11

1.3K 181 12
                                    

.
.

Bulan demi bulan telah berlalu, pagi ini seperti biasa. Xie Lian sibuk dengan pekerjaan kantor nya. Ia harus segera menyelesaikannya berkas di meja nya. Dan melanjutkan aktifitas nya selanjutnya.

"Ini aku." seseorang mengetuk pintu ruang kerjanya.
"Oh, ada apa?" Xie Lian melihat kearah Yi Shi Huang
"Rumah Anggur mereka memberi mu undangan." Yu Shi Huang meletakan undangan beramplop berwarna merah di meja Xie Lian

"Undangan." Xie Lian membuka lalu membacanya
"Oh? Undangan kelahiran anak pertama Pemilik Rumah Anggur?" Xie Lian

"Ya, sepertinya peringatan ke satu bulan."
Yu Shi Huang
"Aku tidak pernah tau jika pemilik Rumah Anggur punya pasangan bahkan sudah punya anak." Xie Lian

"Ya karna selama ini, Wei wuxian lah yang mengurus segalanya." Yu Shi Huang
"Benar, baiklah siapkan kado spesial untuk mereka." Xie Lian
"Baik." Yu Shi Huang

.
.

"Karna kau aku harus selalu sibuk mengurus ini dan itu. Dasar bocah." Wei wuxian tampak menggendong bayi dan mengomeli nya

"Haha, kasihan sekali anak ku." MengYao tertawa geli.
"Dia mengomel tapi lihat wajahnya. Sangat antusis dengan anak ku." Nie Mingjue

Nie Mingjue adalah Alpha MengYao, Pemilik Nie Grup yang juga teman semasa kuliah MengYao.

"Begitulah dia, ucapan dan tindakan nya selalu berbeda." MengYao memeluk lengan Alpha nya.

"Ge, apa kau masih lemas?" Xue Yang
"Ya, agak. Tapi sudah lebih baik. Terimakasih kepada A Jue yang selalu siaga." MengYao tersenyum lembut kearah Nie Mingjue

"Itu harus, dia adalah Alpha dan ayah dari anak itu. Jika ia berani berulah aku yakin ia akan kehilangan masa depan nya." ucap Shu Se sambil melirik Wei wuxian

Lagi lagi MengYao tertawa. Wei wuxian melihat nya dengan bingung.

"Wei, dimana Hua Cheng. Apa dia tidak datang?" MengYao
"Hari ini pekerjaan nya cukup banyak, jadi kurasa mungkin tidak." Wei wuxian

Mereka pun melanjutkan obrolan mereka, sampai tidak terasa bulan telah menggantikan matahari.

"Sudah gelap, kurasa Hua Cheng sebentar lagi akan pulang." Wei wuxian meletakan cangkir teh nya
"Ge, aku akan pulang. Mingjue Ge sampai jumpa lagi." Wei wuxian

"Ya hati hati." MengYao/Nie Mingjue

.
.

Wei wuxian memasuki rumah nya. Ia mengerutkan kening saat melihat sepatu Hua Cheng namun rumah dalam keadaan gelap.

"Hua cheng, kau sudah pulang?" Wei wuxian masuk kedalam kamar mereka.

Ya, setelah resmi berkencan. Hua Cheng memutuskan untuk tinggal bersama dengan Wei wuxian.

"Mengapa kau tidak menyalakan lampu, apa kau tidur?" Wei wuxian melangkah mendekati Hua Cheng

Ia menyalakan lampu tidur. Cahaya mulai memenuhi ruangan yang sebelum nya hanya di sinari lampu lampu dari gedung tinggi juga lampu lampu jalanan.

"Hei, kau baik." Wei wuxian menyentuh kening Hua Cheng saat Hua Cheng terus saja diam

"Oh? Kau agak panas. Apa kau demam?" Wei wuxian
"Mungkin." Lihir Hua Cheng
"Sejak kapan." Wei wuxian

"Pukul 4 sore ." Hua Cheng
"Mengapa tidak menelfon ku. Apa kau sudah makan?" Wei wuxian tampak sangat khawatir.

"Aku sudah lebih baik setelah minum obat dan aku sudah makan. Tenanglah." Hua Cheng
"Bagaimana aku bisa tenang saat kau sakit dan aku tidak ada di samping mu." Wei wuxian

"Baiklah, kemari dan peluk aku. Sebagai balasan karna kau tidak ada saat aku sakit." Hua Cheng
"Tidak bisa kah kau serius?!" Wei wuxian
"Aku serius sayang, kemarilah dan peluk aku." Hua Cheng tersenyum.

Wei wuxian mendengus sebal, namun ia tetap menuruti Hua Cheng dan berbaring di sebelah nya.

Hua Cheng memeluk nya dengan lembut. Mengecup pipi dan pelipis Wei wuxian bergantian.

"Bagaimana bayi kecil bos mu?" Hua Cheng
"Sangat lucu dan manis. Baunya juga sangat enak." Wei wuxian tersenyum gemas.
"Kulit nya masih kemerahan dan masih sangat kecil." Wei wuxian terus bercerita.

Hua Cheng tersenyum melihat nya. Ia senang saat Wei wuxian banyak bicara seperti sekarang.

.
.

Jam menunjukkan pukul 2 dini hari saat Hua Cheng terbangun. Panas di tubuh nya tak juga reda. Malah cenderung bertambah.

"Tidak mungkin ini.." Hua Cheng tersentak saat Fermon nya mengur di dalam ruangan.

"Ughm.. Hua Cheng, ada apa?" Wei wuxian mengeliat bangun.

Dan rasa kantuk nya hilang saat mencium Fermon Alpha dan merasakan tatapan intens kearah nya.

"Hua Cheng.. Kau.. Rut?!" Wei wuxian

"Ahk!"

Tanpa banyak bicara Hua Cheng menindih Wei wuxian menatapnya dengan tatapan Alpha yang telah berkabut nafsu.

"Wu Xian.." Hua Cheng tampak berusaha untuk tetap sadar
"Tidak papa. Lakukan lah." Wei wuxian mengelus pipi Hua Cheng

"Aku bisa melukai mu." Hua Cheng menahan gejolak Fermon dalam dirinya yang semakin meningkat.

"Hua Cheng.. Aku Omega mu." Wei wuxian tersenyum lembut.

Mendapat lampu hijau seperti itu, membuat Hua Cheng sungguh tidak mampu menahan diriny lagi.

"Mnnh.."

Wei wuxian memjamkan matanya saat lidah Hua Cheng bermian di dalam mulut nya.

*

"Ah.. Ah.. Mnh.. Haa.. Ugh.."

Desahan Wei wuxian memenuhi ruangan saat Hua Cheng terus memanjakan dirinya di bawah sana.

Percum sudah membasahi dada dan perit Wei wuxian. Lelehan sperma Hua Cheng mu mengalir di pahanya. Entah sudah berapa kali mereka melakukan nya. Yang jelas, ini tidak akan segera berakhir.

" sshht.. Aah.. Ooh.. .. Hua Cheng.. Akuhh.. Da.. Aahh tang... Uughn!!"

Lagi lagi Wei wuxian menyemburkan spermanya. Dan beberapa beberapa setelahnya Hua Cheng juga menyemburkan spermanya dalam diri Wei wuixan

"Oohh.. Aah... Ughmm."

Tak sampai satu menit, Hua Cheng kembali menghentakan pinggulnya.

"Hua Cheng.. Mmnh.. Pe-pelan sedikit.. Aahh! Sedikit saja.. Aahhh.."

'Mengapa rasanya ia semakin besar di dalam sana...' Wei wuxian

"Aah.. Aahh!.. T-tunggu.. Aah.. Hu-aa... Cheng..!! Aah!"

Wei wuxian tampak terkejut, tubuhnya bergetar saat meraskaan Hua Cheng semakin besar dan menyentuh sesuatu di dalam dirinya.

"Wuxian.. Aku bisa merasakan nya.." Bisik Hua cheng dengan nada suara berat.

"Ini.."

"Aahhk!"

"Adalah tempat.. Untuk bayi."

"Aahh!! Ughm... Hngh!.. Nnnnm.. Ah.. Ah.. Aaahh!"

Wei wuxian mendesah keras saat Hua Cheng menghentakan pinggul nya dengan kuat. Dan begitu menekan titik terdalam dalam tubuh nya.

Lagi lagi, tubuh Wei wuxian bergetar. Merasakan sperma Hua Cheng mengalir, memenuhi perutnya.

Wei wuxian terkulai lemas, dengan lelehan sperma Hua Cheng di bawah sana.
Hua Cheng tersenyum puas.
Dan mengelus perut datar Wei wuxian.

"Sebentar lagi, akan ada seorang anak yang akan memanggil ku dengan sebutan papa." Hua Cheng

TBC !!

tap tap bintang nya yaa 💙💙


The Omega Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang