Bab 13. Halu

918 87 6
                                        

" Suasana pagi itu terasa menyejukkan, disamping sebuah danau luas dengan semilir angin perlahan membuat daun daun pepohonan melambai kearah mereka. Mereka yg sedang berdiri didepan altar putih yg terkesan sederhana namun berkesan mewah membuat siapapun merasa takjub. Didepan altar sudah berdiri si penghulu yg sudah siap menyatukan kedua insan yg saling mencinta dengan sang pengantin telah berdiri menunggu sang pujaan hati. "

" Dan akhirnya, tibalah saatnya. Dia berdiri disana. Berdiri dengan anggunnya mengenakan gaun berwarna putih, rambut yg ditutupi cadar, sarung tangan putih, juga seikat bunga yg digenggamnya erat. Berjalan kearah Lo dengan wajah penuh senyuman. Dia kemudian genggam uluran tangan Lo dan menatap Lo dengan penuh cinta. Kemud..... " Ucapan itu harus terhenti kala seseorang memotongnya, menghancurkan haluan bersama milik Jun dan Zee yg telah dibangun dengan susah payah.

" Dia mengatakan kalau dia punya selingkuhan, setelah itu si pengantin perempuan kabur bersama selingkuhannya yg telah menunggu dipintu keluar untuk kabur dan memulai hidup yg bahagia. Tamat. " Sambung Dilan dengan mulut penuh yg mengunyah kacang kuaci.

" Kampret ! " Seru keduanya kesal karena ucapan Dilan. Yg membuatnya tertawa karena berhasil membuat keduanya kembali ke kenyataan.

" Wkwkwkwkwk... Lagian kalian pagi pagi udah ngehalu. Haluan kalian kejauhan. Belum berarti doi Lo berdua mau sama kalian. Lagian Lo juga Juned, udah tau masih jones, masih aja kepikiran masuk jenjang yg lebih tinggi. Sadar... Jatuh itu sakit. " Ceramahnya pada dua temannya.

" Kamu mah nggak bisa liat temannya senang. Sadar diri juga kawan, diri anda masih jomblo. " Balas Zee penuh kedengkian pada Dilan disertai tatapan mengejek miliknya.

" Au tuh. Jones teriak jones. Dasar jones ! " Celetuk Jun tak sadar diri untuk Dilan.

Benci banget rasanya ya Jun😂😂

" Siapa bilang gue jones ? "

Jun dan Zee yg mendengarnya kompak menoleh kearah pemilik suara, takjub akan apa yg didengarnya.

" Gue kan single. " Lanjut Dilan menjawab pertanyaannya sendiri.

" Bajingan ! "

" Anak monyet ! "

Sumpah serapah keduanya dapat terdengar dengan kesal, kesal karena berhasil dikibulin lagi oleh Dilan.

" Oi Zee. Lu sama si Fiony itu gimana sih ? Temen atau soon ?  " tanya Dilan,

" Sun apaan coba ? Bubur bayi ? " tanya Jun heran mendengar kosa kata baru dalam hidupnya.

" Soon jadi something special with Ono.... " Jelas Dilan kembali membuat kerutan didahi Jun semakin banyak, nggak bisa bahasa Inggris ya gini akhirnya.

" Aku sama kak Fio cuma temen kok. " Jelas Zee menjawab pertanyaan Dilan mengabaikan seorang temannya yg masih memproses arti kata itu.

" Yakin ? " tanya kembali Dilan.

" Yakin. Emang kenapa ? "

" Owh. Si bodoh emang. " Ujar Dilan dengan mata menyipit tak percaya, sembari menjauh dari bangku Zee menyeret Jun yg masih ngelag.

" Lah... Ditinggal. "





*****




Bau nasi goreng yg sudah dinanti olehnya itu dapat ia rasakan saat ini juga. Dengan segera tanpa ba bi bu, ia melahapnya dengan sepenuh hati mengabaikan orang didepannya yg sedang berbicara.

" Lu nggak dikasih makan sama kak Ara seminggu ya ? " celetuk Jun ketika melihat Zee yg seperti orang kelaparan.

" Gue cuma laper aja. Masalah ? " balas Zee sewot karena merasa waktu makannya diganggu.

" Nggak sih.... Oi Zee ! Ada Fiony tuh dibelakang lo ! " sahut Dilan,

" Mana ??? " Zee pun segera berdiri dan memandang sekitarnya dengan antusias.

" Pfft... Wkwkwkwkwk... " Gelak tawa keduanya bahkan sampai terdengar keseluruh penjuru kantin, membuat ketiganya menjadi pusat perhatian.

Puas sudah Dilan mengerjai Zee yg masih berdiri dengan muka dongonya menatap kearah Dilan.

" Nggak ada ? " tanya pelan Zee,

" Wkwkwkwkwk... " Tawa mereka berdua kembali setelah mendengar pertanyaan dari Zee.

" Aduduh... Perut gue sakit ! " ucap Jun,

" Punya temen dongo banget dah ! " kata Dilan.

" Lucu ? " tanya Zee dengan muka datar dan jangan lupa mata yg sudah menajam menatap pelaku,

" Ekhem... Nggak Zee, maaf. " Ucap Dilan setelah mendapat tatapan tajam itu.

" ... " Zee tetap sama, tak bergeming sedikitpun.

" ... "

Baiklah, keduanya mulai takut dengan tatapan Zee. Setajam mata kakaknya yg datar itu.

" Padahal gue udah ngebayangin lo... " Zee bergumam yg tentu mendapat raut penasaran dari keduanya,

" Ngebayangin apa ? " tanya Jun pelan,

" Ngebayangin kalo ini tuh lagi dialtar terus kak Fio yg jadi pengantinnya ! " cetus Zee semangat yg tentu disambut baik oleh Jun. Dan ditatap aneh oleh Dilan.

" Iya ! Anggap aja pintu kantin itu gerbangnya altar, terus kak Fiony jalan pelan dari sana ngelewatin meja meja tamu undangan terus sampai didepan altar. Terus nih ya kak Fiony ne... "

" Aku apa ? " tanya seseorang ramah memotong ucapan Jun yg tentu membuatnya menegang seketika, bukan hanya Jun, tapi juga Dilan dan tentunya Zee.

" Em, halo ? " sapa Fiony tak kala melihat ketiga adik kelasnya yg tengah mematung, ditemani oleh Dey disisinya yg juga menatap aneh ketiganya.

" Eh kak Fiony. Apa kabar kak ? " sapa balik Jun yg sudah pulih akan keterkejutannya, dia pun tersenyum, berusaha sok akrab padahal aslinya mah...

" Baik kok. Maaf ya, tadi aku gak sengaja denger pembicaraan kalian. Tapi, tadi kamu mau bilang apa Jun ? "

Ketar ketir.

Pantas saja si Dey natep mereka dengan pandangan aneh. Orang dia denger juga.

" A.. anu.. anu kak... Anu.. ah ! Iya ! Si Zee ! Zee bilang kalo dia berandai bisa satu altar sama kak Fiony ! "

So bangca  Teriak Zee dalam hati secara tiba tiba.

Temen somplak,, temen sengklek, anak monyet, dll. Sumpah serapah Zee dalam hatinya kala menyadari kalau Jun sedang menumbalkannya.

Berbeda dengan Dilan yg sedang menahan tawanya guna tak mendapat sorotan.

" ? " atensi Fiony kini beralih, menatap Zee dengan pandangan tak terbacanya.

" Maksudnya ? Si Zee berandai bisa nikah sama Fiony gitu ? " tanya Dey meluruskan yg hanya membuat Zee semakin gelisah. Dey sudah duduk disamping Dilan kini yg menyisakan kursi disamping Zee yg membuat Fiony duduk disebelahnya. Tambah membuat Zee ketar ketir.

" Zee ? " panggil Fiony karena Zee tak kunjung menjawab pertanyaan dari Dey. Dia hanya terdiam.

" Eng.. enggak ! Mana ada ! Jun ngelantur itu kak ! " jawab Zee tergesa sembari menghapus keringin dingin didahinya.

Jun, Dilan, dan Dey tentu saja tertawa melihat tingkah Zee saat ini. Tapi tidak bagi Fiony, dia hanya diam memandang Zee, yg membuat sang empu pemilik nama tak mampu berkutik. Terjebak kembali dalam tatapan meneduhkan itu.

" Emangnya Lo nggak mau nikah sama Fiony apa bocah ? " tanya Dey menjebak,

" B.. bukan berarti a.. aku nggak mau. Ya.. tapi... " Zee tergugup, bingung ingin mengatakan apa.

Fiony tiba tiba tersenyum, dan mengatakan sesuatu yg bahkan membuat ketiga orang dihadapannya itu tersedak kaget.

" Yaudah. Kapan dilamarnya ? "




*****














TBC...

Selamat Membaca...

Tentang Kita...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang