Menerobos angin disore hari ditemani dengan lembutnya cahaya senja, sungguh membuat Zee benar benar merasa terhibur kali ini.
Ia tengah mengendarai motornya dengan pelan dijalanan raya yg terpantau sepi saat ini. Sangat membuatnya semakin betah hanya untuk berkeliling keliling tak tentu arah.
Setelah dari sekolah bukannya Zee langsung pulang, melainkan dia mengendarai motornya jalan jalan. Cari angin katanya.
Ia terus melajukan motornya tanpa menyadari kalau tangki bensinnya sudah sekarat. Sampai motornya tak mampu bergerak lagi.
" Yah... Yah... Dia berhenti... Ada apa kesayanganku ? Cintaku ?? Pengen jajan ??? " Gumamnya, sambil berusaha menstarter kembali motornya, tapi ia tak ingin dihidupkan.
" Aduh bensinnya abis lagi, mana pom bensin masih jauh jaraknya pula. Tau gini mending aku isi bensin aja dulu tadi. Hadeuhh... " Lirihnya pasrah, terpaksa dia harus mendorong motor kesayangannya itu.
Dia tak mungkin menelpon kakaknya meminta bantuan hanya untuk perkara ini, mau taruh dimana wajahnya ?
" Ayo Zee. Semangat. Berjuang dapatin hatinya kak Fio aja kamu sanggup, masa berjuang dorong motor sampe pom bensin nggak sanggup ? " Semangatnya pada diri sendiri, tanpa tau ada seseorang yg mendengar ucapannya sedari tadi.
Zee berhenti didekat sebuah minimarket, tentu akan ada yg melihat kegiatannya saat ini. Salah satunya adalah seorang gadis yg mendekatinya, berusaha membantu.
" Hai ! Mau kubantu ? " Tanya gadis itu, membuat Zee seketika menoleh.
" Marsha ? "
Namanya Marsha Lenathea, teman sekelas Christy. Salah satu anak famous disekolahnya.
Zee hanya sebatas mengenalnya karena tak sengaja berpapasan dengan Christy beserta temannya tempo hari.
Dan benar benar sebuah kebetulan bagi Zee yg notabenenya adalah mahluk bodoh tercuek disekolahnya untuk mampu mengenali Marsha dalam sekali pandangan.
" Nggak usah Marsha. Aku bisa sendiri kok ! " Tolak halus Zee, tak ingin menyeret seseorang kedalam masalah sepelenya ini.
" Yakin ? " Ragu Marsha karena melihat hari yg sudah menggelap, kan nggak enak ninggalin dianya kalo udah malam gini.
" Yakin. Pom bensinnya masih jauh lo. Kamu yakin bisa bantu dorong ? " Ucap Zee bertanya.
" Nggak apa. Lagian ada yg jual bensin eceran deket sini juga. " Balas Marsha yg membuat Zee berbinar seketika.
" Bensin eceran ? "
" Iya. "
" Deket sini ? "
" Iyaaa. "
" Hayuk atuh. Gas... " Ucap Zee semangat, dia tak perlu mengeluarkan tenaga dalamnya malam ini.
Marsha yg mendengarnya sontak tersenyum bahkan hampir tertawa mendengar nada khas milik seorang Zee.
Dia membantu Zee mendorong motornya sampai beberapa saat telah tiba didepan tukang jualan bensin eceran. Jaraknya dari tempat motor Zee mogok hanya sekitar 85 meter. Tak terlalu jauh lah.
Selama perjalanan tak ada satupun yg membuka obrolan, mungkin karena Zee yg agak gak pekaan dan Marsha yg masih canggung dengan kakak kelasnya ini.
" ... "
Dan semakin dibuat terdiam ketika mendapati kalau tempat yg dimaksud Marsha itu sedang tutup dengan tulisan khasnya yg terpampang dengan jelas.....
Pedagang sedang balik kekampung untuk menghadiri acara nikahan buyut yg ke 7 kali.
Sekian." Yah... Tutup. " Gumam keduanya serempak, yg tentu langsung ditertawakan oleh keduanya setelah saling menatap satu sama lain.
" Wkwkwk... Emang lagi ketiban sial aja kali ya... " Ucap Zee setelah tertawa pelan,
" Mungkin kak. " Balas Marsha.
" Gimana kalau kakak aku anter pulang aja ? Lagian ini juga udah malem, jalanan sepi pula. Nggak bakal ada angkot ataupun ojek pangkalan yg lewat jam segini. " Tawar Marsha yg merasa kalau perjuangan membantu kakak kelasnya tadi sia sia.
" Terus motorku ? " Tanya Zee, ia masih merasa sungkan akan kebaikan yg ditawarkan padanya.
" Beres itumah. Yg penting sekarang kita pulang dulu. Udah gelap juga sekarang kak. " Kata Marsha meyakinkan Zee.
" Okelah... Tapi ngerepotin nggak ? " Tanya lagi Zee,
" Nggak kak. " Jawab Marsha masih dapat mentoleransi,
" Beneran ? " Pertanyaan itu tentu membuat Marsha geregetan sendiri, kapan pulangnya coba ???
" Nggak kak. Sekali lagi kakak tanya, aku tinggal ya ! " Ancam Marsha, beneran merasa jengkel dia.
" Ehh, iya, iya. Jangan ditinggal dong ! " Kata Zee sambil menyusul Marsha kembali kedepan minimarket, karena dia memarkirkan mobilnya disana.
*****
Dan akhirnya setelah perjalanan yg panjang karena keduanya ternyata banyak memiliki topik yg sama saat berbicara, sampailah mereka didepan rumah sederhana kesayangan Zee.
" Makasih ya Marsha, lain kali aku traktir deh sebagai bentuk terima kasih ! Mau mampir dulu nggak ? " Ucap Zee yg diangguki oleh Marsha,
" Oke kak. Aku tunggu ya traktirannya, tapi aku nggak bisa mampir. Udah malem banget, ntar dicariin sama mama. Aku pulang ya kak, bye ! " Pamit Marsha, segera melajukan mobilnya karena sang mama telah menelepon anak satu satunya itu untuk cepat pulang.
" Bye ! " Teriak Zee karena melihat mobil Marsha yg semakin menjauh.
" Siapa ? "
" Akhh ! " Kaget Zee ketika menyadari kalau kakaknya telah berdiri dibelakangnya dengan tangan yg terlipat didepan dada.
" Aku kaget Lo kak ! Itu Marsha, temen sekelasnya Christy. Tadi dia bantuin Zee, soalnya motor Zee ngambek, kehabisan bensin. " Jelas Zee yg ditertawakan oleh Ara.
" Makanya dicek dulu kalau mau dipake jalan. Kan ngambek dianya. Ya udah masuk sana, kakak udah masak. " Kata Ara yg hanya diangguki, segera masuk kedalam karena Zee nya udah laper banget.
*****
Loh... Apenih ?!!
Author emang nyari perkara.
Niatnya nggak mau masukin Marsha dicerita ini. Tapi ?!!
Pikiranku justru tertuju sama dua orang ini. Ngomong ngomong, mereka cocok nggak sih ?
Daripada dibuang mending up aja lah.
TBC...
Selamat Membaca...

KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Kita...
FanfictionAzizi Asadel, seorang murid yg bisa dikatakan biasa-biasa saja di SMA Satyaguna. Harus menghadapi cobaan dimana dia tak sengaja melempar sebotol soda kekepala ketua OSIS nya disekolah. Tak sampai disana, dia juga harus bertanggung jawab terhadap ad...