Sore menjelang malam, Aster, Ara, Vey dan Felic datang ke rumah Michel, mereka meminta izin menginap pada orang tua mereka dengan alasan belajar bersama untuk ujian tengah semester. Seketika kamar Michel yang rapi menjadi sebuah kapal pecah. Aster dan Vey menonton drama korea terbaru di laptop Aster. Felic membaca di novel di sudut ranjang Michel, Ara memainkan game online di handphonenya, ia memang gamers. Camilan mereka berserakan dimana-mana. Michel berada di meja belajar, melihat gerak-gerik mereka berempat yang kabur dari rumah, membuat Michel mengiyakan bahwa mereka belajar bersama pada orang tua mereka. Beruntung mereka semua teman-teman Michel, jika mereka bukan teman-teman Michel, bisa jadi mereka harus angkat kaki dari kamar Michel atau lebih parahnya mereka tidak diterima di rumah Michel. Michel mengambil buku pelajaran dan sebuah novel, membuka pintu balkon kamarnya, meletakkan buku-buku itu, lantas kembali ke dalam mengambil camilan belum ia habiskan. Sebuah notifikasi berbunyi di dalam saku celananya, Michel mengambil handphone berharap Raka mengirim permintaan maaf. Notifikasi kembali berbunyi, tertera nama Devan, mungkin harapannya mustahil terjadi, Michel membaca pesan dari Devan tanpa berniat membalasnya, lalu melanjutkan novelnya yang tergantung. Di dalam kamar Michel, Ara yang sudah kalah dua kali dihantui kegabutan dan kejahilannya, ia membuka lemari Michel.
"Ra, jangan dipretelin! Ntar yang punya marah loh!" Felic mengingatkan Ara, saat Ara mengeluarkan baju-baju Michel.
"Nggak apa-apa, palingan ngambek sebentar." Ara mengabaikan.
"Terserah." kompak Vey dan Felic. Mereka tidak tau apa dipikirkan Ara, Aster pun mulai ikut-ikutan.
"Baju-baju Michel banyak yang panjang lengannya, masa yang lengan pendek bisa dihitung, tuh anak nggak ngerti fashion kali ya?"
Sore menjelang malam, Aster, Ara, Vey dan Felic datang ke rumah Michel, mereka meminta izin menginap pada orang tua mereka dengan alasan belajar bersama untuk ujian tengah semester. Seketika kamar Michel yang rapi menjadi sebuah kapal pecah. Aster dan Vey menonton drama korea terbaru di laptop Aster. Felic membaca di novel di sudut ranjang Michel, Ara memainkan game online di handphonenya, ia memang gamers. Camilan mereka berserakan dimana-mana. Michel berada di meja belajar, melihat gerak-gerik mereka berempat yang kabur dari rumah, membuat Michel mengiyakan bahwa mereka belajar bersama pada orang tua mereka. Beruntung mereka semua teman-teman Michel, jika mereka bukan teman-teman Michel, bisa jadi mereka harus angkat kaki dari kamar Michel atau lebih parahnya mereka tidak diterima di rumah Michel. Michel mengambil buku pelajaran dan sebuah novel, membuka pintu balkon kamarnya, meletakkan buku-buku itu, lantas kembali ke dalam mengambil camilan belum ia habiskan. Sebuah notifikasi berbunyi di dalam saku celananya, Michel mengambil handphone berharap Raka mengirim permintaan maaf. Notifikasi kembali berbunyi, tertera nama Devan, mungkin harapannya mustahil terjadi, Michel membaca pesan dari Devan tanpa berniat membalasnya, lalu melanjutkan novelnya yang tergantung. Di dalam kamar Michel, Ara yang sudah kalah dua kali dihantui kegabutan dan kejahilannya, ia membuka lemari Michel.
"Ra, jangan dipretelin! Ntar yang punya marah loh!" Felic mengingatkan Ara, saat Ara mengeluarkan baju-baju Michel.
"Nggak apa-apa, palingan ngambek sebentar." Ara mengabaikan.
"Terserah." kompak Vey dan Felic. Mereka tidak tau apa dipikirkan Ara, Aster pun mulai ikut-ikutan.
"Baju-baju Michel banyak yang panjang lengan, masa yang lengan pendek bisa dihitung, tuh anak nggak ngerti fashion kali ya?"
"Iya nih, masa lengan panjang semua, sebagiannya sweater pula." Aster menimpali argumen Ara.
"Gue ada di sini, dan gue tau apa yang harus gue lakuin." Ara membuka aplikasi online shop di handphone, memilih beberapa pakaian.
"Warna nude kayaknya lebih cocok ama Michel."
"Crop teenya imut banget."
"Nggak, off shouldernya lebih lucu, cocok kalo dipake Michel." setelah beradu argumen, Ara dan Aster memutuskan baju mana bakal dibeli.
"Kita checkout sekarang."
"Bayarnya?"
"Tenang, gue udah isi shopee pay kok."
"Beres!" Aster mengacungkan jempolnya. Dalam waktu setengah jam, pesanan Ara sampai.
"Non Ara, ada kurir di bawah, nyariin non. Katanya ada pesanan atas nama non Ara."
"Oh, kalau gitu Ara ke bawah dulu. Makasih bi Siti." Ara segera menuruni anak tangga rumah Michel, membuka pintu, dan menyelesaikan pengambilan barang, Ara kembali ke kamar Michel, membuka semua paketnya.
"Gue punya ide!" seru Ara.
"Apa?" sontak semua orang di kamar Michel merapat pada Ara. Ara berbisik pada mereka, seketika kamar Michel menjadi bersih seperti sedia kala. Michel membuka pintu balkon. Mereka menunggu Michel, ini akan menjadi kejutan pertama untuknya.
"SUPRISE!"
"Apa nih?"
"Chel, ini kejutan buat lo." Vey menjawab pertanyaan Michel.
"Gue lagi nggak ultah."
"Satu lagi. Tara.." Ara menunjukkan barang yang ia pesan di olshop.
"Crop tee?"
"Ralat, itu off-shoulder, Chel."
"Sama aja."
"Nggak sama!" semua sewot ketika Michel berkata demikian.
"Terus tuh baju buat apa?" tanya Michel.
"Buat couplean dong!"
"What the f*ck." seru Vey.
"Gila lo, Ra!" protes Felic.
"Nggak ada penolakan! Abis malem tahunan kita pake baju ini."
"Hem..kedua Michel harus pake make up pas malem tahunan." tak tanggung-tanggung Ara memberikan Michel alat make up lengkap.
"Sayangnya gue ga punya.."
"Nih! Makanya gue pesenin khusus buat lo."
"Gue nggak mau." Michel keheranan dengan sikap Ara, aneh bin ajaib, bukan Ara namanya jika tidak mengambil keputusan sendiri, dikecualikan Aster.
"Ambil!"
"Ra, ngga mau!" Michel mengembalikan segera macam perlengkapan make up pada Ara.
"Michella seharusnya itu lo berterima kasih sama gue, karena gue udah baik sama lo."
"Makasih, tapi gue—"
"Nggak ada penolakan, atau lo keluar dari sekolah."
"Okay, ancamannya ngga sepadan." Michel mengambil kembali peralatan make up dari Ara, pasalnya orang tua Ara adalah salah satu dari banyak orang penting di sekolah mereka.
"Mau ikut gue nggak?" Ara kembali bertanya.
"Ke mana?" tanya mereka balik.
"Beli, pernak-pernik acara tahun."
"Kan, masih lama Ra." Felic memberi tanggapan.
"Gue maunya sekarang! Ayo!" Ara merengek seperti bayi.
"Anjir!" Michel menepuk jidatnya.
"Jangan pernah harapkan hal itu terjadi! Anjing! Astagfirullahalazim. Nggak boleh ngomong kasar, tapi lo anjing punya sifat kek gitu. Ngajak gue abisin duit." Aster menirukan satu sound dari aplikasi tik tok.
"Lebay lo, Ster!" sahut Ara.
"Tapi, Ra." Vey juga ingin mengiyakan perkataan Aster.
"Tenang aja gue bakal traktirin kok." Ara menjawab kegelisahan mereka.
"Alhamdulillah." Felic melengos mendengar perkataan Ara.
"Makasih, Ra." Vey kembali bersemangat.
"Mampus, abis waktu gue." gumam Michel.
Hai all readers💓
Gimana part ini? Di part selanjutnya bakal ada tokoh baru yang pastinya bikin kalian greget deh!
Makanya ditunggu ya part selanjutnya!
See you!
KAMU SEDANG MEMBACA
Michella [END]
Genç Kurgu[HARAP FOLLOW SEBELUM BACA] tenang bakal difolback kok hihi saat membaca jangan lupa vote! up minimal seminggu sekali jangan ditungguin endingnya, ntar nyesel wkwk Raka dan Michel disatukan oleh sebuah kejadian tak disengaja, hingga perasaan mereka...