Mimpi Buruk

11 0 0
                                    

"Kau adalah pendar asa yang merekah di sela-sela gelapnya kegamangan. Maka berhentilah di sana, aku lelah berlari-lari seperti anak anjing kehilangan tuan."
-Arunika

♧♧♧

♧♧♧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










°~♡~°

{Kembang Perawan - Gita Gutawa}

01:40 ━━━━━⬤──────── 03:18
ㅤ ⇆ ◁ || ▷ ↺

°~♡~°














Langkahnya tersudut.

Napas gadis itu memburu dengan peluh mengucur. Ia melirik sekitar, tak ada jalan keluar. Rasa frustasi sontak merayapi relung hatinya, iapun terduduk lemas. Tubuh gadis itu bergetar merasakan sentuhan dingin mengelus perutnya.

Ia melirik sejenak pada lelaki yang kini memeluk dari belakang, menghembuskan napas di sekitar tengkuknya. Kemudian leher jenjang itu basah oleh satu jilatan, membuat gadis itu terisak.

Terisak tanpa suara.

"Sayang ... Mau kabur ke mana?" bisik lelaki itu dengan nada penuh penekanan. Membuat tenggorokan gadis dalam rengkuhan, tercekat.

Tak ada pemberontakan sebelum tangan kekar yang sedari tadi memeluk erat perutnya, beranjak menggerayangi terus ke atas. Dengan sisa tenaga yang dipunya, gadis itu menyikut kuat.

Suasana mendadak gelap.

Tubuh gadis itu mendadak mendingin tanpa sebab. Ia menunduk. Entah dari mana, kakinya basah oleh genangan air. Ia menoleh ke arah sekitar ketika merasa sebuah cahaya mulai menyilaukan mata. Baru ingin mengguratkan segaris senyum, cahaya itu berubah merah. Merah, semerah darah.

"Pelacur."

Gadis itu segera menutup telinga. Menolak hinaan yang terlontar entah dari mana. Semakin ia menulikan pendengaran, bertambah pula bisikan mengusik dengan kata yang sama. Ia berteriak histeris. Seakan di sini, pita suaranya dapat berfungsi.

Dengan bibir bergetar. Ia berucap, "A-aku ... B-bukan ... P-pe ... Pelacur."

"Arunika! Arunika sayang, bangunlah!" tepukan keras dari kedua pipinya sontak membuat gadis yang sedang terlelap, membuka mata.

Dengan napas memburu, tubuh Gadis itu spontan terduduk. Ia menatap kosong ke arah depan, mengabaikan Rakabumi yang menatap khawatir sambil menggoyangkan pundaknya.

RakabumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang