🐰AO-10🐰

5.5K 768 92
                                    

Ini bakal tamat di chapter 20, maybe. After this aku bakal buat cerita harem baru, coba-coba aja sih.

200 vote dan 80 komen.

><

"Wah apa ini? Kau membelikan ku bubur ayam?" Arik mengangguk cepat, dia memberikan senyum manisnya.

"Iya, ini makanlah." ujarnya lembut.

Abilene menahan tangannya saat Lili hendak mengintrupsi, kemudian menggeleng sebagai kode bahwa Lili tak perlu memeriksa makanan pemberian Arik.

"Terima kasih kelinci kecil, kau manis hari ini."

Arik menunduk dengan pipi merona tipis, dia duduk didepan Abilene dan menanti gadis itu menyuapi makananya.

Tapi baru juga satu suap, lihat yang terjadi?

Keracunan, tebak siapa yang keracunan dalam sarapan mereka hari ini? Ya benar! Abilene keracunan!

Seisi villa panik begitu melihat Abilene memuntahkan darah setelah menyuapkan sesendok bubur ayam yang Arik beli di penjual depan.

Seharusnya Arik bisa berpura-pura tak perduli, maksudnya ini kesempatan bagus untuk Arik agar bisa lari dari Villa gila ini.

Tapi Arik justru menjerit panik begitu Abilene jatuh tak sadarkan diri.

"Cepat bantu aku!" jeritnya kalut.

Air mata tak terbendung lagi, Arik gemetar saat menyentuh bahu Abilene, rasanya Arik begitu merasa bersalah sebab bubur itu dia yang membelinya.

Lili secara sigap mendorong Arik mundur, dia menatap Arik tajam

"Mohon amankan Tuan Arik, kalian lebihnya bawa Nona ke kamarnya." intruksi Lili pada sejumlah bodyguard disana.

"Apa!? Aku mau bersama Abilene!"

"Sadar Tuan Arik! Nona begini juga karena anda!"

Arik menggeleng ribut, tak menyangka akan sekalut ini saat melihat Abilene tumbang, dia takut, sangat takut.

Arik ditarik paksa menuju kamar depan, sementara Abilene digendong menuju lantai 3, dia harus segera diperiksa.

"Lene maaf! Hiks..aku minta maaf Lene maaf..hiks.." raung Arik menggema.

Tidak ini tak boleh terjadi, Arik menyesal karena rencana implusifnya kini Abilene terluka.

Arik dimasukan ke dalam kamar dan langsung dikunci dari luar, tak perduli pada gedoran yang Arik berikan serta raungan memilukannya, dia tak diizinkan keluar.

"AKU MOHON BIARKAN AKU KELUAR! Hiks..aku tidak berniat begitu..maaf..hiks." tubuhnya merosot pelan, memeluk lututnya erat dan menangis lagi.

"Aku tidak meracuni nya..hiks..aku tidak jahat..aku tidak melukai Abilene..aku tidak jahat..hiks.."

Racauan itu terus Arik berikan, sampai dia terbenam dalam rasa bersalah dan penyesalan yang lumayan mencekik lehernya.

Seharusnya Arik tak melakukan itu, seharusnya dia tak perlu merencanakan pembunuhan Abilene begini.

Arik sangat tak tau diri, sudah diselamatkan tapi malah begini balasannya.

"Maaf huhuuu maaf Lene maaf..hiks."

Tampak nya juga pemintaan Arik tak akan berguna setelah kejadian ini, entah apa yang akan berubah, sikap Abilene atau perhatiannya tak akan sama lagi.

Arik pasti akan dibuang, dia yakin dia akan dibuang setelah apa yang dia perbuat.

"Hiks..huhuuu maaf..maaf.."

Sementara dilantai 3, Abilene tersenyum tipis menyaksikan keadaan Arik dari kamera Cctv.

Dia kelihatan sehat, hanya wajahnya yang pucat.

"Biarkan dia di kamar itu selama 2 hari, setelahnya keluarkan dia." perintah Abilene.

"Tapi nona, dia meracuni anda!" bantah Lili.

Abilene mendengus "Hanya racun seperti itu tak membuatku mati Lili, aku hanya ingin memberi sedikit pelajaran pada anak itu, agar dia tau siapa Abilene sebenarnya, agen sepertiku tak akan mati semudah itu."

Lili setuju, dia bahkan tau bila Nona nya itu berulang kali diambang maut, tapi dia selalu selamat.

Kini kekalutan Arik justru menjadi hal yang Abilene sukai, dia suka kala lelaki itu menjerit histeris karena dirinya.

Sungguh manis ditelinga Abilene.

Dia akan terus membuat Arik menangis dan panik di jurang buatannya, itu hukuman atas pemikirannya untuk membunuh Abilene.

Anak nakal itu harus di disiplinkan dulu agar mengerti, apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak harus dilakukan.

Dia tak bisa sembarangan walau Abilene begitu memanjakan Arik, semua butuh aturan dan Abilene akan menunjukan pada Arik apa aturan dalam kungkungan Abilene.

Sampai laki-laki itu menangis ampun di kaki nya, barulah Abilene akan berhenti.

🐰Bersambung🐰

Abilene's Baby [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang