Keluarga Uzumaki. Keluarga terhormat kaya raya penguasa sebuah perusahaan besar yang menyebar di berbagai Negara besar di dunia. Dan Boruto adalah salah satu keturunan dan pewaris perusahaan besar itu. Boruto terlahir sebagai putra mahkota keluarga Uzumaki penerus dan penerima tahta tertinggi di keluarga itu.
Mereka memiliki sebuah simbol keluarga berupa pusaran air. Simbol yang melambangkan sebuah kekuatan yang tak terkalahkan. Dan kini, simbol itu terukir pada sebuah liontin emas kecil yang menggantung di leher Sarada. Sarada tertegun, terpesona oleh kilauan emas yang baru saja Boruto sematkan di lehernya. Pemberian luar biasa yang pernah Boruto berikan padanya.
Sarada menatap Boruto dengan pandangan tak percaya, ia bahkna tak sanggup berkata-kata. Boruto membalas tatapannya dengan begitu teduh, yang sanggup menggetarkan hatinya. Astaga, bagaimana bisa Sarada melepaskan pria sepertinya?
"Boruto?" Ia tergagap. Entah ia harus senang atau terbebani dengan pemberian ini. Mengingat bagaimana posisi hubungannya dengan Boruto yang hanya sebagai kekasih kedua, ia merasa tak pantas menerima kalung itu. Meski ia pun bertanya-tanya apakah Sumire mendapatkan hadiah yang serupa.
"Jaga dan simpan. Kau bisa menuntut apa pun padaku hanya dengan ini."
Menuntut apa pun? Sarada tidak mengerti dengan maksud ucapan Boruto. Jika memang ia memiliki kuasa untuk menuntut, ia ingin menuntut hak kepemilikannya terhadap Boruto.
"Jika aku menginginkanmu, apa kau bisa mengabulkannya?" tanya Sarada.
"Aku memang sudah menjadi milikmu."
"Hanya milikku?"
Boruto menahan napas. Tak sanggup menjawab kalimat pendek Sarada.
"Kau tidak bisa memberikannya. Maaf, Boruto kalau begitu ambil kembali kalung ini, dan aku tidak akan mengharapkan apa pun."
"Sarada," desah Boruto menahan pergelangan tangan Sarada yang berniat melepas kalung itu dari lehernya. "Kumohon."
"Aku juga memohon padamu. Jangan menekanku dengan hal semacam ini jika kau tidak bisa memberikan hal yang lebih penting dari ini. Aku tidak menggarapkan hal mewah atau materi apa pun darimu. Aku hanya ingin kau, itu saja."
"Tapi melepaskan Sumire bukanlah hal yang mudah ku lakukan, Sarada. Aku pun tidak bisa memilih antara kau dengan dia. Aku mencintai kalian."
Sarada membuang muka. Dadanya menghentak nyeri. Rasanya sakit sekali. Kemudian rasa sesal karena terjun ke dalam hubungan ini menyebar di hatinya. Mengapa ia terbutakan oleh rasa cintanya kepada Boruto hingga ia rela menjadi kekasih kedua. Merasa ia menjadi gadis yang tidak punya harga diri dengan merampas kekasih gadis lain secara diam-diam. Jalang.
"Sarada, dengar. Untuk saat ini, ku mohon padamu. Kita jalani dulu apa yang sedang terjadi. Aku mencintaimu. Dan walau bagaimana pun, aku akan berusaha untuk tetap mencintaimu."
Sarada menatap nanar ke arah Boruto. Bibirnya kelu, saat ia hendak memprotes kalimat yang keluar dari bibir Boruto. Menjalani dulu yang sedang terjadi? Sarada bisa melakukannya,tp bagaimana dengan perasaannya? Sanggupkah ia menahan rasa sakit saat melihat Boruto bermesraan dengan Sumire? Rasa-rasanya ia sudah tak tahan lagi menekan keegoisannya yang sering muncul saat bola matanya melihat kemesraan Boruto dan Sumire.
Sarada juga tak mau terus menerus mengalah saat Boruto lebih mengutaman Sunire dibanding dirinya. Ahh entahlah, Sarada tak bisa mengukur berapa perbandingan cinta Boruto untuknya dan Sumire. Entah lebih banyak untuknya, atau untuk Sumire. Entah pula cinta itu tercurah sama rata untuk keduanya.
"Sayang, aku bisa membaca apa yang ada di pikiranmu saat ini. Aku tahu kau kesal, dan marah karena kau lebih banyak mengalah karena hanya kau yang tahu segalanya. Bisakah kau percaya padaku, Sarada."
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Love [BoruSara]
Фанфик21+ Area Dewasa Bagaimana jika kau dibingungkan oleh perasaan yang bercabang? Boruto telah jatuh cinta kepada seorang gadis yang baru pertama kali ia temui di SMA. Uchiha Sarada, makhluk Tuhan yang begitu menawan yang sanggup membuat Boruto berlutut...