🐰AO-09🐰

5.8K 778 109
                                    

Kalian yg lama penuhin target, jangan salahin aku kenapa ini cerita upnya lama, ya karena targetnya juga penuhnya lama.

200 vote dan 80 komen.

><

Jam 10 malam, Abilene pulang ke villa setelah seharian menjalankan kegiatannya bersama Zholas, beberapa kantung belanjaan dia bawa untuk Arik.

"Dimana Arik?"

"Tuan Muda sedang sakit Nona, seharian di kamar dan telat makan siang, melewatkan sarapan serta jam cemilan."

Abilene menghela napas kecil, dia berjalan cepat menuju kamar Arik, untuk Zholas sih dia pergi ke rumah orang tuanya.

Katanya ada beberapa hal yang harus Zholas selesaikan disana.

Abilene tak perduli, yang dia perdulikan sekarang adalah kelinci kecil kesayangannya itu.

Cklek.

Abilene melihat Arik tertidur dengan bye-bye fever didahinya, tampak tenang dan imut.

"Arik, aku bawakan marshmellow kesukaanmu, aku letakan di nakas yah, aku keluar dulu." Abilene membuka pintu kamar dan berpura-pura keluar kamar.

Lalu menutupnya perlahan seraya menunggu hasil dari perbuatannya barusan.

Tak ada pergerakan, selama 1 menit Abilene menunggu dan tak lama Arik membuka matanya dan langsung bangun.

Namun begitu menyadari kehadiran Abilene, Arik diam, kemudian melengos tak suka.

"Mau apa kamu disini?" tanya nya sedikit sewot.

Kekehan ringan Abilene berikan, dia berjalan mendekati Arik lalu mengecup bibir pucat lelaki itu, Arik tak melawan karena memang itulah yang dia tunggu.

"Jangan merajuk, aku ada pekerjaan bersama Zholas, besok kita berdua pergi jalan-jalan sebagai janjinya, tapi kau harus sembuh dulu."

Wajah yang seasam lemon tadi langsung cerah bagai matahari di dunia teletubies.

Dia langsung memeluk leher Abilene dan meraup bibir manis gadis itu, Arik memejamkan matanya dan menikmati sentuhan Abilene dipinggang dan pantatnya.

"Umh..Lene.."

"Hm? Kenapa baby?" tanya Abilene dengan nada rendah, membuat Arik merinding sekaligus meremang suka.

Ciuman mereka terlepas, Abilene turun ke leher Arik dan seperti biasa cowok itu memberikan akses bebas bagi Abilene untuk mengekspor tubuhnya.

Arik jatuh terlentang, dia menatap Abilene dengan tatapan dalam, berjuta arti didalam tatapan Arik yang masih Abilene tak ketahui.

"Lene.."

"Um?"

"Bagaimana kalau semisal, aku ada rencana untuk membunuhmu?"

Abilene diam, kemudian tersenyum lembut "Lakukan saja, aku tak masalah bila mati ditanganmu Arik."

"Abilene..aku bukan orang biasa, orang tua ku bisa saja membunuhmu nanti."

"Tak apa, sudah tak perlu membahas nya."

Arik mengangguk, dia tersenyum tipis dengan berbagai macam rencana pelarian dari villa ini, ya selain kabur dia harus menghabisi Abilene dulu.

Karena apa? Arik tak akan mengatakannya sekarang, belum saatnya dia mengatakan apa alasan dia akan membunuh Abilene nantinya.

Abilene masih sibuk mengecup dada Arik, sementara Arik sibuk mengelus rambut Abilene dan sesekali memekik saat Abilene menggigitnya.

Ini momen yang unik, Arik tak pernah melakukan ini dengan siapapun, hanya Abilene dan memang cuma Abilene saja yang boleh.

Arik akan membuat Abilene merasa jika Arik sangat ketergantungan pada Abilene, dan dengan begitu Abilene tak akan mampu melawan Arik saat dimana kematiannya tiba.

Ya Arik, lakukan semaumu, lakukanlah, jangan menyesal nanti ya bila semua sudah terjadi.

"Kamu mikirin apa? Sampai berkerut gitu dahinya."

Arik menggeleng pelan, dia mengecup dahi Abilene lalu mengelus rambut gadis itu pelan "Tak ada, ayo tidur saja aku ngantuk."

"Baiklah,"

Sekali lagi Abilene mencium bibir Arik dan melumatnya lembut, penuh kehati-hatian agar si manis dikungkungannya tidak kesakitan.

Abilene takut melukai Arik, jadi setiap tindakannya tak boleh sampai gegabah apalagi sampai melukainya.

"Tidurlah." ujar Abilene lembut setelah selesai mencium Arik, dia hendak bangkit namun Arik menahannya.

"Kamu mau tidur dimana?"

"Di kamar ku."

"Kenapa gak disini aja? Biasanya juga tidur disini."

Senyum lembut kembali Abilene berikan "Kau sedang sakit, tak akan menyenangkan bila tidur sambil dipeluk orang."

Benar juga, tapi Arik mau pelukan Abilene!

"Ah gak mau gituuu, sini tidur sama aku!"

"Arik—"

"Aku gak suka dibantah ya Lene!"

"Baiklah kelinci kecil, baik. Aku mengalah."

Abilene naik ke sebelah Arik lalu menidurkan dirinya, membiarkan Arik sibuk masuk ke pelukan Abilene, bahkan dia naik ke tubuh Abilene lalu tidur didada gadis itu.

"Ini nyaman." gumamnya.

"Ya."

Dan malam itu Arik melewati malamnya dengan tidur diatas tubuh Abilene, sangat nyaman dan hangat.

🐰Bersambung🐰

Abilene's Baby [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang