BI 29

95 9 0
                                    

Enjoy reading;)














Buru-buru Sagara turun guna menyusul Salju. Tidak akan dia biarkan gadis itu lepas dari genggamannya.

"Huhhh,"dengus Salju." Nggak usah Sagara, lagian ini siang bolong jadi aku bisa sendirian kok. Pulang aja sana, mandi abis itu ganti baju trus bobok."

"Kencan yuk!"

"Hah? Kencan?" Jujur saja ia kaget," eng-enggak bisa soalnya siang ini aku ada jadwal."

"Mau kemana lo?"

"Nonton kontes, Bening kan nyalon lagi."

Mood Sagara berubah masam. Kesal karna Salju lebih mementingkan sahabatnya. Padahal ia sudah berharap banyak, sebab jika dirumah maka hanya akan memperumit masalah dengan mamanya dan kalau harus nongkrong di basecame telinganya tidak ingin mendengar obrolan tidak berguna.

Sadar kala melihat wajah muram Sagara Salju jadi tidak enak. Awal-awal dia sudah izin pada manajer caffe hanya untuk menyaksikan kontes dan itu demi Bening. Lalu kenapa Sagara membuatnya jadi bingung begini?

"Ntar malam kayaknya aku bisa."

Wajah murung Sagara berubah sumringah." Oke, gua jemput lo jam delapan."

"He'em"

"Udah sana balik."

"Ini mau balik, nggak usah diusir!"

Lagi-lagi Sagara hanya membuatnya tersenyum lebar. Lelaki yang awalnya dia anggap jahat dan kejam ternyata menyimpan sisi lain yang tidak semua orang mengetahuinya. Sisi yang mampu menghangatkan Salju jika berada di sisinya.

********

Sesuai janjinya pada Bening. Salju sudah datang ke sekolah, tepat sebentar lagi acara akan dimulai. Ada banyak penonton yang menyaksikan acara tahunan ini.

"BAIKLAH TANPA MEMBUANG BANYAK WAKTU LAGI, ACARA TAHUNAN KONTES KECANTIKAN NUSA PERMATA RESMI DIMULAI. PADA BABAK PERTAMA INI PARA KONTESTAN AKAN MEMPERAGAKAN BUSANA TERBAIK MEREKA DI ATAS PANGGUNG, PENILAIAN AKAN DILAKUKAN SETELAH ACARA DENGAN MEMVOTING KONTESKAN PILIHAN KALIAN"

Acara berlangsung dengan lancar dan tentunya penuh antusias. Salju tersenyum lebar sembari melambaikan tangan kearah Bening diatas panggung sana. Tiba-tiba saja tangannya malah ditarik oleh seseorang guna menjauh dari kerumunan manusia.

"Gala? Bikin syok aja!"

"Sorry deh, gua mau ajak lo ketemu seseorang. Gimana?"

"Siapa?"

"Itu lho, yang pengen gua kenalin sama lo."

"Hmmm, tapi jam empat sore nanti aku harus sampe rumah."

"Gak masalah."

Jadwal seharusnya ia pulang dan kembali bekerja malah berubah. Ingin menolak Salju tidak enak, lagipula ia penasaran siapakah orang akan dikenalkan kepadanya itu?

********

Ruangan bernuansa putih dengan dominasi bau obat-obatan. Itulah definisi awal ketika Salju memasuki kamar rawat itu, disana terdapat seorang perempuan terbaring nyaman dengan selang pembantu pernafasan di hidungnya.

"Dia siapa?" Tanya Salju.

"Kenalin dia kakak gua."

Kakak? Salju syok mendengar penuturan Gala sedikit tidak percaya jika yang terbaring pucat dihadapannya ini adalah kakaknya?

"Kamu bilang--"

Gala lantas memotong dengan cepat ucapan Salju." Sorry, gua bohong waktu itu. Sebenarnya kakak gua masih hidup meskipun dia udah koma tiga tahun lamanya. Kadang gua putus asa Sal, dia bernafas tapi nggak punya kehidupan." Raut wajah Gala menyiratkan kesedihan yang mendalam.

BEAUTY INSIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang