CHAPTER 6

20.3K 246 8
                                    

*******Kilat flash dari kamera Ziever terus memotret seorang model pendatang baru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


*******
Kilat flash dari kamera Ziever terus memotret seorang model pendatang baru. Sedikit kesulitan untuk mengambil gambar, karena beberapa kali Claudia sulit untuk mengikuti instruksi yang Ziever arahkan.

"Okay kita break dulu 40 menit," tutur Ziever kepada para staf yang juga ikut serta dalam project kali ini.

Ziever menutup lensa kameranya dan mulai meletakan kembali di dalam box khusus. Ziever mengambil kacamatanya, dan mulai duduk di depan layar monitor yang menampilkan hasil pemotretan yang ia dapatkan.

Ziever kembali teringat dengan Venus. Tangannya dengan cepat mengambil ponselnya yang ia simpan di laci meja kerjanya, saat ponselnya di hidupkan ia berpikir Venus akan meninggalkan panggilan ataupun sebuah panggilan. Tetapi semuanya tidak ada, tidak ada satupun pesan untuk Ziever.

"Apa dia marah padaku?" monolog Ziever sambil memainkan pen spinning dan kembali meletakan pulpen yang ada di tangannya, berpindah ia selipkan di kuping kirinya.

"Menelponnya atau tidak? Iya atau tidak?" Monolog Ziever terus berlanjut sembari menatap layar ponselnya yang telah redup.

Ziever yang terlalu gengsi untuk memulai duluan kembali meletakan ponselnya di dalam laci. Memilih untuk bergerak bangkit dari kursi kerjanya menuju ke area sofa, ia membaringkan tubuhnya di sana dengan melipat kedua tangannya di depan dada.

"Ayo jadi pacarku Ziever."

Ziever kembali dihantui akan ucapan Venus. Sampai beberapa kali ia memutar posisi berbaringnya, yang semakin membuat tubuhnya tak nyaman karena lingkup sofa yang kecil.

"Fuck! Ada apa denganku sebenarnya!" Ziever membuka matanya dan menatap tajam pada platfon.

Sedangkan di sisi lain Venus sedang berada di kediaman orang tuannya. Venus pikir kedatanganya bertujuan untuk merayakan ulang tahunnya, tetapi hal itu salah besar. Venus justru mendapatkan banyak pertanyaan seputar pernikahan.

"Kau sudah berusia 29 tahun Venus, apa tidak ada tanda- tanda kau akan serius memulai hubungan," ujar livy menatap wajah putrinya yang memainkan ponsel sejak dari tadi.

"Mom, 29 tahun masih muda. Masih ada waktu untuk menikah... Temanku saja, menikah di usia 38 tahun," jawab Venus dengan senyum kecil yang terpaksa.

"38 tahun sudah terlambat Venus untuk menikah, terlambat juga untuk kami melihat cucu yang kau lahirkan," sambung Dariel yang ikut setuju jika putrinya sudah harus serius mencari pasangan.

"Cucu? Kenapa harus menikah, sekarang saja aku bisa memberikan kalian cucu."

"Kau gila!!" Kedua orang tua Venus serempak menjawab ucapan putrinya.

"Mommy dan Daddy. Baru tau bahwa selama ini aku gila?" Celetuk Venus yang hanya meluruskan apa yang di ucapankan oleh orang tuanya.

"Belajarlah serius Venus." Livy mencubit pinggang Venus.

 𝐏𝐋𝐄𝐀𝐒𝐄 𝐌𝐀𝐊𝐄 𝐌𝐄 𝐏𝐑𝐄𝐆𝐍𝐀𝐍𝐓 ( Explicit ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang