Bab 6. Segaris Batas Imaji

1.2K 100 1
                                    

Author lagi suka denger temaramnya by Fiersa Besari nih...

***

Disinilah Azizi terdiam, didepan sebuah bangunan perpustakaan tua yg bertuliskan Madya Laksana. Tempatnya mencari ilmu seperti biasa bersama sang kakak, hanya saja kali ini ia tak datang bersama Ara melainkan bersama sang ketua kelas beserta kedua teman laknatnya itu untuk mengerjakan tugas kelompok Bahasa Indonesia bersama.

Awalnya mereka bingung ingin mengerjakan dimana, sampai akhirnya Zee memutuskan untuk datang kemari, sekaligus melepas rindu akan kenangan manis yg pernah dibuatnya bersama Ara disini.

" Lu nggak ngajak kita ke rumah angkerkan, Zee ? " Tanya Jun, merasa horor dengan bangunan tua yg ada dihadapannya ini.

" Nggaklah, lagian ini cuma perpustakaan lama aja kok ! Nggak usah jadi penakut gitu bisa kan ? " tanya balik Zee dengan datar,

" Siapa yg takut coba ! Gue cuma merasa, kalau ini emang rumah angker pasti bawaannya tertantang aja. Ya kan Lan ? " Elak Jun beralih menatap Dilan disampingnya dengan serius.

" Tertantang matamu ! " Sarkas Dilan tak percaya akan apa yg didengarnya

" Udah udah, mending sekarang masuk aja. Panas nih diluar ! " Lerai Zee yg sudah merasakan panasnya dunia mulai menyerang.

Merekapun masuk bersamaan, tentu saja dengan Zee yg berjalan lebih dulu diikuti oleh Ashel, Dilan, dan juga Jun.

" Hai Kak Beby ! Apa kabar ? " sapa Zee pada penjaga perpustakaan yg sedang mengatur buku buku baru. Merasa namanya dipanggil diapun menoleh dan mendapati pengunjung setianya telah datang kembali.

" Eh, Zee ! Baik, baik kok. Kamu sendiri ? Tumben sama yg lain datengnya ? Biasanya kamu kesini nyeret kakakmu. " tanya Beby pada Zee,

" Aku baik kok kak. Iya nih, kita ada tugas kelompok jadi kuajak mereka kesini buat ngerjain. Kakak lagi sibuk nih kak Beby, cabangnya makin banyak, makanya gak bisa kuajak kesini. Lain kali aja ya ! " jelas Zee.

" Ohh gitu, ya udah sana kerjain ! Tapi inget ya, jangan berisik ! " Ingat Beby pada Zee beserta teman temannya yg hanya dapat diangguki karena melihat Beby yg masih sibuk dengan pekerjaannya.

Tak berselang lama merekapun mulai sibuk dengan tugas masing masing yg telah dibagi sama rata. Nggak ngerjain ? Heh, bisa diatur. Tinggal coret nama dari tugas, kelar udah.

Mereka terus saja fokus sampai satu suara membuyarkan pikiran mereka.

Brakkk

" Ee.. anak ayam ! " pasti tau siapa itu kan ?

" Bunyi apaan tuh ? " tanya Dilan penasaran tak seperti Jun yg sempat sempatnya latah dan Ashel yg sudah merapatkan diri pada Zee.

Deket banget ! Bisa bisa tremor aku kalau gini terus !   Batin Zee mencoba tenang

Beda Zee beda Jun ya😅

" Aww... " pekik seseorang tak jauh dari tempat mereka, Zee yg sudah tak kuat dengan suasana pun mencoba untuk memeriksa kearah suara.

" Bentar. Aku cek dulu ! " katanya sembari mendekat kearah asal suara.

" Lah... Kak Fio ? Kok bisa duduk disini ? " tanya Zee heran melihat sang kakak OSIS terduduk dilantai dengan beberapa buku yg berjejeran disisinya.

" Oi Malih ! Dia bukan lagi duduk bego ! Abis jatuh itu ! " sentak Beby ketika sampai disana, dia rupanya mendengar kegaduhan barusan.

" Ha ? Jatuh ?? O.ohh.. sini aku bantu Kak ! " dengan perlahan Zee membantu Fiony berdiri dengan tegak dan dapat terlihat didahi sebelah kirinya ada memar yg membuat Fiony sedaritadi meringis, sakit.

Tentang Kita...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang