Empat belas⚜️

665 83 10
                                    

Siaran itu menghebohkan dunia. Ralat. Sangat sangat sangat menghebohkan dunia. Video berdurasi kurang dari sepuluh menit itu menjadi api terpanas yang menyulut sumbu bom waktu. Kebenaran terkuak melalui siaran yang diretas oleh Minju —dan Hyunjin.

Semua data yang berhubungan dengan kematian The Four Greatest Ladies ditampilkan di layar. Semua kecurigaan, isi chip rahasia institusi, bukti-bukti yang telah mereka kumpulkan selama lima tahun, ditampilkan di depan miliaran penduduk bumi. Membawa kebenaran atas cerita-cerita yang terlupakan. Menguak semua kebohongan atas kematian ibu-ibu mereka.

Satu otak di balik semua kejadian ini: Lee Taeyong, pimpinan umum The Roxyburgh, pengganti The Four Greatest Ladies setelah kematian mereka.

Taeyong memang seorang ilmuan yang bekerja bersama The Four Greatest Ladies untuk membangun The Roxyburgh. Mereka begitu mempercayai Taeyong, tapi tidak dengan laki-laki itu.

Ia ingin lebih dari sekedar 'kaki tangan' The Four Greatest Ladies. Ingin berkuasa dan dikenal publik sebagai ilmuan terhebat yang masih hidup sampai saat ini. Ia tidak pernah puas.

"You killed our mothers..."

Taeyong menelan salivanya kasar. Menatap wajah Chaeyoung yang begitu tegas membuatnya sedikit gemetar.

"Aku bisa meledakkan kepalamu, Lee Taeyong." Chaeyoung mengancam. Jarinya sudah siap menarik pelatuk pistolnya.

"Maafkan aku." Hanya itu yang bisa Taeyong katakan.

Hampir saja peluru melayang ke arahnya, jika Yeji tidak memecah keheningan, "Jangan bunuh dia, Chaeyoung."

"Dia membunuh ibu-ibu kita, Yeji!" Chaeyoung berteriak. Kesabarannya di ambang batas.

"Kita bukan predator." Yeji melangkah maju. Ia menatap sebentar ke arah Taeyong. "Jatuhkan pistolmu."

Tangan Chaeyoung terlihat bergetar. Tanpa kalimat apapun, Yeji tahu ia menahan tangis sekarang. Tapi ia tetap menurunkan pistolnya, kemudian meletakkannya di atas meja.

Di saat yang bersamaan, segerombol polisi masuk, bersamaan dengan seorang laki-laki paruh baya.

Ia mengeluarkan lencananya. "Saya kepolisian negara. Atas perintah Perdana Menteri Kim Doyoung, saya akan menahan Lee Taeyong," katanya tegas.

Chaeyoung balas mengangguk ke arahnya. Mereka terpaksa menyingkir karena para polisi membawa Taeyong pergi. Sementara beberapa polisi lain, membopong tubuh Kolonel Lee beserta antek-anteknya.

Chaeyoung berjalan gontai ke arah teman-temannya. Ia menarik ketiga gadis itu untuk memeluknya.

Isa tiba-tiba terisak. Ia menangis di pelukan ketiga sahabatnya.

"Great job, guys," kata Yeji sambil mengelus kepala Isa. "We did it."

Minju dan Chaeyoung ikut menangis, membuat Yeji gagal menahan air matanya.

Beberapa menit sentimental, mereka menyadari orang-orang yang berdiri di depan pintu ikut mengisal matanya.

"Ah, lihat para petugas galak itu. Mereka jadi cengeng sekarang," ejek Yeji. Ia sekuat tenaga menahan tawa.

"Kenapa aku jadi ikut terharu?" tanya Sunwoo sambil bergerak memeluk Jay, sementara yang dipeluk berusaha melepaskan diri.

Entah apa yang terjadi tapi Minju tiba-tiba melompati meja kemudian memeluk leher Hyunjin tanpa izin. Gadis itu kembali terisak. "Terima kasih sudah membantuku."

Hyunjin? Ia hanya terkekeh kemudian balas memeluk tubuh gadis itu dengan erat.

"Eyyy, menjijikan," erang Yeonjun. "Tapi aku juga ingin memelukmu," katanya sambil berlari kecil ke arah Yeji kemudian memeluknya.

The Greatest LadyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang