Bab 18. Hujan

830 72 2
                                        




Keesokan hari pun telah tiba, hari dimana Zee ingin mengajak Fiony jalan lagi. Tapi sebelum itu...

" Sayangku ! " Zee menepuk jidatnya, lupa akan sang motor yg entah bagaimana kondisinya saat ini.

" Dek, turun. Makan ! " Panggil Ara dari arah meja makan, sudah selesai dengan tugasnya pagi itu. Membuat sarapan lima sehat empat sempurna untuk dirinya dan adik tercinta.

" Kak !!! Motorku !!! Gimana dong ?!!! " Panik Zee saat sudah duduk dimeja makan, tapi tangannya malah sibuk mengisi piringnya dengan makanan.

" Udah, tenang aja. Si Marsha itu udah nyuruh orang buat bawa motormu pulang. Tuh... Motormu didepan, pulang dengan selamat. Inget Zee, nanti ucapin terimakasih karena dia udah mau bantu kamu. " Kata Ara membuat Zee membulatkan mulutnya beserta mengangguk tanda mengerti.



*****



Saat sampai disekolah, Zee tanpa berbasa basi langsung menuju keruang kelas Christy dengan santainya, tanpa menyadari kalau ia menjadi pusat perhatian karena melewati koridor anak kelas X.

" Christy ! " Panggil Zee saat melihat sang adik kelas ada didepan pintu kelasnya, baru saja tiba. Berbalik menghadap Zee, lalu terlihat alis yg naik sebelah sudah cukup mengatakan kalau dia sedang bertanya pada Zee, apa ? 

" Marsha nya ada ? " Pertanyaan dari Zee tentu membuat Christy mengkerut.

" Ngapain ? " Tanyanya dingin sambil menyipitkan matanya.

" Ada urusan. " Jawab Zee, membuat Christy semakin mengkerutkan keningnya tapi tetap mengangguk pada Zee. Mengajak nya masuk tanpa berkata, lalu memanggil Marsha yg sedang sibuk mengobrol dengan temannya yg lain.

" Marsha ! Dicari ! "

Marsha yg mendengar namanya dipanggil pun menengok dan mendapati kalau kakak kelas yg ditolongnya kemarin ada dikelasnya saat ini.

Menatapnya sambil tersenyum manis dengan tubuh yg disenderkan kepintu kelas, terlihat sangat keren dimata semua anak kelas X IPA 1 kala itu. Termasuk Christy.

" Iya kak Zee ? Kenapa ? " Tanya Marsha, masih terlihat biasa saja saat ini.

" Makasih ya buat semalem, sama buat motornya. Aku bener bener berterima kasih Lo. Kalau nggak ada kamu mungkin aku bakalan jalan sampe pom bensin tadi malam. Makasih ya ! " Ungkapnya berterima kasih tentu dengan senyuman manisnya yg semakin lebar. Membuat seseorang dikelas itu gelisah tak karuan.

" Iya kak. Sama sama. Nggak ngerepotin sama sekali kok. " Kata Marsha tak mempermasalahkan nya sama sekali.

" Yaudah, sebagai balasan nya. Aku traktir kamu hari ini, dimana pun. Terserah mau dimana. " Ucap Zee,

" Bener kak ? " Tanya Marsha.

" Yup ! " Angguk Zee yakin,

" Tapi kalau aku ngajak temen temenku boleh nggak kak ? " Tanya Marsha kembali, yg merujuk pada tiga temannya, Christy, Kathrina, dan Freya. Dia tak mungkin pergi sendiri, apalagi dengan seseorang yg tak dikenalnya.

" Boleh kok. Nggak masalah. Terus kapan kamu punya waktu luangnya ? " Ucap Zee, lagipula semakin banyak yg ikut semakin ramai kan ?

" Oke kak, nanti aku ajak temen temenku. Gimana kalau besok sore kak ? Soalnya besok kan libur. " Tawar Marsha yg diangguki oleh Zee setuju.

Besok libur, tanggal merah. Entah hari apa. Author Adain aja.

" Ok. Jadi besok. Ntar suruh si Christy chat aja kalau ada apa apa. Kalau gitu aku balik kekelas ya... Bye ! " Pamit Zee meninggalkan tempat itu, karena bel sebentar lagi akan berbunyi.



Tentang Kita...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang