BI 11

121 14 0
                                    


Enjoy reading









********

Lelaki itu kehabisan tenaga meski sempat memukul wajah Sagara ia kalah telak dengan kekuatannya yang tidak ada tanding jika di bandingan dengan Sagara. Kini ia hanya pasrah, menerima setiap bogeman yang membuatnya bertambah sakit dan sakit. Bahkan rasanya ia ingin mati saja.

"Brengsek!! Lo tetap nggak mau ngaku?!!" Sagara begitu marah, ia meluapkan segala emosinya pada lelaki tak berdaya itu.

Diam-diam Bening mengeluarkan peluh basi, wajah gadis itu mendadak pucat. Bukan hanya dia tapi Salju, gadis itupun merasa ngeri ketika di lihat secara langsung betapa brutalnya seorang Sagara.

"Buat apa gua ngaku, karna bukan gua orangnya."

"SIALAN!"

Tinju demi tinju kembali ia layangkan, tidak peduli jika korbannya akan berakhir pada kematian pun jika amarah telah berhasil menguasi emosi Sagara sepenuhnya.

"firasat gue buruk nih," ujar Arga yang sedari tadi hanya menyaksikan.

"Sama," setuju Erick.

"kalo berani coba aja kalian hentiin." tantang Algantara.

Keduanya tersenyum kecut. Ikut campur sama aja seperti nyerahin diri biar ikut di bogem mentah-mentah.

"masih sayang muka bos!"

Lelaki malang itu terkapar tak berdaya,tarikan nafasnya tersengal-sengal. Merasa harus turun tangan Algantara menghampiri, ia menepuk bahu Sagara yang terlihat masih bergetar.

" mending cabut. Daripada buang-buang tenaga lo doang, gua nggak suka liat lo kayak gini" bujuknya.

"Gua belum selesai samo lo!" Tunjuknya pada lelaki itu.

Sagara menepis kasar tangan Algantara dari bahunya. Memilih pergi meninggalkan lapangan, tujuan Sagara tak lain tak bukan adalah rooftop. Basecame ternyaman selama berada di sekolah.

"udah bubar-bubar! konsernya habis!" usir Erick pada kerumunan orang.

********

Dua gelas teh es Salju habiskan hanya dalam beberapa detik saja, justru membuat Bening terpelongo lebar. Rekor kali ini sedikit di bandingkan yang kemarin.

" kamu oke kan Sal? itu beneran haus atau gimana?"

Salju meletakkan cangkir kedua itu cukup keras keatas meja. Ada rasa kesal saat mengingat betapa kejamnya Sagara waktu dilapangan tadi.

"Kok dia bisa-bisanya sih berlaku seenaknya gitu? Kan kasihan cowok itu di pukul terus?!" kesalnya.

"Sagara maksud kamu?" tanya Bening memastikan.

"trus siapa lagi kalo bukan dia."

"ya sih, tapi mau gimana? kita mah nggak bisa berbuat apa-apa?"

"justru itu Ning, karna kita diem terus makanya dia ngelunjak. Semakin semena-mena gitu"

"udahlah Sal, untuk sekarang jangan cari prahara lagi sama Sagara. Aku khawatir kamu di ganggu lagi." Bening benar-benar memohon, tatapannya terlihat begitu tulus.

"Seret dia!"

Tiba-tiba saja Salju di seret paksa oleh dua orang cewek yang sama waktu kemarin.

"Eh, mau kalian bawa kemana?!"

Belum sempat Bening menyusul, ia lebih dulu ditahan oleh dua orang cewek lainnya.

"Kita nggak ada urusan sama kamu, jadi jangan ikut campur. Bicara aja sama calon tunangan kamu itu kalo mau Salju bebas." Peringat Flores, sebelum pergi menyusul Jingga dan yang lainnya.

BEAUTY INSIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang