Chapter 23 - Pertemuan

209 14 2
                                    


Dalam pelukan Markus, Audrey menangis sejadi-jadinya. Mereka tetap seperti itu hingga beberapa saat lalu ketika Audrey sudah sedikit tenang, Markus melepaskan pelukannya.

"Udah mendingan ?" Tanya Markus yang dibalas dengan anggukan oleh Audrey. Ariana yang melihat jawaban Audrey merasa tenang dan duduk di bangku yang ada disana. Namun tiba-tiba

"BUGGKHHHH." "Argghhhhhhhhh." Pukulan keras tertuju ke perut Markus. Pukulan itu berasal dari Audrey. Walaupun sakitnya tidak terasa begitu sakit bagi Markus, hanya sedikit linu. Namun dia sadar betul bahwa semua kekesalan yang Audrey timbun kepadanya.

Ariana tampak kaget melihat apa yang dilakukan Audrey.

"Audreyy.... lu ngapain" Sambil menutup mulutnya.

Markus sambil memegang perutnya yang sempat tersungkur juga akhirnya berdiri lagi dan melihat ke arah Audrey yang terengah-engah. Markus hanya berdiri didepannya dengan tersenyum.

"Udah puas ?" Tanya Markus. Audrey tidak bisa menjawab apapun dan tiba-tiba lemas dan pusing hingga badanya ingin jatuh ketanah karena energinya dikeluarkan semua untuk menangis. Markus langsung menangkapnya dan menuntunnya ke bangku dibantu oleh Ariana.

"Lu gapapa kan drey ?" Tanya Ariana.

"Gw gapapa."

"Lu masih kayak dulu ya, apa apa pasti gapapa." Markus mulai pembicaraan yang dianggap Audrey bercanda tapi Markus menunjukkan ekspresi lain, yaitu khawatir.

"Gw seriusan gapapa, sekarang gw lega bisa ketemu lagi sama lu. Pokoknya semua ini salah lu dan lu ga berhak nyalahin gw." Jelas Audrey sembari bersender di bangku.

"Iya iya, udah duduk dulu. Nih minum dulu." Markus mengambil botol minumnya dari tasnya.

"Itu diminum dulu drey, sumpah lu malah jadi lemes gini, gw yang khawatir tau." Ariana menunjukkan kekhawatirannya kepada Audrey.

"Udah gw bilang gw gapapa." Tolak Audrey namun dia masih lemas.

"Minum...." Suruh Markus dengan menyodorkan botolnya yang sudah dibuka. Alhasil Audrey harus menurutinya dan meminum air itu. Saat meminum air itu dia sadar botol yang dia pakai. Lalu dia melirik ke Markus.

"Ya gw tau lu mikir apa." Tebak Markus.

"Ini botol minum yang dikasih mama gw waktu ulang tahun lu ke 16 ?" Tanya Audrey yang mengingatnya.

"Iya.... gw sekarang 100% yakin kalo ini lu, cuman lu doang yang tau asal usul botol ini." Jelas Markus yang tiba-tiba kakinya diinjak oleh Audrey.

"Lu pikir gw daritadi ngarang cerita." Timpal Audrey kesal masih diragukan keasliannya.

"Hahaha seneng gw kalian akhirnya ketemu." Ariana nimbrung dengan pembicaraan mereka.

"Eh sorry ya na, lu malah jadi terlibat ke permasalahan kita." Audrey memiinta maaf ke Ariana.

"Haha gapapa sumpah, lagian gw juga temen kalian juga dari SMP, jadi gw juga tau gimana kalian get along each other." Jelas Ariana.

"Btw gw gabisa lama-lama soalnya jam 8 ada les private dirumah. Gw abis ini pulang ya, gw bisa naik bus kok." Ariana berusaha pamit karena dia buru-buru pulang.

"Sumpah lu gapapa na naik bus ?"

"Gapapa sumpah rumah gw ke halte jalan kaki gaada 3 menit, eh tapi kalo gw balik duluan yang nganter lu pulang siapa coba ?" Ariana kebingungan

Audrian / AudreyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang