26.👑

811 91 8
                                    

PPRRANNG.....

Karina membanting semua barang yang ada dihadapannya saat tiba di rumah. Winter yang melihat Karina yang kacau segera menghubungi seseorang untuk menyuruhnya datang menenangkan Karina yang mulai menggila.

Hanya butuh waktu 15 menit, orang itu datang dan langsung menghampiri Karina. Dia langsung membawa Karina ke dalam pelukannya supaya Karina tenang.

Bisa dilihat rumah itu seperti kehabisan perang. Semua barang hancur dan berserakan tidak pada tempatnya.

Dalam pelukan orang itu, Karina hanya mampu menumpahkan tangisnya.

"Sssttt, tenangkan dirimu" mengusap-usap punggung Karina yang masih bergetar

"Yoshi hiks... Dia hiks meninggalkan ku. Dia hiks lebih memilih bersama Mashi hiks.." tangis Karina semakin pecah

"Baiklah, sekarang apa maumu?" Melepaskan pelukan mereka

"Aku hiks hanya mau Yoshi hiks kembali padaku. Jika hiks aku tidak bisa hiks memiliki Yoshi maka hiks siapapun tidak bisa memilikinya hiks. Bahkan hiks harus dengan cara keji sekalipun hiks" Karina meremat tangannya kuat seakan-akan menyalurkan amarahnya saat ini

"Oke, sekarang pulihkan kewarasan mu. Aku punya rencana yang bagus untuk mu" tersenyum tipis melihat Karina

"Rencana apa?" Menatap orang itu penasaran

"Kau tenang saja. Permainan ini akan seru" tersenyum miring

Melihat Karina yang mulai tenang, winter memilih untuk pergi dari sana. Dia sebenarnya malas untuk masuk dalam permainan sang sepupu, cuman dia bisa apa karena orangtuanya dulu pernah dibantu oleh keluarga Karina.



🥀


Hubungan Yoshi dan Mashi benar-benar kandas. Yoshi selalu berusaha menemui Mashi guna memperbaiki hubungan mereka, tapi sepertinya Mashi untuk saat ini ingin tenang dulu.

Yoshi sudah menghubungi Mashi ratusan bahkan ribuan kali tapi tidak pernah diangkat. Yoshi juga mengirimi pesan tapi tak satu pun dibalas oleh Mashi.

Pernah sekali Yoshi pergi kerumah Mashi untuk menemui nya tapi bukan Mashi yang ada dihadapannya melainkan Haruto. Jelas saja Haruto tidak mengizinkan nya bertemu dengan kakak nya malahan Haruto mengusirnya dari sana.

Pikiran Yoshi benar-benar buntu. Dirinya kini semakin kacau. Penampilannya urakan seperti tidak diurus, Yoshi bahkan tidak pernah pulang kerumahnya dan memilih tidur dikantor karena dia masih malu jika bertatap muka dengan Asahi. Untung saja, didalam ruangan nya ada kamar tempatnya beristirahat jika lelah bekerja.

Tak jarang juga Yoshi pergi ke bar dan meminum alkohol guna meredam emosinya dan berakhir pulang larut malam serta mabuk-mabukkan

Yoshi juga mulai memilih menjauh dari hubungan pertemanan yang mereka bentuk. Jika dia ikut berkumpul, Yoshi merasa tidak pantas duduk bersama mereka di satu meja yang sama. Ada rasa bersalah dan penyesalan yang besar didalam hatinya.

"Kak, ayo dong ikut makan siang nanti di restaurant nya kak Jihoon" bujuk Asahi

"Asa. kakak lagi sibuk, banyak kerjaan ini" bohong Yoshi

"Kakak pembohong" sentak Asahi yang membuat Yoshi terkejut

"Asa, kakak gak pernah ngajarin kamu ngomong kayak begitu sama yang lebih tua" Yoshi menatap nyalang sang adik

"Kakak selalu alasan sibuk. Padahal kakak selalu mabuk-mabukkan dan pulang larut malam. Kakak pikir aku gak tau apa" menatap serius sang kakak

Mendengar kalimat fakta yang dilontarkannya sang adik, Yoshi hanya mampu menundukkan kepalanya. Asahi yang melihat itu hanya mampu menghembuskan nafasnya kasar ke udara.

Youth of memories Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang