Chapter 17 - Asmara

1.5K 38 39
                                    

Setelah markus menjawab chat ariana, dia langsung meneleponya. Ariana awalnya panik tidak tau harus bagaiamana. Sempat missed call sekali, dan akhirnya ariana berani menjawab telepon tersebut.

"Halo..." jawab ariana

"Halo, ini ariana kan beneran? temen gw waktu disini? " tanya markus

"Iya ini gw, lu markus beneran? " tanya ariana balik

"Betul, gw mau tanya ke lu tentang audrian." jawab markus. "Kapan kita bisa ketemuan? biar gw yang kesana naik kereta." markus menambahi kata-katanya

'waduh, buset gimana ini. gw bingung harus gimana.'

"Riana? " panggil markus dengan panggilanya ariana ketika masih di madukarto

"Eh iya... akhir bulan, akhir bulan ini gimana? sekalian buka puasa gitu?" tanya ariana dengan nada gugup.

"Boleh, ntar kasih tau aja tanggalnya, gw ntar kesana." jawab markus atas saran ariana

"Oke, eh gw mau pulang dulu, ntar gw kabarin lagi." kata ariana

"Oke, thanks na." Kata markus dengan ariana menutup teleponya.

'Duh gimana ini, gw harus bilang ke audrey gak ya... duhhhhh besok gw harus cerita gak yaa..... ah bodoamat lah, pikir ntar aja dirumah.' pikir ariana


- Dirumah ruben


Ruben sudah mandi dan terlihat ganteng dan gagah. Dia memakai deodorant, lalu mengenakan kaos berwarna putih polos dengan celana hitam, lalu jaket model kemeha berwarna hitam. setelah itu memakai sepatu sneakers hitamnya. Terakhir smart watchnya lalu disemprotkanya parfume yang berbau maskulin.

 Terakhir smart watchnya lalu disemprotkanya parfume yang berbau maskulin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam tepat menunjukkan pukul 16:00. "Masih bisa lah, gw pesen tempat dulu aja." dengan ruben mengambil hpnya dan kunci mobilnya. Dia sibuk mencari kontak dan akhirnya menelepon suatu restauran untuk reservasi tempat. Setelah itu dia masuk ke dalam mobilnya dan menghidupkanya. Berangkat ke rumahku untuk menjemputku.

Sementara aku dirumah masih terbaring, tiba-tiba ada panggilan telepon masuk. Aku awalnya tidak menghiraukanya, tertera nama ruben disana. Setelah beberapa missed call, akhirnya aku angkat juga.

"Halo audrey, akhirnya diangkat juga." kata ruben sumringah setelah aku angkat teleponya.

"Kenapa? " tanyaku singkat dan ketus.

"Galak bener sumpah, aku lagi otw kerumahmu, siap-siap ya... mau aku ajak makan malem berdua." jawab ruben dengan nada yang berubah menjadi serius.

"Aku mager." kataku singkat.

"Aku dah deket rumahmu, aku ajak kamu makan lho." katanya dengan sedikit menggodaku.

Audrian / AudreyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang