Raka memulai harinya seperti biasa, perdebatan kecil di meja makan tentang sepotong selai roti selai cokelat yang ia curi setiap pagi dari tangan Karra, roti yang menjadi sarapan kecilnya setiap pagi, mendengar sedikit siraman rohani dari Askar karena telah membuatnya terlalu lama menunggu. Raka berangkat tanpa memutar arah, biasanya ia akan menjemput Michel, namun hingga kini Raka belum berbicara dengan Michel. Beberapa hari ini seluruh Raka disibukkan memgkoordinasi acara tahunan sekolah. Semua anggota OSIS dimasukkan mendekorasi, memesan atau membeli alat-alat yang dibutuhkan. Bahkan beberapa dari mereka diizinkan bapak kepala sekolah untuk tidak mengikuti pelajaran agar acara tersebut berjalan lancar. Raka dan Askar bergegas memarkirkan motor, mereka sudah terlambat memulai rapat seharusnya rapat dimulai jam tujuh pagi. Keduanya berlari menuju ruang OSIS, semua anggota sudah menunggu di depan ruangan karena kunci ruang itu ada di tangan Askar, ia bertanggung jawab untuk seluruh aset ruangan itu. Askar membuka pintu mempersilakan semuanya masuk seraya meminta maaf atas keterlambatannya. Michel menunggu satu per satu anggota masuk, ia berada di belakang anggota yang berdesakan masuk, Michel malas untuk berdesak-desak, menghabiskan tenaga dan menggangu pernapasannya. Bohong, kalau Raka tidak merasa bersalah setiap kali melihat pacarnya. Masalah mereka pasal kebohongan Raka belum selesai, sedang Michel terlihat tidak peduli dengan keberadaan Raka, lagi pula ia mulai terbiasa. Orang-orang datang dan pergi silih berganti, menjadi pilihan kita untuk melepas atau menahan. Namun, tidak bisa dipaksa jika memang ia meminta untuk dilepas. Ingin rasanya Raka memeluk, mengelus puncak kepala Michel hingga hangat menjalar ke seluruh tubuhnya.
"Ka," Askar menepuk pundak sahabatnya.
"Eum."
"Ayo masuk ke dalam, udah telat nih!"
"Oke."
"Lo pasti kepikiran Michel. Salah sendiri, lagian pake acara pura-pura amnesia. Lo nya kemaren pura-pura, ntar kalo Michel beneran lupa gimana?"
"Gue ngga bisa paksa dia buat inget gue balik, doain aja."
"Lo tau jawabannya, terus kapan lo mau minta maaf?"
"Acara tahunan sekolah."
"Hah? Gimana?"
"Penutupan acara tahunan sekolah gue minta maaf sama Michel."
"Kalo udah masalah Michel aja lo puyeng, kalo masalah pelajaran kimia lo paling bisa! Makan tuh otak wikipedia berjalan!" Raka tak menanggapi semua perkataan Askar benar adanya.
"Zephyr gimana? Lo udah minta maaf sama dia? Dia udah mikir kalo lo berdua balikan beneran."
"Dia udah gue urus."
Askar membuka rapat mereka dengan salam, memperhatikan agenda, dana, stan, tamu undangan, dan banyak hal lain yang berkaitan dengan acara tahunan sekolah. Raka duduk berhadap-hadapan dengan Michel, semua anggota OSIS memang sengaja menyisakan kursi untuk Raka di depan Michel, berharap karena hal itu hubungan mereka segera membaik, sebab mereka berdua adalah salah satu couple goals di SMA Ben.
"Semua anggota OSIS wajib pake jas di luar oufit kalian, mau pake dress atau apalah semua tetep wajib pake jas OSIS, biar mudah dicari kalau-kalau diperlukan. Siapa yang ngga make, atau nyatain jasnya hilang mereka bakal didenda." jelas Askar, semua anggota mengangguk paham, kecuali Dea yang duduk di samping Michel, ia terlihat khawatir.
"Lo kenapa?" tanya Michel. Ia menyadari kekhawatiran Dea.
"Eh, eum itu. Jas gue hilang." Dea ragu-ragu untuk mengatakannya, ia takut Michel akan melapor pada Askar.
"Ntar gue bilangin ke kak Askar."
"Jangan Chel, bisa kena amuk guenya."
"Nggak bakal,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Michella [END]
Teen Fiction[HARAP FOLLOW SEBELUM BACA] tenang bakal difolback kok hihi saat membaca jangan lupa vote! up minimal seminggu sekali jangan ditungguin endingnya, ntar nyesel wkwk Raka dan Michel disatukan oleh sebuah kejadian tak disengaja, hingga perasaan mereka...