Chapter. 35

2.7K 177 2
                                    

Happy reading guys......   


                              *****     

"Cantik." Satu kata terucap dari bibir Kaisar Huang Qianfan saat ingatannya berputar pada saat melihat Permaisurinya tersenyum bahagia karena melakukan hal yang berguna untuk orang lain kedua sudut bibirnya tertarik keatas membentuk sebuah garis lengkung yang disebut dengan senyuman.

"Kenapa selama ini aku tidak bisa melihat kecantikan alami Permaisuri Huang Zhisu? Apakah aku terlalu menutup mata padanya selama ini?." Saat dirinya sedang tenggelam dalam lamunannya suara seorang wanita yang memasuki indra pendengarannya berhasil menarik kembali kesadarannya pada dunia nyata.

Selir Wang Rouyen menampilkan senyuman terbaiknya saat berada dihadapan Kaisar Huang Qianfan.
"Salam hormat hamba yang mulia Kaisar semoga anda panjang umur." Senyum tipis yang semula terukir di wajah tampan Kaisar Huang Qianfan kini telah lenyap digantikan oleh raut wajah datar dan dingin tak tersentuhnya.

Jantungnya bahkan berdetak normal saat berdekatan dengan salah satu Selirnya tidak seperti tadi saat dirinya berdekatan dengan Permaisurinya jantungnya tiba-tiba berdetak kencang sampai dia sendiri bisa mendengar detak jantungnya yang menggila.

"Ada perlu apa Selir Wang Rouyen kenapa kau menemuiku?." Entah mengapa tiba-tiba dia merasa tidak senang dengan kehadiran salah satu Selirnya tidak seperti saat dirinya yang merasa senang saat berada di dekat Permaisurinya.

"Maaf mengganggu waktu anda yang mulia hamba kemari hanya ingin membawakan anda teh untuk meredakan rasa lelah anda karena seharian lelah bekerja dan sebagai tanda terimakasih hamba karena anda telah mencabut masa hukuman hamba yang mulia." Selir Wang Rouyen berucap dengan penuh kesan anggun dan sopan tidak seperti Permaisuri Huang Zhisu yang berucap dengan apa adanya.

Seorang pelayan maju kedepan dan meletakkan nampan teh yang sudah disiapkan oleh Selir Wang Rouyen untuk suami tampannya. Meskipun sang suami tidak bereaksi sedikitpun dia tetap melakukan rencananya seperti yang telah disusunnya dari awal. Kaisar Huang Qianfan tidak menanggapi niat baik Selir Wang Rouyen padanya dirinya kini hanya berfokus pada lembaran kertas yang selalu ada dimanapun dirinya berada entah itu di ruang kerjanya, di kediaman pribadinya atau bahkan saat diluar istana pun gulungan-gulungan kertas itu seolah-olah seperti selalu mengikuti kemanapun dia pergi.

"Ini yang mulia silahkan diminum teh nya." Senyum licik terukir diwajah cantik Selir Wang Rouyen setelah menuangkan teh kecangkir yang sudah disediakan, karena Kaisar Huang Qianfan yang sedang sibuk membaca berkas penting dia jadi tidak mengetahui kalau ada niat terselubung dibalik senyuman itu.

Tuk.

Suara cangkir teh yang diletakkan dengan sedikit keras diatas meja menjadi alasan senyuman Selir Wang Rouyen yang kini semakin melebar.
"Aku sudah meminumnya jadi kau bisa pergi dari Paviliun ku." Kaisar Huang Qianfan yang sedari awal memang merasa tidak senang dengan kehadiran salah satu Selirnya itu dengan cepat menghabiskan teh yang sudah dituangkan untuknya lalu segera mengusirnya keluar dari kediaman pribadinya.

Belum sempat Selir Wang Rouyen menyuarakan protesnya pada Kaisar Huang Qianfan Ibu Suri Huang Xiong Lue terlebih dahulu masuk kedalam ruangan yang sama dengannya dan berhasil menggagalkan niatnya.

Kaisar Huang Qianfan yang melihat kehadiran salah satu wanita yang disayanginya sekaligus dihormatinya langsung segera meletakkan berkas yang sedang dibacanya dan memberikan salam hormatnya.

"Oh, rupanya ada Selir Wang Rouyen juga disini ada perlu apa kau menemui putraku?." Ibu Suri Huang Xiong Lue menatap tidak suka pada salah satu wanita licik koleksi putranya itu, Selir Wang Rouyen yang ditatap seperti itu pun hanya bisa diam menambah stok kesabarannya dan mempertahankan kesan baiknya dihadapan Ibu Suri Huang Xiong Lue dengan mengepalkan kedua tangannya dari balik hanfunya kedua sudut bibirnya terpaksa ditarik keatas untuk melengkapi aksinya.

"Qi'er dimana menatuku?." Kaisar Huang Qianfan yang mendengar pertanyaan inti dari niat kedatangan wanita yang dihormatinya mengernyitkan keningnya bingung.
"Menantu Ibu yang mana?." Bukan hanya Kaisar Huang Qianfan saja yang kebingungan dengan pertanyaan dari Ibu Suri Huang Xiong Lue tapi Selir Wang Rouyen juga merasakan hal yang sama.

Ibu Suri Huang Xiong Lue memutar bola matanya malas saat melihat sikap bodoh putranya.
"Yang mana lagi menantu kesayangan Ibu kalau bukan Permaisuri Huang Zhisu. Cepat katakan dimana dia pergi?." Kaisar Huang Qianfan menatap cengo pada Ibunya ternyata yang sedang dicari oleh Ibunya adalah Permaisuri kecilnya.

"Dia tidak ada disini Ibu dan Qi'er juga tidak tahu dia ada dimana sekarang. Memangnya ada perlu apa Ibu mencari Permaisuri ku?." Selir Wang Rouyen yang mendengar panggilan sayang dari Kaisar Huang Qianfan untuk Permaisuri Huang Zhisu hatinya menjadi semakin panas, sebelum dirinya kehilangan kendali  karena kemarahannya yang menguasai dan mempermalukan dirinya sendiri dihadapan pemimpin Kekaisaran jadi lebih baik dirinya pergi dari sana sebelum kejadian itu benar-benar terjadi.

Ibu Suri Huang Xiong Lue yang mendapati menantu kesayangannya tidak ada bersama putranya melenggangkan kakinya pergi dari sana dengan kesal, panggilan dari putranya bahkan dia abaikan karena sudah terlanjur kesal.

Kaisar Huang Qianfan yang diperlakukan seperti itu hanya bisa menatap pasrah kepergian Ibunya dan menghela nafas kasar.
"Apakah pertanyaanku salah? Menantu Ibu kan ada banyak kenapa dia marah karena pertanyaanku?. Jadi aku tidak salahkan kalau menanyakan menantu yang mana yang sedang dicarinya?." Monolog Kaisar Huang Qianfan kebingungan.

Mungkin kalau Permaisuri Huang Zhisu ada disana dia pasti sudah tertawa terpingkal-pingkal karena melihat raut wajah kebingungan suami tampannya itu atau mungkin dia sedang misuh-misuh menyalahkan pria bastard yang berstatus sebagai suaminya karena memiliki istri banyak.

Sedangkan di kandang kuda istana kini sedang terjadi keributan karena Permaisuri mereka yang memaksa ingin menunggangi kuda.

"Ayolah aku hanya ingin meminjam kuda itu dan menungganginya sebentar saja aku janji tidak akan keluar istana dengan kudanya." Seorang prajurit yang mendengar ucapan ngotot dari Permaisuri mereka hanya bisa menghela nafas gusar dan menyiapkan nyali mereka kalau-kalau Permaisuri mereka nanti mengamuk.

Seekor kuda berwarna putih yang menjadi alasan terjadinya perdebatan sengit hari ini mulutnya terlihat sedang sibuk mengunyah rumput yang ada dihadapannya. Zhisu yang dari awal memang sudah jatuh cinta pada pandangan pertama pada kuda putih bersih itu hanya bisa menatap memelas dan berharap semoga keinginannya bisa terwujud.

"Menantuku kenapa kau disini? Aku mencarimu daritadi dan kau malah berada disini? Apa yang sedang kau lakukan dengan berada di kandang kuda?." Dua orang prajurit yang melihat kehadiran Ibu Suri Huang Xiong Lue segera memberikan salam hormat mereka.

Ibu Suri Huang Xiong Lue menatap kesal pada menantunya dan berkacak pinggang saat melihat menantunya yang sedang menatapnya dengan kebingungan.
"Ada apa Ibu mencari Shu'er?." Zhisu yang melihat raut wajah Ibu mertuanya yang terlihat marah sekaligus kesal menjadi kebingungan, Sangking bingungnya Zhisu dia bahkan lupa untuk memberikan salam pada Ibu mertuanya.


                                *****         


Empress From The Future  [End] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang