- Hari Senin
Audrey berjalan memasuki kelas setelah memarkirkan motornya. Tiba-tiba ada seseorang menyenggol bahunya. Terkejut, Audrey langsung menoleh kearahnya.
"Pagiii audreyy." Kata Ariana
"Pagii anaaa." Jawab Audrey
"Eh eh, gimana kemarin. Cieee yang abis ngedate." Kata Ariana dengan nada menggoda Audrey. Pagi-pagi Ariana sudah membahas beginian membuat wajah Audrey jadi memerah.
"Ga gimana-gimana, lagian itu juga bukan ngedate." Kata Audrey dengan nada kesal namun wajah memerah dan Audrey meninggalkan Ariana ke kelas.
"Lah ga gimana-gimana tapi wajah lu merah." Katanya dengan menyamakan ritme jalannya dengan Audrey.
Sampai kelas Audrey kelelahan sendiri berjalan cepat. Entah kenapa semakin kesini stamina cowoknya pudar seakan-akan semua tubuhnya sudah menjadi perempuan seutuhnya kecuali dibawah sana.
"Huhhh huuhhhh capek juga ngejar lu drey, lu gak capek apa jalan cepet kek gitu, mana naik tangga lagi." Kata Ariana kepada Audrey kelelahan.
'Ruben belum dateng.' Kata Audrey dalam hati sambil melihat bangku Ruben yang masih kosong. "Anaa, beli jajan dulu yuk sebelum upacara." Kata Audrey dengan menaruh tasnya di bangku.
"Ayokk, gw juga mau beli teh anget sama nasi rames, sumpah laper banget belom sarapan." Katanya dengan memegang perutnya kelaparan.
"Ayo na." Ajak Audrey dengan menarik tangan Ariana. Mereka berdua beranjak ke kanting dengan mengambil topi upacara di tas masing-masing. Mereka sampai di kantin dan mengisi perut mereka sedikit. Lalu bel berbunyi, dan mereka pun berbaris di lapangan sesuai kelas masing-masing. Audrey melihat di barisan para laki-laki, tidak ada Ruben sama sekali disana.
'Kenapa gw jadi mikirin tuh anak terus ya.' Kata Audrey dalam hati. 'Gak gak, gw fokus aja ke upacaranya.' Kata Audrey lagi dalam hati dengan menggeleng-gelengkan kepala. Lalu Audrey dikagetkan dengan senggolan kaki Ariana yang berdiri dibelakangnya Audrey.
"Lu kenapa drey geleng-geleng sendiri." Kata Ariana kebingungan. Lalu Ariana menyadari bahwa Ruben tidak datang lalu menggoda Audrey. "Oohhh nyari pangeranya ternyata." Katanya menggoda Audrey.
"Gaada, siapa yang nyari-nyari." Kata Audrey dengan menginjak kaki Ariana.
"Auuuuuu sakitt tauu drey." Kata Ariana dengan memegang-megang kakinya.
"Hei heii, itu kalian berdua, jangan berisik." Kata guru pengawas di belakang.
"Tuhkan gara-gara lu berisik." Kata Audrey berbisik ke Ariana.
"Iya iya gw diem." Jawab Ariana balik.
Upacara berjalan cukup lama hingga akhirnya selesai. Audrey dan Ariana berjalan-jalan sekitar sekolah sebentar hingga bel jam pelajaran di mulai. Lalu Audrey melihat Ruben yang sedang di hukum karena datang terlambat bersama dengan siswa lainya. Audrey yang sedang berjalan ke kelas di lantai 2 melihatnya dari atas. Audrey berhenti sejenak memerhatikanya, entah kenapa juga akhir-akhir ini Audrey jadi tertarik sekali dengan Ruben. Ariana pun ikut berhenti dan mereka berdua bersandar di pagar pembatas. Ariana menyenggol Audrey.
"Drey, lu jujur sama gw lu juga seneng kan sama ruben." Tanyanya dengan nada serius.
Audrey membalikkan badan dan melihat ke arah Ariana. "Gw juga gatau na, gw mau curhat ke lu tapi ntar pulang sekolah aja, lu gaada acara kan ?" Tanya Audrey.
"Gaada, gw seneng lu mau curhat-curhat ke gw." Lalu Ariana merubah posisinya dengan tangan kirinya memegang pinggul dan tangan kananya hormat ke Audrey. "Buat dengerin curhatan lu gw akan melakukan apapun." Audrey yang melihatnya pun tertawa terbahak-bahak diikuti oleh Ariana juga. Lalu mereka berdua berjalan ke kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Audrian / Audrey
RomanceCerita tentang perjuangan Audrian, seorang remaja laki-laki anak dari keluarga berkecukupan sederhana di suatu kota. Semua kehidupanya selalu berjalan lancar walaupun di sekolah Audrian selalu menyendiri karena posturnya yang kecil. Suatu hari benca...