******
Ziever terus mengikuti pergerakan Venus kemanapun wanita itu pergi. Padahal mereka masih berada di ruangan yang sama, tapi Ziever seperti bintang peliharaan yang mengikuti kemanapun pemiliknya berada.
"Ziever!" bentak Venus yang berada muak dengan pergerakan Ziever yang terus mengikutinya. Bahkan saat ia mengambil air di dispenser, Ziever juga berada di belakang tubuhnya.
"Apa?" tanya Ziever yang terlihat bingung saat Venus meninggikan suaranya.
"Apa kau tak bisa kembali saja ke apartemenmu! Kau menggangguku," ucap Venus dengan sarkasme tak perduli Ziever akan tersinggung atau tidak. Venus hanya ingin mengusir Ziever dari apartemennya- ia ingin menikmati hari ini meksipun hanya bernapas di apartemen.
"Tidak. Aku sudah menjual apartemenku demi tinggal bersamamu," jawab Ziever dengan santai menyilang kedua tangannya di depan dada.
"Kau pikir aku percaya? Apa kau pikir aku perduli? Meskipun kau jadi pengemis di depan apartemen ini aku tidak perduli!," ejek Venus dengan memutar matanya.
"Venus kau seperti pemeran ibu tiri Cinderella," ucap Ziever dengan bibir yang mengerucut.
"Ibu tirimu!" sambung Venus yang kesal dengan Ziever.
"Kau akan menikah dengan ayahku? Dia sudah tua Bangka Venus, ayahku tak akan bisa memuaskanmu seperti aku," sahut Ziever mengikuti Venus yang duduk di sofa ruang tamu.
"Diamlah! Atau aku jahit mulutmu," desis Venus yang malas meladeni ucapan Ziever, ia memilih mengambil remote dan menonton tayangan di televisi.
"Apa kau yakin ingin menjadi ibu tiriku? Padahal aku siap menjadikanmu ibu pribadiku," ucap Ziever membaringkan kepalanya di atas permukaan paha Venus.
"Venus look at me," sambung Ziever menyentuh dagu Venus. Tetapi sekali lagi Venus tetap tak menangapi ucapannya, tak ada cara lain selain melakukan hal yang nakal.
"Argh!" Venus berteriak saat Ziever dengan lancang meremas payudaranya.
Mata Venus menatap tajam pada Ziever yang masih berbaring di pangkuannya. Hal yang sama juga Venus lakukan kepada Ziever hanya saja, ia meremas pada tempat yang sensitif.
"Shit!!" teriak Ziever yang langsung merubah posisinya menjadi duduk.
"Apa!" bentak Venus saat Ziever melemparkan bom bastis side eyes kepadanya.
"Kau ingin memperkosaku?" tanya Ziever meletakan kedua tangan bersiap seperti melindungi area sensitifnya.
"Terima kasih aku tidak tertarik padamu," jawab Venus dengan tertawa kencang.
"Venus apa kau tak ingin melihat ia bertambah beberapa cm," ucap Ziever mencoba merayu Venus dengan kedua alis yang di angkat secara bersamaan.
"Berhentilah sialan! Astaga keluar saja kau dari apartemenku." usir Venus mendorong tubuh Ziever pergi dari sofanya. Tetapi yang terjadi bukan tubuh Ziever yang bergeser, lagi- lagi Ziever berhasil memeluknya dengan erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐋𝐄𝐀𝐒𝐄 𝐌𝐀𝐊𝐄 𝐌𝐄 𝐏𝐑𝐄𝐆𝐍𝐀𝐍𝐓 ( Explicit )
Romance⚠️ Konten mengandung hal yang dewasa, brutal dan banyak bahasa yang kasar! CERITA AKAN DI PRIVATE SECARA ACAK JIKA INGIN BACA PART LENGKAP DI HARAPKAN FOLLOW DULU. Venus Balethiva memiliki masalah kesehatan, dokter mengatakan bahwa Venus menderita...