Audrey hanya terdiam dan tidak tau apa yang harus dia lakukan. "Harus gw jawab kek gimana ni si Ruben." Hatinya Audrey berdegub kencang tidak karuan, dia mengibas-ibaskan hpnya disampingnya. Audrey lihat lagi chatnya siapa tau hanya mimpi, ternyata beneran. "Astaga, ngapain tanya beginian di chat." batinnya. Akhirnya dia gabur chat dari Ruben itu hanya diread doang oleh Audrey.
"Audrey ?"
Tanya Ruben lagi di chat, Audrey melihat dengan jelas notifnya itu muncul.
"Lu gila ya ngajak jalan gw di chat."
Audrey yang tidak sadar dan diam beberapa detik. Akhirnya dia tersadar sadar kenapa dia tiba-tiba membalas chatnya Ruben yang malah membuatnya tambah panik lagi. "Duh duh gimana ini gimana ini, tololnya gw astaga."
"Iya iya maaf."
"Udah gitu doang ??????" dalam batin Audrey yang langsung membaca chat dari Ruben. Audrey kembali berbaring dan menjatuhkan tangannya kesamping beserta hpnya di kasur. Entah kenapa Audrey memiliki perasaan kesal ketika mengetahui Ruben hanya menjawab singkat seperti itu. 'Lu kenapa sih audrey astaga, jangan jangannn. Ini gw bukan lagi jatuh cinta, hufffttt hufftttt ambil nafas.... oke santai santaii.' Pikirannya yang sudah campur aduk tidak karuan. Audrey sudah mencoba untuk tidur malam itu namun masih tetap kepikiran terus. Akhirnya Audrey mengambil susu dibawah dan meminumnya segelas lalu kemnbali ke kamar menyalakan lagu yang di pasangkan ke speaker di mejanya dan mencoba untuk mendengarkan dan menikmati lagu tersebut dengan mematikan lampu utama dan menyalakan lampu tidur terakhir mengenakan selimut, tidak ada 5 menit Audrey sudah tepar.
"Beeeppp bepppp bepppp bepppp." Suara alarm digital dikamar Audrey yang membangunkannya. Nampak wajahnya masih kusut dan mata yang setengah terbuka dengan nyawa yang belum terkumpul. Dilihatnya masih jam 5 pagi. Audrey bersiap dengan mandi dan mengenakan seragam lalu sarapan dan bersiap ke sekolah. Hari ini kebetulan juga Bibi Amanda sedang dirumah full dan menawari Audrey untuk diantar olehnya. Audrey juga merasa akhir-akhir ini waktunya dengan bibinya sangat kurang, Dia iyakan tawaran bibinya itu. Selama perjalanan bibinya itu menanyakan bagaimana hari-harinya Audrey. Audrey menceritakan semua dari awal dia sering jalan-jalan sepulang sekolah dengan Ariana, terkadang juga Carine ataupun Aurell menemaninya untuk jalan-jalan juga, kadang-kadang juga Carine main ke rumah hanya untuk mampir. Namun Audrey masih belum berani bercerita bahwa ada 1 murid cowok yang sedang mendekatinya.
Akhirnya sampai juga di sekolah. Sesampainya di sekolah kebetulan Ariana juga baru sampai. Audrey langsung disapa olehnya
"Audreyyy." Sapa Ariana dengan melambaikan tanganya yang lalu berlalu terus menggandeng tangan Audrey.
"Anaaaa." Sapa Audrey gentian ke Ariana.
"Gimana kemarin audisinya ?"
"Lancar sih, tapi itu tuh si ruben bodo hampir bikin gw grogi."
"Oooooo diliatin ya pasti trus lu salting-salting gituuu." Ledek Ariana ke Audrey sambil menyenggol2 Audrey.
"Na astaga, mau sampe kapan lu ledekin gw terus-terusan." "pake lu jodoh-jodohin pulak gw sama si bodo itu."
"Bodo-bodo gitu ntar lu suka beneran lhoo sama dia."
"Hiiiii amit amit na." Kata Audrey yang langsung meninggalkan Ariana ke kelasnya.
Sesampainya kelas, kelas masih sepi. Hari jum'at ini pelajaran santai sekali, hanya ada seni budaya lalu istirahat setelahnya olahraga. Jadi tidak ada pelajaran yang membutuhkan energy otak yang banyak, Audrey merasa bahwa dia bisa relax dikit.
Ketika Audrey memasuki kelas langsung duduk di bangkunya diikuti oleh Ariana. Audrey langsung menjatuhkan wajahnya ke tasnya dia sendiri yang ditaruh di meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Audrian / Audrey
RomanceCerita tentang perjuangan Audrian, seorang remaja laki-laki anak dari keluarga berkecukupan sederhana di suatu kota. Semua kehidupanya selalu berjalan lancar walaupun di sekolah Audrian selalu menyendiri karena posturnya yang kecil. Suatu hari benca...