"Cerita ini sederhana, seperti senja yang tanpa sengaja mampir pada pertemuan pertama kita. Kemudian berlalu, seolah tak pernah terjadi apa-apa."
-Arunika
°~♡~°
{Kembang Perawan - Gita Gutawa}
01:40 ━━━━━⬤──────── 03:18
ㅤ ⇆ ◁ || ▷ ↺°~♡~°
"Aku juga udah capek sama kamu, mas!!" Sorot Wanita itu seolah penuh luka dan amarah, bahkan tubuh lelahnya setelah seharian bekerja tak mampu meredam emosi yang ia rasakan. Bahkan seperti api, membakar habis sisa tenaga.
"Oh, ya? Dipikir aku ga capek sama kamu? Gitu? Pribadi egois yang ga bisa dibilangin!" Pria di hadapan menatap angkuh, tak mau kalah. Perseteruan yang tak kunjung selesai bahkan meski terasa begitu memuakkan.
"Kenapa kita ga cerai aja?!"
Rakabumi yang baru tiba di teras, mengurungkan niat untuk menyentuh gagang pintu. Padahal hari ini adalah jadwal terpadatnya, dan ia lelah. Tapi lagi-lagi ia mendapati kedua orang tuanya bertengkar, seolah tak pernah menemukan jalan damai.
"Kamu pikir aja kenapa kita ga bisa cerai!!"
Pernikahan politik dan kekerabatan akrab adalah alasan dibaliknya, Rakabumi menebak. Pria itu adalah sepupu jauh dari keluarga mama Rakabumi. Saking akrabnya, ibu pria itu menitipkan wasiat Sebelum meninggal karena kanker. Yakni, menikahkan anaknya dengan mama Rakabumi yang berstatus janda saat itu.
Perbedaan umur yang terpaut jauh, mungkin menjadi alasan mengapa keduanya tak dapat menyatukan pemikiran, atau mungkin ... ini memang soal cocok atau tidaknya sebuah hubungan? Ah, entahlah, setidaknya Rakabumi baik baik saja bersama Arunika. Dan harus tetap baik-baik saja seterusnya.
Langkah lelaki itu menjauh dari pintu, mengurungkan niat untuk pulang. Padahal, sudah lama sekali ia tak berkunjung setelah pertengkaran beberapa minggu lalu.
Mungkin, kerinduannya harus ia pendam kembali seperti biasa.
♧
"Are you fucking kidding me, sir?!" Amarah Rakabumi seolah meluap dari sorot matanya. "I know Indonesia is not as clean as your country, but you don't deserve to litter like this!"
Arunika hanya dapat bergidik di tempatnya duduk. Beberapa menit lalu, suasana masih terbilang tenang dengan deburan ombak dan semilir angin. Sampai seorang pria bule menjatuhkan botol mineral di dekat Rakabumi yang sedang asyik bercengkrama dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rakabumi
Teen Fiction"ketiadaan kisah kita dalam cerita hidupku bukanlah kemauanku, maka kini kujabarkan betapa hebatnya angan masa depan yang kunostalgiakan padamu, dulu." ◈ ━━━━━━━━ ⸙ - ⸙ ━━━━━━━━ ◈ [Jadi kau akan tetap menyukaiku?] Anggukan mantap dari lelaki di samp...