Bab 15. Rasa

835 75 6
                                    

Deg

Deg

Deg

Suara detakan jantung yg dipompa begitu cepat mampu Zee rasakan tat kala mendapat serangan mendadak itu.

Tubuhnya menegang dengan bola mata yg membulat sudah cukup menyampaikan pada Fiony kalau dia sangat sangat terkejut dengan apa yg telah dikatakannya, tapi setidaknya dia tak menyesal.

" Aku pulang ya Zee. Hati hati dijalan ya. Kalau udah sampe dirumah langsung chat, aku bakalan kangen soalnya. Hehe... Okey ? " pamitnya tapi tak lupa untuk melakukan serangan penutup. Elusan sebentar dikepala Zee sudah cukup untuk itu.

Zee benar benar terjebak dalam sorot matanya yg lembut kali ini. Dia terhanyut, dan terus mengikuti alurnya. Sampai sekarang dia sadar, apa arti degupan jantung dan terbangnya kupu kupu dalam perutnya. Ia, dia telah...























" Fiony Alveria, aku benar benar telah jatuh hati padamu. "

Ucapnya lirih dengan pandangan sendu menatap kearah kepergian sang pemilik hatinya yg baru.

Dia hanya sedang bingung. Apa yg akan dilakukan olehnya selanjutnya.

Baru saja dia sembuh dari sebuah luka. Dia tak tahu, apakah dia mampu menanggung rasa yg baru ini. Atau malah dibuat semakin jatuh olehnya.

Memang terkesan cepat bagi Zee untuk jatuh hati kedua kalinya, seperti dicerita klise lainnya.

Tapi apalah daya, jika hati sudah memilih apapun bisa terjadi.



*****



" Zee pulang ! " Ucapnya lemah ketika sudah sampai dirumah.

Ara yg melihatnya seperti itupun dibuat cemas,

" Hei ? Kenapa lemes gitu ? Jalan jalannya kacau kah ? " Tanyanya khawatir.

" Kak... " Zee menatap sang kakak dengan guratan bingung,

" Aku beneran suka sama kak Fio. Gimana dong ??? " Adunya pada sang kakak. Dia bingung harus bersikap seperti apa pada dirinya sendiri.

" Wkwkwk... Kamu kayak baru pertama kali jatuh cinta aja. Biasain dong. " Jawab sang kakak membuat Zee semakin bingung.

" Bukannya dibantuin juga... " Keluh Zee sambil berjalan terhuyung huyung kearah kamarnya, tapi sebelum itu,

" Kalo kamu beneran suka, sebaiknya berjuang Zee. Jangan letoy begitu. Sebelum ada yg ngambil Fiony sebelum kamu, ntar nangis lagi. Yg pasti bukan kakak ya. " Zee mendengarkan nya dengan serius.

" Lagian yg suka sama Fiony itu banyak, bisa aja dia suka sama orang lain. Dan sebelum hal itu terjadi, bukannya lebih baik kamu berjuang buat dia suka sama kamu ? Urusan ditolak biarkan jadi urusan belakangan, setidaknya kamu berjuang. Untuk sesuatu yg benar benar kamu inginkan. "

" Ingat Zee, kalo kamu jatuh cinta, artinya kamu siap akan dua kemungkinan. Yg pertama dia juga punya rasa sama kamu dan kalian mungkin bisa bersama, dan yg kedua kamu harus benar benar siap untuk patah hati yg kedua kalinya. Ingat ! " Ucap Ara kemudian berjalan kembali menuju sofa ruang keluarga untuk menonton acara kesukaannya.

Mengabaikan Zee yg masih terdiam di tempatnya, mencerna kata kata bijak dari sang kakak.

" Berjuang ya ? " Gumamnya kemudian tak lama dia pun tersenyum penuh percaya diri, lalu mengatakan...

" Yah... Mari berjuang ! " Melangkah masuk kedalam kamarnya lalu bersiap untuk memikirkan rencana keesokan harinya.



*****



Tentang Kita...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang