7.👑

1.4K 141 9
                                    

Helaan nafas berat keluar dari mulut. Peluh keringat sudah membanjir wajah. Meyakinkan diri kembali, bahwa dia bisa melakukan nya. Menarik nafas dalam-dalam, menahannya, memberikan kekuatan untuk menekankan sampai muka nya memerah. Tapi usahanya sia-sia.

Hampir tiga jam dia melalukan hal yang sama, tapi hasilnya tetap sama. Padahal dia sudah meminum dua pil pencahar perut tapi tetap hasilnya segitu juga.

Yedam sudah melakukan segala cara untuk membersihkan ususnya karna sudah dua hari ini dia tidak melakukan panggilan alam. Yedam pun akhirnya menyerah dan kembali melalukan aktivitas nya yaitu membersihkan diri.

Setelah meyakinkan dirinya sudah siap, Yedam memilih langsung pergi ke sebuah butik yang menarik perhatian nya beberapa hari yang lalu. Tidak mau membuat seseorang yang sudah melakukan temu janji dengan nya menunggu lama akhirnya Yedam mengendarai mobilnya.

Hidup memang tidak sesuai dengan ekspektasi. Seperti sekarang Yedam berharap paginya lancar, tapi yang ada didepan matanya jalanan macet tanpa celah sedikitpun. Sudah sepuluh menit Yedam menunggu mobilnya belum bergerak sama sekali.

Karena jenuh menunggu Yedam pun memilih bertanya pada orang yang lewat.

"Maaf Bu, itu kenapa kok macet benar? Terus itu kok rame amat di depan?" Tanya Yedam setelah sukses memberhentikan ibu-ibu yang barusan melihat hal ramai di depan

"Oo itu mbak, didepan ada kecelakaan" setelah berkata ibu-ibu tadi langsung pergi

"Makasih bu" teriak Yedam

Karna jiwa penasaran yang tinggi Yedam pun memilih untuk melihat langsung kecelakaan yang menyebabkan kemacetan dipagi ini. Saat sampai Yedam membelah kurumunan dan melihat korban dalam keadaan mengenaskan yang sudah dilumuri darah. Dan korban satunya lagi lebih baik dari yang sebelumnya.

Dengan Jiwa kepedulian yang tinggi Yedam menyuruh warga yang hanya menonton membantu korba membawa ke dalam mobilnya agar Yedam bisa membawa nya kerumah sakit terdekat.

Tak butuh waktu lama akhirnya mereka sampai di depan rumah sakit. Yedam membantu membopong tubuh korban supaya cepat ditangani oleh dokter. Disaat situasi genting perut nya merasakan sakit yang luar biasa. Dia berjalan ke lobby rumah sakit membopong korban sambil memegangi perutnya yang sakit.

Untungnya suster yang melihat itu langsung siap siaga mengambil korban dan meletakkan di atas brankar untuk ditangin langsung.

"Sus,,, tolong saya..." Lirih Yedam pada suster sambil memegangi perutnya setelah korban sudah ditangani

"Aduh ibu,, tunggu sebentar saya panggil kan dokter dan membawa brankar untuk ibu" panik susternya

"Perut saya sakit sus..."

"Eh itu ada pak dokter, pak dokter tolongin ibu ini kayak nya perutnya kram" memanggil dokter yang kebetulan lewat

"Ibu tenang dulu, tarik napas secara perlahan" kata pak dokter menenangkan pasien

"Tapi dokter sama cuman..."

"Iya buk saya tau, ibu jangan banyak gerak dulu nanti bayi nya kenapa-kenapa" potong pak dokter

"Bukan dok, bukan itu maksud saya, saya cuman pengen ke kamar..." Menggelengkan kepalanya

"Iya buk sebentar, susternya lagi ngambil brankar untuk ibu" potong pak dokter lagi

Yedam sudah tidak sanggup lagi berbicara sakit perut yang ada dialami sekarang seperti melilit perutnya. Air mata sudah membanjir di wajahnya karna tidak sanggup menahan sakit yang dialaminya.

Suster pun datang membawa brankar dan sang dokter pun meletakkan diatas brankar.

"Dok tolong,,, saya gak mau. Saya cuman pengen ke..."

Youth of memories Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang