******
"Sialan! Bajingan, penjahat kelamin pergilah kau ke neraka! Apa dia pikir bisa menikahi semudah itu, setelah apa yang terjadi?" geram Venus yang tak berhenti terus memaki Ziever setelah apa yang terjadi kemarin. Sampai hari ini rasa kemarahannya tak habis- habis.Venus sampai tak bisa tidur hanya karena lamaran yang tiba- tiba membuat tubuhnya kontan merasa mati rasa.
"Argh! Seharusnya aku tak bersikap seperti itu saat menolaknya," monolog Venus di dalam hatinya, wajah kedua orang tuannya dan kedua orang tua Ziever yang menatapnya kemarin sungguh membuat Venus merasa bersalah.
Venus menghentakaan kakinya, dan berjalan cepat menuju walk in closed mengganti pakainya. Venus memilih untuk keluar dan mencari udara segar semoga saja ia menemukan pria yang lebih hot dan jauh lebih mapan dari Ziever. Setidaknya pria itu juga harus memiliki benda pusaka-yang lebih bagus dari pada Ziever pria yang red flag!
"Venus."
Venus menoleh saat melihat wajah kedua orang tuannya yang menatap ke arahnya. Hal yang tak bisa ia hindari saat ini, mau tak mau Venus berjalan mendekati kedua orang tuannya yang sedang berada di meja makan yang muat untuk 10 orang.
"Selamat pagi Mom, Dad." Venus mengecup masing- masing pipi kedua orang tuannya.
"Kau akan pergi kemana sepagi ini?" tanya Livy sembari menatap penampilan putrinya dari ujung kaki hingga ujung kepala.
"Menemui seseorang, aku pamit."
Venus segera berlari kecil meninggalkan mension kedua orang tuannya. Saat hampir sampai menuju pintu keluar suara teriakan ibunya kembali terdengar, membuat Venus menghentikan langkah kakinya dan berbalik kecil.
"Kamu nanti kembali lagi kan kesini," tutur Livy yang masih berada di ruang makan
"Hari ini Venus kembali ke apartemen Mom," balas Venus sebelum ia berjalan cepat masuk ke dalam mobilnya.
Venus mengendari mobilnya melewati pintu gerbang besi mension dan melajukan kecepatan mobilnya membela jalanan New York yang tak banyak berubah setelah empat tahun, ia meninggalkan negara kelahirannya. Venus menghentikan mobilnya saat lampu merah menyala, matanya mendongak melihat ke arah papan billboard, bibirnya meringis kecil. Dulunya ia selalu menjadi model langganan yang tak berhenti mengalir job pemotretan.
"Apa aku merindukan pekerjaanku yang dulu?" batin Venus.
Tin...Tin!
Venus tersentak mendengar bunyi klakson yang begitu nyaring, Venus kembali melajukan mobilnya entah yang akan membawanya menuju pemberhentian mana yang pastinya Venus hanya ingin berkeliling.
Tak ada tujuan lain, Venus berhenti di salah cafe shop yang berada di pinggiran jalan. Ia turun dengan kacamata hitam yang membingkai wajahnya. "De Amor" nama cafe yang begitu cantik.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐋𝐄𝐀𝐒𝐄 𝐌𝐀𝐊𝐄 𝐌𝐄 𝐏𝐑𝐄𝐆𝐍𝐀𝐍𝐓 ( Explicit )
Romance⚠️ Konten mengandung hal yang dewasa, brutal dan banyak bahasa yang kasar! CERITA AKAN DI PRIVATE SECARA ACAK JIKA INGIN BACA PART LENGKAP DI HARAPKAN FOLLOW DULU. Venus Balethiva memiliki masalah kesehatan, dokter mengatakan bahwa Venus menderita...