Warning!!! Di part ini banyak kata-kata kasar, jadi dimohon kepada pembaca agar lebih bijak dan mencermati dalam membaca. Terimakasih perhatiannya.
.
.
."Dari semua orang yang pernah gue temuin, cuma lo yang bisa jadi rumah ternyaman buat gue"
Michel terlihat anggun memakai gaun one shoulder berwarna merah muda, acara kelulusan dan prom night dilaksanakan malam ini, semua siswa-siswi memakai jas dan gaun, bahkan Michel dipaksa memakai gaun—yang menurutnya kurang bahan, menata rambut, dan dimake-up oleh Ara.
Peserta wisuda satu per satu menaiki panggung, data diri beserta nilai mereka dibacakan satu per satu. Michel duduk di samping Devan, menggantikan ayahnya, ayah mereka yang punya urusan di kuar kota, padahal beliau sudah berusaha untuk tidak bekerja pada malan ini. Sedang teman-teman Michel duduk di barisan belakang bersama pasangan mereka, kecuali Ara, ia baru sebulan putus dengan Ari karena laki-laki itu akan dijodohkan secara adat-istiadat hindu, tembok mereka terlalu kuat untuk dirubuhkan. Sementara agar tidak keliatan jomblo, Raja menemani Ara walau mereka berdua bak tom and jerry, mau bagaimana lagi? dari banyaknya kriteria yang Ara ajukan hanya Raja yang memenuhi semuanya. Keempat laki-laki berlari naik ke atas rooftop hendak menyiapkan sesuatu di atas sana, meninggalkan Raja sendirian, namun mereka malah tertuju ke arah panggung di bawah sana. Mereka dapat melihat ke arah panggung karena tidak ada tenda yang terpasang. Saat Devan dipanggil Michel segera berlari ke samping panggung menunggu kakaknya.
"Bu bos, larinya kenceng banget. Gue curiga lo kasih makan garam merek dolphin ye?" tanya Askar.
"Lo yang harus makan garem, otak lo gesrek mulu akhir-akhir ini!" Reza menempeleng kepala Askar.
"Lo yang gesrek curut!" Askar membalas perbuatan Reza sepadan.
"Diem nggak? Mau gue timpukin pake nih meja?!" ancaman Nakula berhasil membuat mereka berdua menutup mulut mereka. Raka seperti biasa hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Info ke Raja, ajak anak-anak ke sini." perintah Raka, melihat Devan tengah mengambil ijazah.
"Oke." Nakula mengiyakan.
"Anak-anak teh siapa maksudnya?" tanya Askar, penyakit Askar benar-benar kumat.
"Vey, pacar lo, pacar gue, Ara, gitu goblok!" Askar mengangguk-angguk mendengar jawaban Reza.
"Udah." Nakula selesai mengabari Raja, tak lama mereka datang, pembicaraan semakin ramai, adu mulut antara Askar dan Reza, juga Ara dan Raja menjadi pusat utama.
"Bacot!" seru Raka tak tahan mendengar kebisingan yang ada, ia tidak bisa mengontrol karena rasa takut dan gugup yang ia rasakan bersamaan. Semua kebisingan terhenti, mereka memandangi Raka.
"Si bos nggak asik kalo perasaannya lagi kayak gini, emosinya ke kita." Raja yang menyadari hal itu tidak bisa menghentikan mulutnya untuk berbicara terus terang.
"Lanjut aja, biarin kak Raka sendiri dulu." ajak Aster yang menarik tangan Ashar menjauh dari Raka, ia takut pacarnya menjadi sasaran tonjok Raka di tengah otaknya yang gesreknya. Semua melanjutkan pekerjaan mendekor, menpersiapkan rooftop untuk merayakan hari kelulusan Devan. Sepuluh menit berlalu, Devan dan Michel sudah menghubungi orang tua tunggal mereka, memperlihatkan nilai Devan yang hampir sempurna. Devan mengajak Michel ke rooftop, Raka yang melihat Devan akan pergi, lantas memberitahu untuk mematikan lampu-lampu.
"Gue harus siap!" bisik Raka menyemangati dirinya sendiri. Raka berdiri di tengah-tengah rooftop, menunggu kehadiran tuan putri. Tepat pada waktunya, Michel dan Devan sampai di anak tangga terakhir, tangan Devan membuka pintu rooftop lalu mengacak gemas rambut Michel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Michella [END]
Fiksi Remaja[HARAP FOLLOW SEBELUM BACA] tenang bakal difolback kok hihi saat membaca jangan lupa vote! up minimal seminggu sekali jangan ditungguin endingnya, ntar nyesel wkwk Raka dan Michel disatukan oleh sebuah kejadian tak disengaja, hingga perasaan mereka...