Club Malam

64 33 135
                                    

"Menggenggam bunga mekar dalam tangan adalah keindahan, namun berujung tragis karena helainya perlahan memudar."
-Arunika

♧♧♧

♧♧♧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.











°~♡~°

{Kembang Perawan - Gita Gutawa}

01:40 ━━━━━⬤──────── 03:18
ㅤ ⇆ ◁ || ▷ ↺

°~♡~°










Ketukan high heels berwarna hitam itu sedikit membuat si empu kehilangan keseimbangan. Pertama kali dalam hidup ia mencoba hal-hal yang gadis itu anggap 'aneh'. Seperti sekarang, ia memoles bibirnya dengan lipstik dan memakai pakaian ketat. Mengekspos sebagian tubuh atas dan bawahnya yang berkulit kuning langsat.

Jika diukur dengan kehadiran puluhan wanita yang berkeliaran di tempat ini, bisa dibilang gadis itu kalah cantik. Namun, kata ' kalah cantik' tak mampu membuat tatapan liar Pria-pria di sekitar berhenti menatapnya lapar. Seperti ingin ditelanjangi, ia benar-benar gerah untuk segera mendudukkan diri. Mengurangi penampakan lekuk tubuhnya yang memang terlihat cocok untuk ditiduri.

Benar-benar asing.

Ia menatap sekeliling dengan seksama. Mengabaikan segelas minuman beralkohol di hadapannya. Sejak awal ia hanya berniat untuk berkunjung, bukan minum.

Ditatapnya seseorang yang sedang berbaur sambil menggerakkan pinggul. Mata terpejam dengan sebotol wine yang dipegang, sudah dapat dipastikan bahwa Elvy-tetangga kostnya- mabuk.

Di sisi lain, seorang lelaki dengan jaket tebal sedang menggoyang-goyangkan gelas sambil menyilangkan kaki. Memerhatikan dari jauh gerak-gerik canggung si gadis. Hingga tegukan ketiga kali, ia beranjak dari sofa.

Dentuman musik serta sorakan berisik di sekitar membuatnya sesaat tak sadar keberadaan Lelaki menghampiri dan duduk di sampingnya. Gadis itu mendadak gelisah. Dengan segera ia menarik pakaian sebatas pahanya agar sedikit menutupi tubuh yang terekspos, meski hasilnya nihil.

"Siapa namamu?" tanyanya seperti basa-basi.

Bukannya mendapatkan jawaban, ia malah mendapati si gadis memfokuskan diri mengusap-usap layar ponsel. Padahal sebelumnya, lelaki itu yakin bahwa sosok yang ia hampiri hanya melamun menatap isi keseluruhan tempat, tanpa ada niatan untuk melakukan kegiatan lain.

Gerakan gelisah tubuh gadis di sampingnya membuat ia berinisiatif untuk membuka jaket yang dipakai lalu menyampirkan ke atas paha gadis itu.

Sebuah tangan mungil bergerak cepat mencengkram, membuat Lelaki itu tak sengaja menatap wajahnya dengan jarak dekat. Untuk sepersekian detik ia tertegun, wajah cantik dengan polesan terlalu natural untuk seukuran konsep make up yang biasa ia lihat di tempat ini. Wajah sederhana itu mulai memerah malu, ia takjub.

RakabumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang