CHAPTER 13

234 38 4
                                    

3rd POV

Cassie dan para Olympian sedang berada di aula yang diubah menjadi ruang santai sementara, terdapat beberapa sofa dengan meja ditengah dan berbagai makanan serta minuman, diatasnya, dan tentu saja Ambrosia dan Nectar. Mereka menanyakan beberapa hal tentang Cassie sekaligus mencoba untuk mengubah pikiran Cassie tentang sekolah, agar Cassie tetap di Olympus dan tidak kembali kesana.

" Aku penasaran, aura dan kekuatanmu menguar dengan sangat kuat dan menindas bahkan bagiku. Sebenarnya kamu Dewi apa? " tanya Athena, Olympian lain ikut mendengarkan dengan penasaran. Yang mereka tidak tahu bahwa, kekuatan dan aura Cassie hanya 10% yang ia keluarkan.

" Aku Goddess of Creation, Destruction, Betrayal, Earth, and Time, " ucap Cassie dengan tenang. ' dan Primordial Goddess of Balance, Space, and Void,' lanjut Cassie dalam hati. Cassie belum menceritakan tentang ia yang juga Dewi Primordial, karena itu berarti harus menceritakan tentang Chaos dan Order, juga membocorkan tentang masa depan.

Para Olympian sangat kaget saat mendengar domain Cassie, tapi itu menjawab mengapa aura dewi cantik itu terasa sangat kuat
' Domain yang kuat dan hebat. ' pikir mereka. Mereka hanya berharap bahwa Cassie akan selalu sejalan dengan para Olympian. Karena jika tidak, akan sangat sulit berada disisi buruknya. Selain itu, entah mengapa mereka sudah sangat menyayangi Cassie. Terlebih Poseidon yang sudah sangat lama menginginkan seorang putri.

" Kau memiliki domain yang sangat kuat dan berbahaya " ucap Poseidon dengan nada bangga dan pamer. Membuat yang lain memutar mata dan mendengus tetapi tidak mengatakan apapun.

Setelah mengobrol santai dengan para Olympian, kini Cassie sedang berada di istana ayahnya yang di Olympus, karena istana miliknya masih dibuat. Cassie beberapa kali menolaknya karena takut mempengaruhi masa depan. Tetapi, paman Zeus dan yang lain sangat kekeh akhirnya Cassie mengalah.

Cassie ingin menemui Hecate yang berada di waktu aslinya besok, sebelum ia kembali ke Hogwarts. Ia ingin menanyakan tentang Tom Riddle pada Hecate.

***

Hecate tersedak saat mendengar Cassie menyebut nama Tom Riddle
" Tom Riddle?! " pekik Hecate
" Kau tidak berteman dengannya kan? " lanjutnya dengan wajah memucat. Ia tahu Cassie sangat menarik, baik itu kemampuan dan kepintarannya mengenai sihir, pelajaran, kepribadian, dan yang pastinya penampilannya. Siapapun akan tertarik dengannya, bahkan Tom Riddle yang seingat Hecate dilahirkan dari ramuan cinta.

" Aku mengenalnya, saat pertama aku sampai disana dan bertemu denganmu, aku melihat ia sedang terbaring dijalanan sepi dan terdapat luka tusukan di perut bagian kirinya. Jadi aku menolongnya, dan ia tinggal sekitar dua minggu bersamaku sampai masuk sekolah, karena ia tidak ingin kembali ke panti asuhannya " jelas Cassie semakin curiga saat melihat wajah Hecate pucat pasi.
" Ia bukan orang yang aku pikirkan kan Hecate? " lanjutnya dengan nada curiga.

" Cassie, sepertinya ini benar benar buruk " ujar Hecate dengan nada sedikit bergetar.

" Jadi, dugaanku benar. Tom Riddle adalah Voldemort? " ujar Cassie dengan pikiran yang rumit
' Gods. Apa yang harus ku lakukan setelah ini? ' pikir Cassie dengan bingung.

" Sebaiknya kau keluar dari sekolah itu secepatnya " ucap Hecate. Ia yakin jika Voldemort muda itu akan menyukai atau bahkan mencintai Cassie. Terlepas dari berbagai kelebihannya yang sangat menarik, Cassie sudah menolong pria muda itu saat berada di titik terendahnya,dan memberinya tempat tinggal sementara. Sesuatu yang seingat Hecate sangat baru bagi pria muda tersebut. Dan Hecate sudah hidup ribuan tahun, waktu yang sangat lama untuk mengetahui bagaimana jalan pikir mortal, ia pasti tidak akan membiarkan Cassie pergi darinya.

***

Hogwarts

Semua murid Slytherin dapat melihat sembilan remaja yang dekat dengan Cassie itu sedang dalam suasana hati yang buruk, mereka menduga sesuatu yang buruk atau mengganggu pikiran mereka telah terjadi. Terlebih lagi Tom Riddle, ia akan menghukum siapapun yang menurutnya mengganggu, well bahkan yang bernapas didekatnya. Abraxas Malfoy yang selalu bewajah datar, kini semakin tidak ada ekspresi. Sedangkan Orion pada awalnya ia bersikap biasa seperti yang lain, walau semua orang bisa melihat matanya yang semakin dingin, terlebih setelah pemuda itu menerima surat yang diyakini dari orang tuanya. Setelah membaca surat itu, mata dingin menjadi semakin tak tersentuh.

YOU * TMR * PJO/HP Crossover Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang