"ketiadaan kisah kita dalam cerita hidupku bukanlah kemauanku, maka kini kujabarkan betapa hebatnya angan masa depan yang kunostalgiakan padamu, dulu."
◈ ━━━━━━━━ ⸙ - ⸙ ━━━━━━━━ ◈
[Jadi kau akan tetap menyukaiku?]
Anggukan mantap dari lelaki di samp...
"Entah reinkarnasi maupun kebetulan, semua memang berjalan sebagaimana mestinya semesta menentukan." -Arunika
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
°~♡~°
{Apakah ini cinta - Judika}
01:40 ━━━━━⬤──────── 03:18 ㅤ ⇆ ◁ || ▷ ↺
°~♡~°
♡
Rakabumi tiba ke rumah dalam keadaan lemas. Pintu masih terkunci rapat dan tak ada lampu menyala. Menandakan, bahwa gadis itu sama sekali belum pulang.
Ponsel berdering. Ia mengangkat cepat, tanpa menatap layar. "Halo? Arunika?"
"Hah? Bro?! Jangan bilang lo lupa sekarang ada janji futsal ama anak-anak band? Ah! Parah. Mana sekarang pada ngajakin collab."
Rakabumi mendadak terisak. Pikirannya benar benar kacau. Di otak lelaki itu hanyalah bagaimana cara ia bisa kembali bertemu gadisnya.
"Eh, sumpah?! Lo nangis?! Lo kenapa, cok?!"
Hening.
Tak ada jawaban untuk beberapa saat.
"Arunika hilang." Bibirnya gemetar. Ucapan itu terdengar serak dan samar.
Namun Andre yang ternyata masih dapat menangkap jelas suara lirih itu, seketika bangkit dari duduknya. "Serius?! Sekarang lo di mana? Gua samperin."
"Di rumah."
"Aelah kocak, rumah lo ada dua."
"Yang biasanya ...."
Panggilan terputus. Andre semakin panik. Ia tak pernah mendengar suara Rakabumi sekacau ini. Mengingat betapa besar cinta lelaki itu pada kekasihnya, Andre bergegas meninggalkan lapangan. Khawatir Rakabumi melakukan tindakan gegabah dan di luar kendali.
Butuh sekitar 20 menit beserta macetnya untuk sampai. Andre berlari menghampiri Rakabumi yang kini duduk meringkuk menghadap pintu.
"Kenapa? Kok bisa?" Andre terlihat menarik napas berkali kali akibat berlari dari arah parkiran menuju teras. tanpa sadar ia sempat mengumpat pada luasnya pekarangan rumah itu.
Lelaki itu menggeleng. "Ini cuma mimpi, kan? Tonjok gua cepet. Bilang kalo ini cuma mimpi."
Andre benar-benar memberi bogem mentah ke arah pipi lelaki di hadapannya. "Sialan, sadar. Ayo pake otak lo. Udah dapet juara 3 juga. Ga usah dramatis. Logikain, Arunika ga bakalan ilang tanpa alasan."
"Ponselnya mati. Gua ga bisa lacak. Pesan pesan dia hapus sepihak semua."
