SEASON 2 (Penculikan)

3 0 0
                                    

"Cincin tulus dan cincin bahagia. Kau mau dilamar menggunakan yang mana?"
-Rakabumi

 Kau mau dilamar menggunakan yang mana?"-Rakabumi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







°~♡~°

{Apakah ini cinta - Judika}

01:40 ━━━━━⬤──────── 03:18
ㅤ ⇆ ◁ || ▷ ↺

°~♡~°
















◈━━━━━━━ ⸙ - ⸙ ━━━━━━━ ◈

5 hari sebelumnya ...

"Abang! Lo gila, ya?!" Gadis itu membelalak tak percaya melihat keadaan kamar bak kapal pecah.

"Berisik, gua sumpel juga mulut lo. Kalo Mama sama Papa bangun gimana?" Lelaki di hadapan mengomel sambil memasukkan barang penting ke dalam tas.

Gadis itu tertawa sumbang. Ia melipat tangan ke dada, sambil menatap rendah. "See? Lo beneran tergila gila sama dia. Sok gengsi aja lo, bang. Najis gua liatnya."

"Apa sih, udah gua bilang gua ga suka sama dia."

"Bacot, lo! Kalo emang kagak, ngapain lo capek capek nyusul ke Bali. Pake uang tabungan lo, lagi. Gua aja pas bokek, pelit lo."

Lelaki itu terdiam, ia menggertak gigi kemudian mendengus kasar. "Gua dendam. Gua dendam sama dia."

"Mending lo lupain jalang kek begitu. Ngapain lo urus juga. Udah bahagia dia ama pacarnya, noh."

"Diem, ga? Atau gua bikin lo pingsan ni pake sapu tangan?"

Gadis di hadapan berdecih. "Niat amat. Panas mah bilang."

"Bangsat, dibilang kagak. Dia udah nusuk gua ampe masuk rumah sakit, ya kali gua diem aja."

"Serah lo, deh. Gua mau tidur." Gadis itu menghentikan gerakan menutup pintu. Ia membalikkan badan, mendadak bermimik serius. "Intinya, kalo mau culik, sehabis dipake bunuh aja. Ga usah banyak basa basi. Orang kayak Rakabumi bukan orang sembarangan. Bakalan barabe kalo lo gegabah. Keluarga kita bisa kena imbas."





Sore ini begitu indah, pikir Arunika ketika berjalan santai dengan sekantong belanjaan di tangannya. Jalan kaki sambil menikmati langit kemerahan di atas sana merupakan salah satu kegiatan yang paling Arunika sukai. Baginya, bergerak adalah kunci kesehatan. Dengan sering berjalan, ia merasa tubuhnya lebih bugar.

Arunika menghela napas. Tersenyum tipis. Waktu berjalan begitu cepat ketika ia di sini. Ketakutan akan dunia luar saat dulu di rumah lama, menguap entah kemana. Kejahatan memang merajalela. Namun kebajikan, jauh lebih banyak bertebaran di mana-mana. Mengajarkan satu hal, bahwa dalam menentukan hidup, tak selamanya harus berpatokan pada pertimbangan matang. Terkadang, hanya perlu tekad kuat dan keberanian untuk membuat semua tujuan dan mimpi menjadi nyata.

RakabumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang