🐰AO-13🐰

5.4K 767 84
                                    

Ayo penuhi target.

200 vote dan 80 komen.

.....

Abilene sudah membawa Zholas ke rumah sakit dan memberikan sedikit penjelasan terkait apa yang terjadi.

Dan keluarga Zholas memilih tak membawa ke jalur hukum sebab mereka tak mau berurusan dengan keluarga Arik, keluarga Bayanaka terlalu kuat.

Zholas tak sampai buta hanya saja dia tak bisa melihat untuk beberapa minggu kedepan.

Kini Abilene sudah sampai ke Villa, dia langsung berjalan menuju kamar Arik, mau menemui dan meredakan amarah Arik pastinya.

Ini puncak dari kecemburuan Arik, oke Abilene tak akan membuat Arik cemburu berlebihan.

Cklek.

"Arik, kau sedang apa?"

Arik yang tadinya bergelung dalam selimut, menoleh dengan wajah yang sudah berurai air mata, sesenggukan karena menangis berjam-jam.

Matanya sembab dengan bibir yang bergetar pilu, dia merentangkan tangannya meminta pelukan kerinduan dari Abilene.

"Kelinci kecilku yang malang, setelah menerjang rubah licik sekarang kau menangis disini." gumam Abilene seraya berjalan mendekati kasur.

Dia duduk dipinggir kasur lalu memeluk Arik erat, mengangkat tubuh lelaki ini yang terasa hangat.

Ah dia sakit lagi, setelah mengamuk dia justru sakit, luar biasa juga.

"Gak suka kalau Lene kaya gitu lagi..hiks..Arik minta maaf soal bubur itu tapi jangan biarin Lene dideketin siapapun..hiks.."

"Ya ya ya."

"Hiks..mau permen bibir.."

"Nanti aja kalau kau sembuh."

"Hiks..MAU PERMEN BIBIR MAU PERMEN BIBIR! MAU PERMEN BIBIR HUAAAAAAAA!"

Abilene kualahan, dia mengangguk kemudian menangkup wajah Arik pelan, menciun lembut bibir merah karena dia menggigitnya sedari tadi.

Menghisap dan melumatnya dalam.

Arik mengalungkan lengannya dileher Abilene, menikmati kembali waktu yang sempat tertunda ini, seminggu dia diabaikan dan hari ini dia kembali mendapat perhatian Abilene.

"Unghh.."

"Sst..rileks.."

Abilene menidurkan Arik ke kasur lalu melepaskan piyama atas lelaki itu, menampilkan dada mulus, perut rata dan puting merah jambunya.

Sangat menggoda, Abilene menunduk guna menciumi dada Arik, mencetak tanda disana lalu menyesap puting mungil Arik yang lucu.

"Ahh! Jangan diisap ih! Jorok Lene ahhh!"

"Sst, jangan melawan."

"Aw jangan digigit!"

"Tenanglah Arik, ini tak akan sakit."

"Mau apa Lene? Kamu mau apain aku?"

Abilene menyeringai diatas Arik, menelusupkan wajahnya diceruk leher Arik.

"Mau...apa ya? Ayo tebak."

"Mau perkosa aku? Tapi aku gatau cara mainnya, gak pernah diajari, cuma aku tau cara bereproduksi bagaimana."

"Sudah lupakan, mending kau tidur."

"Mau sambil peluk Lene."

"Iya, aku akan memelukmu Arik, dengan erat dan hangat."

Arik mengangguk, Abilene tidur disebelah Arik dan membiarkan Arik naik keatas tubuhnya.

Arik sudah tidur ditubuh Abilene, lembut dan empuk hahahaha.

"Puk-puk pantat Arik." rengeknya seraya mengangkat tangan Abilene lalu meletakannya ke pantat sintal bulatnya.

Abilene justru merematnya "Akh! Dipuk-puk bukan diremet!"

"Suka-suka aku lah."

"Ihhh Lene!"

"Bercanda, tidur cepat."

Arik mengerucut sebal, dia mengecup bibir Abilene singkat lalu menenggelamkan wajah merah padamnya didada Abilene.

Berharap ini bisa bertahan lebih lama, sangat amat lama agar Arik bisa menikmati kedekatannya.

🐰Bersambung🐰

Abilene's Baby [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang