cups of coffee

4K 218 7
                                    

Haruskah dia potong rambutnya seperti yang Doyoung bilang?

Tapi, dia suka. Tiap kali dia lihat pantulan dirinya di depan kaca, dengan rambut bagian belakang yang mulai menutup punggungnya. Bahkan, dia datang ke salon untuk benahi rambut bagian depannya supaya rapi, poni menutup kening, wajahnya terbingkai dan terkesan kian mungil.

Seakan, tampilannya jadi lebih mencolok. Warna legam midnight blue yang buat wajahnya kian bercahaya saat tertabrak matahari, pakaiannya juga kelihatan lebih sangar tidak peduli berada pada kelompok terang maupun gelap. Oh! Bahkan apabila dia kelewat tebal memasang riasan, akan terlihat aman-aman saja karena cahaya akan lebih terlena menyorot surainya

Taeyong tidak akan potong rambutnya untuk sekarang, apalagi kala dia lihat kulitnya ikut kian bersinar lebih terang. Ditambah, sensasi wajahnya tersapu ketika dia geleng-gelengkan kepalanya.


Tidak, Taeyong tidak akan potong rambutnya.


"You really should cut your hair, Taeyong," kali ini komentar datang dari Johnny, "You took ages looking at yourself. Cape nungguinnya."


"Tapi, model rambutku bagus kan?"


"A—"


"Johnny, gausah dijawab," potong Doyoung, "Udah, ayo kita makan."


Tuh, kan? Bagus.


 — 

Sebenarnya, dia paling malas kalau harus masuk kelas lebih dulu dari teman-teman yang lainnya. Punya label anak rajin tidak seindah yang dikira, karena kemudian harapan serta ekspektasi orang kian banyak membebani bahunya.

Tapi, sepertinya Johnny tidak pernah berpikir demikian. Anak itu, yang kali ini jadi teman kelasnya, duduk di kursi dengan layar ponsel menyala, kaki bertumpu pada sebelah tungkai lainnya, seraya naikan rank game yang kini telah dia operasikan.

Lagaknya sangar dengar jaket hitam, ujung mata menyorot tajam, tidak kaget kalau seisi kelas selalu pikir dua kali untuk sekedar bersanding kanan-kiri dengan Johnny. Entah, apa menyeramkannya dari manusia yang satu ini; karena Taeyong biasa meminta Johnny melakukan apapun yang dia mau, yang mana Johnny pasti akan berakhir kabulkan dan meski dengan wajah cemberut, Taeyong selalu punya kuasa 'lebih' dari Johnny.

Oh- atau, setara? Mengingat selalu ada gantinya tiap kali dia minta Johnny lakukan sesuatu. Johnny berakhir mengabulkan permintaannya dan dia juga akan melakukan sesuatu yang Johnny minta sebagai gantinya.

Mungkin, karena mereka saling butuh juga, jadi Johnny — meski keberatan — akan berujung bergerak sesuai apa yang Taeyong harapkan dan sebagai gantinya, Taeyong — yang kalau dia pikir-pikir lagi, sering kali juga merasa keberatan — melakukan apa yang Johnny butuhkan darinya.

Fellas, sejatinya hubungan berjalan karena saling membutuhkan.

Sekedar baik saja tidak akan menjamin sebuah hubungan.

Dimana ada kebutuhan, disanalah insan saling bertaut.

Jadi, daripada menjadi orang baik, jadilah orang yang punya keunggulan dan tidak bisa digantikan.

Resep dari Taeyong untuk tetap menjaga orang-orang ini — baca: Johnny dan Doyoung — untuk tetap berada dalam genggamannya.

Di mana lagi mereka bisa bertemu dengan orang seperti dirinya?

"Bentar, bentar"

"Jo."

"TAEYONG"

CUPID'S | JAEYONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang