Empat Belas

628 62 8
                                    

Jika mencintaimu adalah sebuah kesalahan dan dosa, maka kamulah dosa terindahku. Dan jika bertahan adalah suatu kesalahan, apakah meninggalkanmu adalah keputusan yang tepat. Karena begitu sulit untuk melepaskanmu.

"Halo sayang," sapa Boruto saat sambungan ponselnya terangkat. Ia mendengar suara tawa lirih Sarada dari seberang.

"Hai." terdengar sahutan Sarada.

"Apa kau sudah sampai?"

"Hm, mungkin sebentar lagi. Kurasa aku akan sampai lima menit lagi."

"Baiklah, bisakah kau lebih cepat lagi? Aku sudah sangat merindukanmu."

Sarada terkekeh. "Aku juga."

"Aku sudah menyiapkan banyak hadiah spesial untukmu."

"Benarkah?"

"Hm. Maka cepatlah sebelum hadiah ini di ambil orang lain."

"Siapa yang berani mengambil hadiah spesialmu dariku?"

"Entahlah. Siapa saja mungkin."

Sarada tertawa.

"Cepatlah sayang."

"Yeah."

Sambungan telepon terputus.

Boruto menatap layar ponselnya, ia tersenyum dengan benda kecil di tangannya seolah ada wajah Sarada di sana, meski kenyataannya terpampang wajah gadis bersurai keunguan tengah tersenyum begitu manis.

Anggap saja Boruto telah di butakan oleh cinta. Ia mabuk oleh jutaan rasa aneh yang bergelayut di dalam relung hatinya. Gila. Mencintai dua gadis sekaligus. Menjalani hubungan asmara dengan dua gadis selama hampir empat tahun. Ia bahkan dengan begitu sombongnya merasa dirinya adlah lelaki paling hebat karena berhasil menggaet dua gadis cantik di dalam dekapannya.

Apa yang tidak ia punya? Ketampanan? Hmph, tanpa perlu menyombong, ketampanannya sudah sangat di akui. Lalu, kekayaan? Ia bisa membelikan apa pun kedua gadisnya hanya dengan uang sakunya sehari.

Siang ini Boruto sedang menanti kedatangan kekasih keduanya. Sarada. Mereka telah sepakat untuk berkencan karena kebetulan Sumire sedang ada test untuk masuk ke dalam sebuah laboratorium resmi. Di sebuah taman di pusat kota, tempat dimana mereka berjanji untuk bertemu. Tinggal sepuluh menit dari waktu yang sudah di tentukan, Sarada bilang ia sudah hampir sampai.

Sudah ada sebuket bunga mawar dan satu boneka beruang besar yang tingginya hampir separuh dari tubuh Boruto. Ada sebuah syal merah yang Boruto lilitkan pada leher boneka itu. Ada sulaman huruf S di ujung syal yang memiliki arti inisial nama Sarada. Semua itu spesial ia siapkan untuk Sarada. Ia bahkan menyiapkan sebuah cincin yang tersimpan dalam sebuah kotak kecil yang ia sematkan di dalam buket bunga.

Tidak ada hari spesial. Memberikan hadiah yang begitu lengkap seolah sudah menjadi hal wajib bagi Boruto di setiap pertemuannya dengan kedua kekasihnya.

Ia menatap sekeliling, mencari sosok Sarada. Berharap gadis cantik itu segera muncul, berjalan ke arahnya dengan senyum khas nya.

Kesalahan Boruto, ia tidak pernah memperkirakan apa pun yang mungkin bisa menggagalkan rencananya. Ia terlalu sombong dengan kegagalan, merasa bahwa apa pun bisa ia dapatkan. Dan keinginan apa pun bisa ia raih dengan mudah seolah hanya dengan menjetikkan jarinya, ia bisa memiliki apa pun.

Another Love [BoruSara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang