nolak keinginan mama? dan jawaban aku masih sama, aku nggak akan pernah tunangan sama gadis itu." keukeuh Sagara.

"Apa papa kamu ngeracunin pikiran kamu lagi ha?"

"cukup Ma! berhenti nyalahin papa. Kalian sama aja, sama-sama egois."

Baiklah, kali ini Sagara tidak ingin berdebad panjang dengan sang mama. Atau masalah yang lebih besar akan menghampiri setelah itu. Meski ia sudah sangat benci dan hanya bisa diam setiap kali di paksa oleh mamanya.

********

Sayang sekali, gantungan kunci beruang pemberian Gala jadi rusak akibat terjatuh dari atas rooftop. Helaan nafasnya terdengar lelah. Ya, Salju merasa lelah akan hidupnya saat ini, begitu banyak masalah yang mengusik. Namun, ia berusaha tetap kuat dan berusaha.

Tiba-tiba Saja ia kepikiran pada Gala. Sempat sedikit ragu, Salju memutuskan untuk menghubungi lelaki yang begitu sering muncul di mimpi maupun pikirannya.

"Ya ampun!" ia menepuk jidadnya "... kan aku nggak punya hp," ringis Salju. begitu menyadari jika hp nya sudah musnah.

Menghempas kasar tubuhnya keatas kasur, menerima kenyataan betapa malang sekali nasib yang menimpa seorang Salju.

"Huhh... gini amat sih hidup." kesahnya.

"berharap gajian, kerja aja baru dua hari."

Salju serasa di tampar oleh ekspektasi yang terlempar jauh oleh realiti.

DORRR DOORRR

Gedoran kencang dari Bulan membuat Salju kaget bukan main. hampir saja ia jatuh terguling dari ranjang.

"Kak bukain pintu! ada nomer nyasar nih!" Pekik bulan sambil terus menggedor kamar Salju.

"Gila ya! mau rusakin pintu kamar aku!!" kesalnya.

Salju membuka kasar pintu kamarnya, kemudian memukul geram kepala sang Adik.

"Auhh! sakit kampret! ini nih, ada yang nyariin lo!" Bulan menyodorkan handpone nya pada Salju.

Menciptakan ekspresi bingung pada gadis itu." Siapa? "

"Mana ketehe!"

Mengambil handpone yang disodorkan Bulan. Ragu-ragu ia mengarahkannya ke telinga.

BEAUTY INSIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang