19

914 139 5
                                    

.
.

Hua Cheng memasuki rumah dengan wajah lelahnya. Ia duduk bersandar di sofa untuk beberapa saat lalu menuju kamar anaknya.

Ia mengelus lembut pipi dan kepala Hua Lin. Ia menyadari jika akhir akhir ini ia terlalu sibuk dengan perkerjaan nya.

"Apa ruang kantor mu jauh lebih hangat di bandingkan rumah mu sampai kau sangat betah ada di sana." Wei wuxian bersandar di kusen pintu melipat kedua tangan nya di dada dan menatap Hua Cheng dengan mata datar nya.

"Omong kosong apa yang kau bicarakan." Hua Cheng berjalan mendekatinya.

Wei wuxian merotasi kan kedua bola matanya dan meninggalkan Hua Cheng menuju kamar mereka.

"Maafkan aku." Hua Cheng memeluk pinggang Wei wuxian saat ia akan membuka pintu kamar

Wei wuxian diam, membuat Hua Cheng semakin mengeratkan pelukan nya.

"Aku janji, minggu ini kita akan jalan jalan oke?" Hua Cheng
"Berhenti membuat janji yang tak bisa kau tepati. Aku tidak masalah kau tidak memiliki waktu untuk ku, tetapi jika kau mengabaikan anak ku. Aku tidak akan bisa menerima itu." Wei wuxian

"Proyek itu hampir selesai. Hanya satu kali pertemuan lagi." Hua Cheng
"Aku bisa memahami mu tapi tidak dengan anak mu!" Wei wuxian menyentak tangan Hua Cheng

"Kau punya sekertaris! Lalu mengapa harus kau yang turun tangan sendiri mengurusi hal itu!" Wei wuxian

Hua Cheng menghelang nafas nya.

"Masalahnya, CEO dari perusahaan itu ingin aku yang mengurusnya sendiri." Hua Cheng
"Hoo, benarkah." Wei wuxian tersenyum meyeramkan.

"Sayang, aku tidak macam macam sungguh. Aku sudah mengatakan jika aku sudah memiliki pasangan dan anak. Tapi, dia tampak menyulitkan kontrak kerja sama." Hua Cheng
"Kau lebih memilih harta mu di bandingkan keluarga mu!" Wei wuxian

"Tidak.." Hua Cheng merasa serba salah sekarang.
"Hei hei kau mau kemana." Hua Cheng

"Tidur dengan Hua Lin, kau! Jangan coba coba menyelinap masuk!" Wei wuxian

Lagi lagi Hua cheng menghelang nafas nya.

"Tidak boleh terus seperti ini. Harus segera berakhir." Hua Cheng

.
.

Pagi harinya, Hua Lin tampak senang juga bingung saat melihat Hua Cheng ada di meja makan.

"Selamat pagi anak papa, bagaimana tidur mu?" Hua Cheng
"Nyenyak karna di peluk mama." Hua Lin meminum susu hangat yang di berikan oleh Wei wuxian

Hua Cheng tersenyum geli. Hua Lin anak yang cukup dewasa di bandingkan anak seusia nya yang lain.

Jika kebanyakan anak akan menangis saat ia tidak mendapat kan apa yang ia inginkan. Lain hal nya dengan Hua Lin. Ia hanya akan diam dan merenung.

"Pagi ini akan papa antar ke sekolah." Hua Cheng
"Tidak, papa sibuk aku ingin dengan mama saja." Hua Lin

Hua Cheng meratap dalam hati

"Papa tidak sibu-..." Ucapan Hua Cheng terhenti karna ponselnya berdering
"Papa sibuk." Hua Lin

Wei wuxian meliriknya tajam

"Papa akan mengurusnya segera." Hua Cheng mengecup kepala Hua Lin dan menjawab panggilan

"Ada apa?" Hua Cheng

('pak, nona Yun sudah datang dan terus mencari anda.') Sekertaris

"Katakan aku akan datang pukul 9 pagi." Hua Cheng memijat pangkal hidungnya.

The Omega Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang